Bab.6

396 36 2
                                    

Sesuai titah kakek tua yang menyuruh mereka berempat untuk menghadiri pesta kerajaan, membuat mereka bersiap dari sejak siang tadi hingga hampir malam.

Mereka menuruti semua Yang kakek itu katakan, karna mereka perlu mengetahui jati diri mereka. Alasannya bukan karna mereka penasaran, tapi mereka ingin cepat sekali pulang ke dunia asal.

Sepertinya baik Nabila dan Salma sudah sangat siap dengan gaun yang mereka kenakan.

"kak Salma cantik banget" ucap Nabila dengan penuh binar ketika melihat Salma menggunakan gaun bangsawan berwarna biru.

"Nabila juga cantikk. Lucu banget sih" sahut Salma sambil mencubit pipi Nabila.

"Arghh kakak ih sakitt" rengek Nabila sambil mengusap bekas cubitan Salma.

"Hahaha maaf ya nab-nab" ucap Salma sambil memeluk Nabila.

Nabila hanya mencebikkan bibirnya kesal, gaun pink yang Nabila gunakan memang cantik dan pas dengan muka menggemaskannya.

"Paul sama Rony belum keluar juga nab?" Tanya Salma yang sedari tadi mencari keberadaan dua orang itu.

"Belum kak" jawab Nabila.

Tak lama setelah itu Paul dan Rony pun menampakkan dirinya dengan baju layaknya seorang pangeran, berjalan dengan gagah.

Nabila sangat terpesona akan itu, begitu pun dengan Salma. Hanya saja Salma lebih cepat sadar akan itu jadi dia bisa mengontrol mimik wajahnya.

"Nab udah liatnya" ucap Salma sambil menyenggol pelan.

"Hehe abisnya kak Rony ganteng" jawab Nabila sambil tersenyum malu.

Rony yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, lalu beralih menatap Salma.

Salma yang ditatap hanya bisa menaikan sebelah alisnya, tanda kebingungan. Melihat itu Rony hanya mampu menggelengkan kepala pelan.

Nabila yang melihat itu hanya tertawa kecil dan juga kesal, kak Salma tuh orangnya kurang peka, Padahal doi minta di puji.

"Kalau Gue ganteng ga nab?" Tanya Paul sambil menaik-turunkan alisnya.

"Lumayanlah" jawab Nabila dengan wajah seolah menilai, padahal dalam hati ia cukup terpesona dengan lelaki itu.

"Nab masa lumayan sih, harusnya Lo jawab gini ' Ih Paul Lo ganteng bangett' gitu nab!" Titah paul sambil memperagakan ekspresi kaget yang sangat dramatis.

Seperti baru diterbangkan kemudian dijatuhkan, itulah gambaran Nabila saat ini. Ia baru saja terpesona dengan penampilan Paul dan dijatuhkan dengan tingkahnya, nyesel boleh ga sih??

"Dih, powl bisa ga sih ga alay sehari aja" ucap Nabila yang sudah lelah dengan kealayan ini.

"Ga bisa, ga alay bukan powl" jawab Paul songong.

Jujur sepertinya yang melihat wajah Paul pasti ingin sekali memukulnya, wajah paul benar-benar mengesalkan saat ini.

"Ron tapi kalau dilihat-lihat Lo cocok pakai baju ini" ucap Salma sambil meneliti baju yang Rony kenakan.

"Iya kan, keren tau kak" sahut Nabila sambil menatap Salma, lalu kembali menatap Rony.

"Sal, Lo cantik." Ucap Rony pelan membuat sang empu terdiam.

Jika perempuan dipuji akan salting maka Salma berbeda, bahkan Nabila yang melihat itu sedikit gregetan pada Salma.

"Namanya juga cewek ron" sahut Salma sambil memukul bahu rony.

Rony hanya bisa pasrah, mau sebanyak apapun ga bisa dia kalau gombalin Salma. Salma anti bucin-bucin club', tapi tidak tau nanti.

"Buhahaha Salma anjirr ga bisa apa baper dikit pas di gombalin" ucap Paul yang tertawa cukup keras.

"Minimal salting kak" sahut Nabila yang juga gemes liatnya.

"Udah ah, kalian ini! Mending lanjutin rencana kita" ucap Salma menghiraukan ledekan itu.

"Ayo Ron tinggalin mereka deh, ngeselin soalnya" ajak Salma sambil menggenggam tangan Rony dan menuntunnya keluar dari toko ini.

Nabila dan Paul yang melihat itu kemudian saling bertatapan, seperti mengerti isi pikiran masing-masing mereka melanjutkan tawanya.

"Hahaha Paul ayo susul kak Salma" ucap Nabila.

"Ayo haha masih ngakak gue nab" sahut Paul.

Mereka berdua pun menyusul dengan melangkah dibelakang.

***

"Kakek kita sudah berganti pakaian, bagaimana bagus tidak kakek?" Tanya Nabila yang sangat antusias sambil berputar-putar untuk menunjukan keindahan gaunnya.

"Nab jangan gitu, nanti pusing." Ucap Salma membuat Nabila berhenti untuk berputar dan menatap Salma sambil tersenyum.

"Iya kakak maaf" ucap Nabila.

"Bagus sekali sangat pas untuk cucuku" jawab kakek tua itu membalas pertanyaan nabila sambil menatap dan tersenyum lembut ke arah mereka.

"Kakek baju yang ada diruangan itu, semuanya milik kakek?" Tanya Nabila dengan sangat antusias.

"Tentu, itu semua milik kakek"  jawab kakek tua itu.

"Wah Nabila suka semuanya, kapan-kapan boleh pinjam lagi ga?" Tanya Nabila dengan wajah penuh binar.

"Nab!!" Alarm Peringatan dari Salma sudah berbunyi, namun di hiraukan oleh sang empu.

"Sangat boleh cucuku" sahut sang kakek sambil mengusap kepala nabila dengan penuh sayang.

"Kakek tapi ini tempat apa? Kenapa bisa sangat indah?" Tanya Salma sambil menatap ke sekeliling.

"Ini adalah wilayah kakek, dimana tidak ada seorang pun yang berani ke sini."

"Kenapa gitu kek?" Tanya Paul yang juga menyimak.

"Karna kakek membuat rumor kalau di wilayah ini tempat tinggalnya para iblis, rumor itu semata-mata untuk melindungi wilayah yang indah ini dari keserakahan manusia"

"Oh gitu, pantesan sepii" ucap Paul.

"Kapan kita bisa memulai rencana?" Sahut Rony yang sedari menyimak percakapan itu.

"Tentu malam ini juga" balas kakek tua itu sambil tersenyum misterius

kartu ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang