Semoga masih ada yang mau menunggu cerita ini
Happy reading
"Duchess, sangat hebat. Beliau bahkan bisa mengetahui kalau Luksemburg memiliki biji besi di pinggiran Kota," pungkas salah satu pekerja batu bara dan terdengar oleh Kyne yang pada saat itu diberikan tugas dari pemerintah Luksemburg terkait bisnis senjata perang dan produksi tank.
"Bagaimana Duchess mengetahuinya?" Tanya Kyne yang ikut nimbrung para pekerja. Mereka saling memandang satu sama lain.
"Katanya, hanya sebuah firasat," celetuk pekerja lainnya.
"Kau tahu dari mana?"
"Aku dengar dari salah satu pekerja di mansion. Kebetulan kami bersaudara."
Kyne yang pada saat itu hanya mengangguk dan mengiyakan. Mungkin itu hanya kebetulan, karena Alice memang penuh kejutan akhir-akhir ini. Namun hari ini, ia benar-benar yakin. Wanita di sampingnya ini bukan Alice teman masa kecilnya. Entah mengapa bisa wajah mereka sama persis, dan kalau memang benar Kyne sudah benar-benar gila. Alice yang ada di sampingnya hanya jasadnya saja, melainkan kerasukan jiwa lain.
"Kau bercanda! Aku Alice lah. Seorang Duchess, istri Duke Edward Nathanael of Luksemburg," terang Alice sembari menjabarkan seakan dirinya bangga akan kedudukannya. Masih ada keraguan dari Kyne. Bagaimana sikap manusia berubah drastis, bahkan tingkah lakunya juga demikian. Jika ada penjelasan ilmiah, rasanya itu butuh proses alam dan lingkungan sekitar lebih lama.
Alice yang ditatap Kyne dengan jeli itu, seakan jantungnya berdetak kencang. Ini lebih berbahaya dari pada marahnya Edward sekalipun.
"Kamu yakin?"
"Iya. Apa aku kelihatan pakai rambut palsu atau operasi wajah?!"
Lama Kyne menelisik wajah Alice mengamati keraguan dalam diri Wanita di depannya. Bahkan Alice juga tak mau kalah, ia makin mengangkat dagunya menantang Kyne.
"Kamu benar, sepertinya aku yang gila."
"Itu tahu!" sungut Alice, tidak dipungkiri ada kelegaan yang menguar seakan air sungai tenang kembali sesudah diterpa oleh gelombang pasang surut.
Kyne masih menggeleng-gelengkan kepala. Mana mungkin manusia jasadnya masih ada dan ruhnya tidak. Sepertinya ia membutuhkan istirahat akhir-akhir ini.
"Kyne," panggil Alice serius.
"Iya."
"Jika, aku bukan Alice. Apakah kita masih bisa berteman?"
Kyne terdiam, ia sedikit ngebleng dengan ucapan Alice.
"Kyne!!" teriak Alice membuyarkan lamunan pemuda itu.
"Oh Eh, ya tentu. Siapapun dirimu. Kita tetap teman."
Alice tersenyum mendengarnya. Syukurlah, ada sedikit keberanian dalam dirinya untuk mengungkapkan kebenaran. Namun, ini bukan saatnya.
"Aku akan pulang, terima kasih sudah menemaniku," Alice dan Lili pamit pergi meninggalkan Kyne yang masih memandang kepergian Alice. Matanya masih tertuju sampai wanita itu pergi dari balik gedung.
"Tapi aku mencintaimu, Alice, bukan sebagai teman."
Ungkapnya penuh penyesalan. Seandainya waktu bisa berputar. Ingin rasanya ia merebut Alice dari Edward. Sayangnya ia lebih memilih diam untuk kebahagian wanita yang sudah menjadi milik orang lain seakan susah sekali untuk digapai. Tidak mungkin dirinya merebut kebahagian yang terlihat jelas pada mata biru yang bersinar itu.
--*--
Acara kegiatan di Ibu Kota Prancis di gelar. Pangeran Artur dan Putri Catherine mengadakan pesta besar-besar. Alice mendapatkan undangan untuk mewakili Luksemburg. Dan itu tanpa kehadiran Edward di sampingnya. Karena Prancis jauh, dan itu membutuhkan waktu cukup panjang di perjalanan. Alice memutuskan untuk menginap di istana. Bahkan bukan hanya dirinya saja, semua bangsawan yang diundang juga memilih kesempatan untuk menginap di Istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
not a passionate romance
Historical FictionREVISI BESAR-BESARAN 🙏😁 17+ Kisah romance kerajaan di Eropa letaknya di Luksemburg abad ke-18 Claudine yang terperangkap dalam tubuh Alice pemeran figuran dari novel bergenre romance dewasa. Alice yang merupakan tunangan Duke Edward, ternyata pr...