Bab.2

377 33 0
                                    

Langit yang tadi masih bersinar terang kini sudah mulai menggelap dan suasana yang hangat kini terasa lebih dingin.

Matahari sudah berganti bulan dan kehangatan pagi digantikan dengan dinginnya malam.

Namun mereka berempat masih dengan posisi tertidur atau lebih tepatnya pingsan setelah kejadian pagi tadi.

"Ennggh.." erangan terdengar dari bibir mungil Nabila yang merasa tidak nyaman karna kakinya mulai merasakan hembusan angin.

Ia terbangun dengan memegang kepalanya lalu menatap sekitar, masih ditempat yang sama seperti pagi tadi.

Nabila berinisiatif membangunkan Rony yang berada didekatnya.

"Kak Rony bangun kak!" Ucap Nabila sambil menggoyangkan badan Rony membuat sang empu pun terusik dari tidurnya dan memposisikan dirinya menjadi duduk.

"Nab kamu gapapa nab?" Tanya Rony yang seakan tersadar dengan kejadian tadi pagi.

"Gapapa kak, aman. Kakak tolong bangunin kak Salma ya! Biar kak Paul Nabila yang bangunin" ucap Nabila dan diangguki Rony tanpa bantahan sedikitpun.

Kenapa Nabila menyuruh Rony untuk membangunkan Salma? Karna posisi mereka Paul ada disebelah kiri Nabila dan Rony disebelah kanannya serta Salma disebelah kanan Rony.

"Sal bangun, heyy sal" ucap Rony sambil menepuk pipi Salma pelan.

Rony menatap Salma yang memejamkan mata itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Rony malah terdiam melihat wajah tertidur Salma yang menurutnya cantik.

Sedangkan disebelahnya Nabila sedang berusaha membangunkan Paul.

"Paull bangunn!" Ucap Nabila sambil menggoyangkan tubuh Paul dengan kencang.

"Bangun oyyy! Ada gempa!" Seru Nabila tepat ditelinga Paul.

Paul yang merasakan badannya bergerak seperti ada gempa pun terbangun dan bahkan langsung berdiri dari tidurnya.

"Gempa dimana ini?? Tolong gempaa!" Teriak Paul yang masih belum menyadari sesuatu.

Setelah menyadari sesuatu Paul pun menatap kesal ke arah Nabila sedangkan sang empu menahan tawa.

"Nabila anjirr! Titisan Salma Lo ya. Ga bisa apa ga ngerecokin gue!" Ucap Paul dengan kesal.

Bayangin dia yang lagi pingsan atau tidur itu harus langsung berdiri karna dikira ada gempa. Woyy berdiri dari tidur tanpa duduk dulu itu pusing banget cokkk.

"Ya sorry paull" ucap Nabila yang tetap dengan senyuman manisnya.

Mendengar ucapan Nabila Paul hanya bisa menatap sebal tanpa bisa membalasnya, mungkin lain waktu.

Kini Nabila beralih menatap Rony yang terdiam menatap Salma yang masih tertidur itu.

"Kak Rony ko malah bengong sih! Terpesona yaa" ucapan Nabila membuat Rony tersadar dari lamunannya dan membantah apa yang Nabila ucapkan.

"Gak, diem deh nab" balas Rony singkat.

"Cie Rony cie. terpesona sama Salma ceritanya" ledek Paul yang sedari tadi memperhatikan percakapan mereka berdua.

"Nab, bangunin Salma gih!" Titah Rony yang diangguki Nabila, ia pun melangkah menuju salma.

Nabila hanya bisa tertawa kecil dengan tingkah rony yang cool macam Tukul.

"Kak bangun kak" ucap Nabila sambil menepuk wajah Salma pelan.

Salma merasa terusik dan membuka matanya secara perlahan.

"Kita ada dimana?" Tanya Salma yang memposisikan dirinya menjadi duduk.

"Di hatimu." Sahut Paul dengan candaan dan membuat sang empu menatap jijik.

Bahkan Nabila sudah ingin muntah mendengarnya, sedangkan Rony entah mengapa dia malah menatap tajam Paul.

"Bercanda elahh" ucap Paul karna merasakan tatapan tajam.

Sedangkan Salma hanya memutar bola matanya jengah, tapi dirinya lebih fokus ke arah leher Rony.

Rony yang merasa ditatap pun menatap balik sang empu dan menaikan sebelah alisnya tanda bertanya.

"Sejak kapan Lo pakai kalung Ron?" Tanya Salma sambil menyentuh tangan Rony yang terdapat kalung bulan berwarna biru.

Membuat sang empu menjadi tegang bahkan mungkin menahan nafas karna posisi ini terlalu dekat.

"Ekhem. Kak mohon harap jaga jarak aman" ucap Nabila membuat Salma tersadar dan melepaskan tanganya dari tangan Rony.

"Iya sih sejak kapan Rony mau pakai kalung anjirr! Lo juga ada sal" sahut Paul yang juga salah fokus dengan kalung bintang yang sedikit bersinar itu.

"Lah iya gue juga pake kalung" ucap salma sambil meraba kalung yang ada di lehernya.

"Lah iya gue juga pake kalung" ucap salma sambil meraba kalung yang ada di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Untuk gambar aku ambil dari pinterest ya)

"Ih lucu kak Salma. Mau coba pakai boleh?" Tanya Nabila yang diangguki Salma.

"Mau Mulu lo Bocil" sahut Paul.

"Biarin huh" jawabnya.

"Ga bisa nab! Kalungnya ga bisa dilepas" ucap Salma sambil berusaha melepasnya.

"Sini aku bantu kak" tawar Nabila yang juga membantu salma melepaskan kalungnya.

Namun ketika dirinya sendiri atau bahkan Nabila membantu melepaskan kalung itu, leher Salma terasa sakit seperti tercekik.

"Aakh nab sakitt. Sumpah ini sa-sakit bangett" rintih Salma membuat yang lain khawatir.

"Nab udah nab" titah Rony namun dihiraukan.

"Woy Nabila kasian Salma!" Sahut paul yang ikut merasakan kasihan melihat Salma kesakitan.

Nabila menghiraukan omongan para lelaki itu ia tetap ingin mencoba kalung lucu yang Salma pakai.

"NABILA BERHENTI!" Bentak Rony yang bahkan sudah emosi, apalagi ketika melihat Salma terus merintih kesakitan.









Kalau kalian suka ceritanya boleh bantu vote bintang kecilnya ya. Thank you..

kartu ASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang