Bab.4

379 34 0
                                    

Setelah pulang dari acara berburu dadakan, Rony dan Paul akhirnya bisa mendudukkan dirinya dikursi meja makan kayu itu, menunggu kedua gadis yang sedang memasak.

Tentu saja mereka menunggu tidak hanya berdiam diri saja, karna tadi Rony tidak sengaja melihat sebuah gulungan yang ternyata peta negeri ini dan ternyata mereka ini ada di desa terpencil.

Jadilah sekarang Rony disibukkan dengan menyusun strategi agar mereka berempat bisa pergi ke kota, dan disisinya ada Paul yang sedari tadi memikirkan cara agar mereka berempat bisa terhubung jika tersesat atau bahkan harus berpisah, karna ternyata disini tidak ada elektronik bahkan Internet. Mending nangis kata saya mah!

Sedangkan Nabila saat ini sedang merecoki Salma yang memasak daging yang baru saja diburu itu.

Jika kalian tanya apakah masak dengan kompor? Tentu bukan. Mereka memasak daging itu dengan sebuah tungku usang yang masih bisa dipakai.

Daging rusa yang baru diburu tadi masih sangat segar untuk Salma olah sedemikian rupa dan menjadi menu yang enak walaupun dengan bumbu ala kadarnya.

"Wihh kak masakannya wangi banget, aku jadi laparr" ucap Nabila sambil mengelus perutnya yang sudah bunyi.

"Sabar ya nab, bentar lagi matang kok" sahut salma yang langsung diangguki Nabila.

Dan benar saja masakan Salma sangat harum membuat mereka merasa lapar.

Salma menata makanan itu dalam piring dan menaruhnya di meja makan tentu saja dengan Nabila yang sedari tadi mengikutinya.

"Wih sal wangi bener!" Seru Paul menatap binar pada hidangan didepannya.

Rony tanpa banyak omong ia merapihkan barang yang ada dimeja dan ia pindahkan ke tempat lain.

"Jangan lupa doa." Sahut Rony membuat Nabila yang baru saja ingin menyuapkan daging itu kemulutnya dengan reflek berhenti.

"Lupa hehe" ucapnya lalu dengan cepat berdoa dan memakan dengan cepat.

Melihat tingkah nabila membuat Rony menggelengkan kepala, sudah tidak aneh dan Salma yang hanya mampu menghela nafas.

Mereka pun menikmati hidangan itu dengan khidmat tanpa memikirkan apa yang akan terjadi esok hari.

***

Tidur Salma terusik saat mendengar suara langkah, suara itu memang pelan tetapi entah mengapa ia tetap bisa mendengarnya.

Ia bangkit dari tidurnya dan melirik ke arah Nabila yang masih tertidur pulas, Salma beralih mengambil  selimut yang ada di pinggang Nabila dan kembali menyelimutinya dengan benar.

Dengan langkah pelan Salma berjalan menuju sumber suara langkah yang tadi ia dengar. Suara itu mengarah keluar dari rumah ini dan tepat berhenti didepan pintu.

Saat ia membuka pintu yang Salma liat hanya Rony seorang.

"Loh Rony kenapa disini?" Tanya Salma bingung saat suara langkah yang tadi ia dengar mendadak hilang dan yang ada dihadapannya hanyalah sosok Rony.

"Kenapa belum tidur?" Bukannya menjawab Rony malah bertanya balik.

"Ke bangun gara-gara langkah kaki" jelas salma lesu dan beralih duduk dikursi pelataran rumah ini.

"Sorry" ucap Rony yang juga ikut duduk dikursi sebelah Salma.

"Suara Lo?" Tanya Salma dan diangguki Rony.

Mereka pun terdiam dengan pikiran masing-masing yang berkecamuk.

"Ron kita bisa balik ga ya?" Tanya Salma dengan parau  yang diangguki sang empu.

"Pasti bisa sal, Hanya saja kita harus berjuang dulu. Mungkin hadirnya kita disini karna adanya sebuah misi" jelas Rony dengan suara yang menurut Salma sangat lembut.

"Iya sih Ron, gue juga mikir gitu. tapi gue penasaran sama kalung yang kita pakai, kayak sepasang gitu" sahut Salma sambil menatap Rony.

"Iya sal. Sepertinya kita harus mencari tau tentang itu, tapi sebelum itu kita harus tau jati diri kita disini." Ucap Rony yang juga diangguki Salma.

Jadilah Rony dan Salma berbincang pelan tentang persoalan negeri antah berantah ini.

"Ron, Lo tau ini dimana?" Tanya Salma yang seingatnya tadi Rony sempat melihat peta.

"Tau. Ini desa sal, desa yang jarang orang kunjungi dan pemukiman warga ga jauh dari sini." Jawab Rony diangguki mengerti.

"Berarti kita bisa cepat-cepat ke kota ya?"

"Hm tentu. Tapi gue harus ngecek sesuatu dulu" Ucap Rony.

Salma hanya mengangguk dan tak lama ia menguap, artinya Salma mengantuk.

"Tidur sana! Masih ngantuk juga" titah Rony dan diangguki yang empu yang terus menguap.

"Iyaa, Lo juga tidur Rony." Ucap Salma.

Jadilah mereka sama-sama bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam rumah itu untuk melanjutkan tidurnya karna pagi masih terlalu lama untuk menyapa.

 

kartu ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang