25. Sweet Nothing

5.5K 430 77
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤBesok paginya, pagi-pagi sekali, Isyana datang berkunjung, tapi kali ini hanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Besok paginya, pagi-pagi sekali, Isyana datang berkunjung, tapi kali ini hanya sendiri. Sulaiman yang membuka pintu langsung menyuruhnya untuk masuk. Setelah duduk, Sulaiman memanggil Aiza, menyuruhnya menemani Isyana selagi Sulaiman membuat minum.

"Ibrahim mana?" Tanya Sulaiman setelah duduk dan menyajikan minumannya.
"Ibrahim masih di Bogor, aku sengaja ke sini pagi-pagi banget, mau ambil baju Ibrahim."
"Maksudnya?"
"Ibrahim sama aku dulu ya. Paling satu mingguan."

Aiza yang mendengar itu langsung memegang tangan Sulaiman dan sedikit meremasnya. Sulaiman mengerti, dia mengembuskan napas pelan.

"Kenapa ga bawa ke sini dulu Ibrahimnya?" Tanya Sulaiman.
"Kasihan kalo harus bolak-balik."
"Besok Aiza wisuda. Mending sekarang Ibrahim pulang dulu, lusa baru kamu ajak lagi."

Isyana diam sebentar. "Aku cape bolak-balik ke Bogor. Udahlah biarin Ibrahim sama aku dulu, lagian apa hubungannya wisuda istri kamu sama Ibrahim."

"Ibrahim anak kita. Tentu dia harus datang di wisuda ibunya."

"Ibrahim anak aku. Cepat ambil perlengkapannya, atau aku ambil sendiri."

"Isyana!"

Sulaiman menghela napas, menyuruh Aiza untuk mengambilkan perlengkapan Ibrahim. Aiza tetap dia beberapa saat.

"Ambilin Ai." Ucap Sulaiman lagi.
"Mas.."

Sulaiman mengangguk pelan meyakinkan. Aiza akhirnya berdiri dan berjalan ke kamar Ibrahim, menyiapkan beberapa baju dan perlengkapan lainnya.

"Jujur, apa alasan kamu bawa Ibrahim ke rumah keluarga besar kamu?" Tanya Sulaiman.
"Bukan urusan kamu."
"Ibrahim anak aku, Sya."
"Ibrahim juga anak aku. Dia lahir dari rahim aku!"

Aiza sudah selesai, dia memilih untuk tetap diam menunggu percakapan Sulaiman dan Isyana.

"Pokoknya besok Ibrahim harus pulang. Aku yang jemput ke Bogor."
"Terserah. Aku ga bakal izinkan Ibrahim buat pergi selama satu minggu."
"Isyana!"
"Kenapa? Ibrahim anak aku, aku berhak. Lagian aku udah lama ga ketemu Ibrahim, harus ya kamu larang larang?"
"Aku ga larang, aku cuma minta besok Ibrahim pulang dulu. Kamu bisa bawa dia lagi lusa."
"Ga mau."

Sulaiman memijat pelipisnya.

"Kalo urusan aku di Indonesia selesai. Aku bakal bawa Ibrahim ke Amerika." Ucap Isyana lalu berdiri dan berniat menunggu di luar.
"Kita sepakat buat tanya anaknya."
"Hak asuh ada di aku, ingat? Aku yang berhak."
"Perjanjian tetap perjanjian. Itu tertulis dan sah di mata hukum."
"Aku cuma punya Ibrahim, Man. Sedangkan kamu punya Aiza. Kalian bisa punya anak. Sedangkan aku engga!"
"Isyana!"

Sulaiman ikut berdiri. Isyana memang benar, dia sudah tidak bisa untuk hamil. Rahimnya rusak dan harus diangkat setelah melahirkan Ibrahim.

"Kenapa? Apa istri kamu juga ga bisa hamil? Karena itu kalian mau Ibrahim?"
"Isyana! Keluar kamu!"

Sweet NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang