ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Adzan subuh berkumandang, Sulaiman membangunkan Aiza dan Ibrahim. Mereka sholat berjamaah. Selesai sholat, Aiza menundukkan wajahnya, malu mengingat saat dia terbangun di pelukan Sulaiman."Kenapa? Pusing ya?" Tanya Sulaiman berbalik sambil memegang kening Aiza.
Aiza semakin menunduk, sejak kemarin, mereka melalukan banyak kontak fisik yang Aiza tidak sadari.
"Kenapa sayang?" Tanya Suliman lagi.
Wajah Aiza semakin memerah, Sulaiman juga tidak segan memanggilnya sayang sejak kemarin. Aiza semakin malu.
"Ibu mau ke doktel?" Tanya Ibrahim membuat Aiza mengangkat wajahnya.
"Engga, aku ehh Ibu gapapa kok." Jawab Aiza akhirnya.Sulaiman membantu Aiza membuka mukenanya lalu membereskan alat sholat mereka dan kembali naik ke kasur. Hari masih terlalu pagi, ini juga hari libur, selain itu Aiza juga masih sedikit pusing.
"Nanti mau sarapan apa? Biar Mas beli." Tanya Sulaiman,
"Terserah Mas aja."
"Kalo Ibrahim mau apa?"
"Ciki."Aiza menoleh ke arah Sulaiman, "kok sarapan ciki?"
"Sereal, Ibrahim suka sereal, tapi dia susah bilangnya, jadi ciki."Aiza ber oh ria.
Mereka sama-sama diam, Aiza kembali masuk ke dalam selimut diikuti Ibrahim,
"Ibu, Iblahim boleh peluk ga?" Tanya Ibrahim,
"Boleh, sini."Ibrahim tersenyum lalu memeluk Aiza, sedangkan Sulaiman tetap dengan posisi duduk. Tidak ada yang bisa dia kerjakan, biasanya hari libur dia akan berjalan-jalan dengan Ibrahim, atau sekedar bermain game seharian.
"Ibu nanti ikut ke sekolah Iblahim ya, Iblahim mau pamel punya dua Ibu." Ucap Ibrahim membuat Aiza tersenyum,
"Ga boleh pamer, dosa tau."
"Tapi teman Iblahim suka pamel, telus ejek Iblahim bilang kalo Bunda ga sayang Iblahim."Belum Aiza menjawab, ponsel Sulaiman berdering membuat mereka terdiam sejenak, Sulaiman melihat nama di layar lalu mengangkatnya dan menekan tombol pengeras suara.
"Assalamualaikum, Sulaiman kamu benar-benar ya, masa nikah lagi ga bilang-bilang sih? Parah banget kamu."
Ibrahim langsung berbalik dan mendekat ke arah Sulaiman, "BUNDA!!"
"IBRAHIIIMMM!!"
Ibrahim tertawa, begitupun seseorang di seberang sana. Ibrahim mengambil ponsel Sulaiman dan mengarahkannya kepada Aiza.
"Bunda, ini Ibu balu Iblahim." Ucap Ibrahim sambil merapatkan tubuhnya dengan Aiza agar terlihat di kamera.
Aiza sontak melotot dan mencoba menjauh.
"Ibu ngomong dong." Suruh Ibrahim,
Sulaiman langsung mengambil ponselnya, "Ibu masih sakit, ayo kita ngobrol di luar aja." Ajaknya lalu menggendong Ibrahim,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nothing
SpiritualAiza tidak menyesali keputusannya untuk menerima lamaran dari Sulaiman, sekalipun Sulaiman adalah duda anak satu. Aiza ikhlas, selain karena permintaan Uminya, Ibrahim- putra Sulaiman juga sudah membuatnya jatuh hati. Dia hanya berharap jika suatu...