14

400 36 4
                                    

Mohon maaf hilang tanpa jejak. kemarin habis dirawat karena DBD. semoga cerita ini bisa tamat meskipun masih sepi 😁

Happy reading

"Nona Alice, saya mencari Anda. Ternyata ada di sini." Lili baru muncul, pelayan itu memang suka sekali hilang-hilangan.

"Tidak apa, aku baik-baik saja Lili."

Setelah Alice menemukan kalungnya, ia langsung izin pamit pada pasangan Putra dan Putri Mahkota untuk kembali ke acara kembali. Sedangkan, Lili pergi mencari majikannya. Ia hanya khawatir Alice melakukan hal yang di luar nalar seperti biasanya karena majikannya memang terlalu istimewa, bahkan BMKG tidak bisa memprediksi kapan dan di mana atasannya ini berulah.

Beberapa pengawal menghampiri Alice dengan gagahnya, mereka memberi hormat sebelum memberitahukan maksud mereka mendatangi Alice, "Duchess, mohon maaf. Pangeran Artur ingin bertemu dengan Anda. Beliau mengatakan ingin membicarakan tentang Duke Edward yang berada di Medan perang."

Mendengar nama Edward, Alice tidak bisa menolak permintaan bawahan Pangeran secara langsung menemuinya. Dengan ditemani Lili, Alice pergi menuju ruangan yang ditunjukan oleh bawahan Pangeran. Lili dilarang masuk ke dalam. Lili bisa tenang, karena ruangan itu adalah rumah kaca. Jadi, bisa melihat pergerakan keduanya. Namun, pertemuan ini terasa aneh buat Alice. Seperti ada yang janggal.

"Saya menghadap Pangeran Artur, ada apa Anda memanggil saya."

"Sepertinya Anda mendengar dan melihat hal yang tak sepantasnya, Duchess."

"Maksud Pangeran?"Alice was-was akan tatapan penuh mengancam Pangeran Artur.

"Saya menemukan kalung Anda di semak dekat paviliun."

"Oh, itu. Saya memang habis dari sana kok." Jawab Alice gelagapan sembari matanya menghadap kesembarang arah. Terlihat sekali gurat kebohongan pada mata birunya itu.

"Saya harap Anda tutup mulut." Peringat Pangeran.

"Bukankah Anda sudah memiliki Istri yang cantik. Dan beliau sedang mengandung anak Anda," sudah kepalang tanggung Alice ketahuan. Jadi, ia akan membela keadilan. Jika, sesudah ini ia di eksekusi. Mungkin ia akan kembali ke dunianya lagi.

"Kami tidak saling mencintai."

"Jadi, yang saya lihat itu benar?"

"Menurut Anda?" Alice hanya mengangguk paham dengan situasi yang terjadi di lingkungan Kerajaan. Sebuah cinta segitiga yang tragis. Semoga apapun pilihannya endingnya tidak semengerikan yang ia bayangkan.

"Anda kejam!" Cibir Alice penuh penekanan. Bahkan bola mata birunya itu menunjukkan rasa tidak hormat kepada lawan bicaranya. Lili yang melihat ekspresi majikannya lewat rumah kaca itu tanpa sadar menggigit kuku jarinya, jantungnya sudah ketar-ketir melihat keberanian Alice yang berani memelototi Putra Mahkota.

"Karena Duke Edward sangat berdedikasi kepada kerajaan ini. Saya menghargai Anda sebagai istri beliau. Jadi, Duchess saya lepaskan!" setiap kata yang diucapkan Pangeran Artun penuh penekanan, sesudah mengatakan itu ia meninggalkan Alice yang masih ingin menyuarakan ketidak sukaan dirinya atas perlakuan Pangeran Artur kepada istrinya.

"Anda semestinya tidak menikahi Putri Catherine, bahkan sampai membuat dia mengandung anak Anda. Seharusnya Anda memperjuangkan Felicia. Bukankah ini malah menyakiti Putri!"

Pangeran Artur menghentikan langkahnya, "Kau tahu namanya!" Artur tertawa kencang mendengar keberanian Alice yang sedang menceramahi nya, "Tidak semudah itu Duchess,"

"Mudah Pangeran. Asal Anda tahu. Saling mencintai sebelum menikah tidak harus. Tetapi, kalau sudah menjadi pasangan suami istri mencintai adalah bentuk keharusan. Tidak semestinya Anda mencintai wanita lain, karena itu hanya bentuk kesenangan duniawi."

not a passionate romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang