Sambil baca, sambil koreksi ya. Kali aja ada yang salah. 😁
Alice berlari menghindari keramaian, hingga dirinya baru sadar ia berada di hutan. Seharusnya seorang bangsawan harus bersama dengan pelayannya. Ini kesalahannya sendiri. Memberikan Lili untuk beristirahat seharian. Dan akhirnya ia terjebak bersama buaya rawa di perpustakaan.
Edward menciumnya. Why? Ini tidak mungkin. Seharusnya ketika ia masuk ke dalam novel ini. Edward sudah pertama kali bertemu dengan Layla dan pasti jatuh cinta pada gadis itu.
Buktinya, ketika Edward menggenggam tangannya waktu itu dan ketika di hutan lalu itu. Tatapan Edward tidak bisa dibohongi. Pria itu, sudah mencintai Layla.
Alice berjalan mondar mandir di tepi danau, sembari menggigit ujung jari jempolnya. Seharusnya hari ini episode Edward bertemu dengan Layla. Diceritakan bahwa Edward berenang di sungai dengan bertelanjang dan Layla melihatnya. Lupakan isi novel, cerita ini sudah belok dari awal. Bahkan Edward yang diceritakan Black flag. Sekaran makin menjadi-jadi. Alice tidak mengetahui apa yang salah dari awal.
Suara ranting jatuh, Alice mendongak dan terlihat seorang gadis berambut emas, bola mata hijau zamrud, bibir mungil, postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, rupa bagai peri hutan sedang bersantai di dahan pohon besar itu sembari membaca buku, ia adalah Layla Eder.
Alice mengamati Layla yang dengan gesit turun dari pohon besar itu. Bahkan dirinya meskipun di dunia novel atau nyata pun Alice tidak bisa memanjat.
"Maafkan saya Nona Alice," ujar Layla menundukkan kepala. Gadis itu memang tidak suka berurusan dengan para kami bangsawan.
"Mendongak lah Layla. Seharusnya aku yang meminta maaf," Layla terkejut akan kemurahan hati Alice. Ini pertama kalinya Nona Alice yang ia kenal dari kecil dulu, hari ini mengatakan maaf pada rakyat jelata seperti dirinya.
"Maafkan, aku yang sudah mengganggu waktu bersantai-mu. Jika, kau ingin melanjutkan, silahkan. Aku akan pergi."
Alice pergi meninggalkan Layla yang masih takjub dengan tingkah laku Alice. Entah apapun itu, Layla suka perubahan pada calon Duchess selanjutnya itu.
--*--
Mega merah tampak terlihat indah di hutan Luksemburg, Alice masih mengitari hutan dan ditemani Layla dengan sekantung buah berry di tangannya. Gadis itu memutuskan berjalan beriringan dengan Alice.
"Hutan ini sangat indah."
"Iya, Nona."
"Itu buah berry, akan kau jadikan selai?"
"Bagaimana Nona tahu?!"
Alice berdehem canggung, "Bukannya biasanya orang memetik buah berry untuk dijadikan selai? Hehehe ..." Sembari menggaruk keningnya tak gatal.
Layla tersenyum melihat ekspresi Alice. Tidak seperti biasanya yang selalu merendahkannya. Alice terlihat seorang gadis yang bersahabat dan sedikik kikuk. Namun, tidak mengurangi wibawanya.
"Layla. Kenapa kau begitu kaku kepadaku? Apa aku menyakitimu?!"
"Tidak, Nona. Hanya saja," Layla memerhatikan ekspresi Alice yang masih menikmati pemandangan hutan.
"Saya tidak pantas bersanding dengan Nona," Layla menunduk sembari melihat Langkah kakinya yang tertutupi oleh sekantung buah beri dalam gendongannya.
"Mengapa?" Layla menjilat bibirnya yang kering, gadis itu terlihat gugup namun penuh akan keberanian.
"Apa karena aku menyebutmu anak anjing?" Layla tersentak, dan mengangguk.
"Maafkan aku," Layla mendongak menghadap Alice. Ini kedua kalinya Nona yang terkenal angkuh itu meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
not a passionate romance
Historical FictionREVISI BESAR-BESARAN 🙏😁 17+ Kisah romance kerajaan di Eropa letaknya di Luksemburg abad ke-18 Claudine yang terperangkap dalam tubuh Alice pemeran figuran dari novel bergenre romance dewasa. Alice yang merupakan tunangan Duke Edward, ternyata pr...