ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Minggu pagi, setelah berjalan-jalan di CFD, Sulaiman, Aiza dan Ibrahim pulang menggunakan kendaraan umum, Sulaiman sengaja mengajak Aiza dan Ibrahim agar lebih banyak bergerak."Kita ke mini market dulu boleh ga Mas? Ai mau beli sesuatu." Ucap Aiza saat turun dari bus,
"Boleh,""Iblahim mau jajan."
"Iya boleh."Aiza dan Ibrahim tersenyum, berjalan bergandengan ke arah mini market. Saat masuk, Sulaiman berhenti sejenak lalu berdehem dan membiarkan Aiza dan Ibrahim juga masuk.
"Assalamualaikum, Gus." Sapa Sulaiman kepada orang di depannya.
"Waalaikumsalam, habis jalan-jalan ya?" Tanyanya,
"Iya, oh iya ini istri saya. Aiza." Sulaiman menarik Aiza pelan, "ini Gus Hakim sama istrinya, guru ngaji Ibrahim di masjid." Lanjut Sulaiman kepada Aiza,Aiza tersenyum dan mengangguk takzim, mereka langsung berjalan ke arah belakang, Sulaiman hanya diam melihat Aiza dan Ibrahim memilih jajanan..
"Udah?" Tanya Sulaiman melihat keranjang kecil yang Aiza bawa, Aiza mengangguk lalu Sulaiman mengambil alih keranjang Aiza.
Setelah membayar, mereka kembali berjalan pulang. Sulaiman menggenggam Aiza di sisi kiri dan Ibrahim di sisi kanan.
"Yang barusan tetangga kita ya Mas?" Tanya Aiza, Sulaiman menoleh lalu mengangguk,
"Yang rumahnya di ujung, paling besar."
"Ai belum kenal sama tetangga sekitar."
"Nanti kenalan, biasanya ibu-ibunya suka beli sayur jam sepuluh, kumpul di depan."Aiza mengangguk, setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di rumah, ternyata ada ibu yang sudah menunggu di teras. Mereka masuk dan mengucapkan salam.
"Kok ga masuk aja, Bu? Kan Ibu punya kuncinya." Tanya Sulaiman,
"Gapapa tunggu di sini. Ibu mau ajak Ibrahim ketemu tante kamu. Boleh ga?"
"Tanya anaknya aja.""Mau ga?" Tanya ibu kepada Ibrahim,
"Kemana Nenek?"
"Ketemu Nenek centil,"Ibrahim melihat ke arah Sulaiman,
"Kalo mau gapapa, hari ini kan ga akan kemana-mana, cuma main game di rumah." Ucap Sulaiman,
"Tapi Ayah sama Ibu jangan pelgi kemana-mana ya. Ga boleh pelgi kalo ga ada Iblahim."
"Iya, ayo siap-siap."Mereka masuk, Aiza membantu Ibrahim untuk mengganti baju dan membawa perlengkapannya ke dalam tas kecil, hanya untuk berjaga-jaga.
"Jangan nginap ya Bu, besok Ibrahim day care." Pesan Sulaiman,
"Iya."Ibrahim melambaikan tangannya sebelum masuk mobil, mengucapkan salam lalu menutup pintu. Setelah mobil Ibu pergi, Sulaiman kembali masuk bersama Aiza.
"Ibu kenapa ga tinggal di sini aja, Mas? Atau kenapa Mas ga tinggal sama Ibu aja?" Tanya Aiza setelah duduk di sofa,
"Ibu yang ga mau, awalnya sih Mas emang mau tinggal sama Ibu aja, tapi setelah menikah sama Isyana, Mas disuruh pindah, waktu itu kita tinggal di apartemen kecil, tapi setelah pisah, Mas tinggal sama Ibu lagi. Belum satu tahun Mas pindah ke sini. Di suruh Ibu juga, selain dekat sama Ibu, dekat sama kantor juga."
"Mas nurut banget sama Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nothing
SpiritualAiza tidak menyesali keputusannya untuk menerima lamaran dari Sulaiman, sekalipun Sulaiman adalah duda anak satu. Aiza ikhlas, selain karena permintaan Uminya, Ibrahim- putra Sulaiman juga sudah membuatnya jatuh hati. Dia hanya berharap jika suatu...