Bab 1 : Senja di Panti Asuhan

499 184 309
                                    

Aku kembali hihi, setelah menghilang berbulan-bulan lamanya gatau kapan mau update eh tau-tau malah revisi besar-besaran, gimana apa kalian mau tahu apa yang direvisi dan apa yang baru?

Happy reading, Semoga kalian suka ya ☺️

Janji di Bawah Langit Senja~

Matahari sore menerpa halaman panti asuhan, membuat udara terasa hangat dan sedikit berdebu. Rafka, dengan rambut pendeknya yang berantakan, sedang asyik menggambar di tanah pake kapur. Gambarnya sederhana: dua orang anak kecil lagi pegangan tangan, di bawahnya ada matahari yang besar dan tersenyum.

"Kamu ngapain, Raf?"

Suara Aletta memecah konsentrasi Rafka. Aletta, dengan rambut panjangnya yang diikat pita merah, datang sambil membawa bola plastik warna-warni.

"Aku lagi gambar, Ta. Kita," Rafka menunjuk gambarnya, "lagi pegangan tangan di bawah matahari."

"Wah, kamu keren banget. Kapan kita punya matahari kayak gini beneran?" Aletta melemparkan bola itu ke Rafka. Rafka menangkapnya dengan mudah.

"Pas kamu dan aku udah gede nanti. Ntar kita punya rumah sendiri, banyak uang, terus kita jalan-jalan keliling dunia."

"Oke, deal! Tapi, janji kamu ya, Raf, gak akan ninggalin aku." Aletta menatap mata Rafka dengan serius.

"Enggak akan. Aku gak akan ninggalin kamu, Ta. Kita selamanya bareng," mereka saling memandang dengan senyum yang hangat.

"Coba tebak, ini apa?" Aletta mengeluarkan sebungkus biskuit dari balik punggungnya.

"Biskuit! Dari mana kamu dapet?" Rafka langsung bersemangat.

"Tante Lina. Dia lagi baik hati hari ini," Aletta ketawa. Mereka langsung melahap biskuit itu bersama-sama, di bawah sinar matahari sore yang mulai meredup.

"Raf, mau main apa lagi?" Aletta bertanya.

"Petak umpet aja, yuk!" Rafka langsung berdiri.

"Oke, aku hitung!" Aletta berlari ke arah pohon mangga besar di halaman panti.

"Satu, dua, tiga... sepuluh!" Aletta menutup matanya dan mulai menghitung.

Rafka dengan cepat bersembunyi di balik kandang ayam. Dia tertawa pelan, menunggu Aletta untuk menemukannya.

"Raf, aku udah nemu kamu!" Aletta berteriak sambil tertawa.

"Hahaha, cepat banget!" Rafka berlari keluar dari persembunyiannya.

Mereka berlari-lari di halaman panti, kejar-kejaran sambil tertawa.

Sore itu, mereka berdua bermain petak umpet di halaman panti. Rafka, yang lebih lincah, selalu berhasil bersembunyi di tempat-tempat yang tidak terduga. Aletta, yang lebih telaten, selalu berhasil menemukannya. Tertawa dan kejar-kejaran mereka memenuhi halaman panti, membuat suasana sore itu terasa penuh keceriaan.

Namun, senja mulai mendekat. Mereka berdua duduk berdampingan di teras panti, menikmati angin sepoi-sepoi yang sejuk.

"Raf, kamu mau diadopsi gak?" Aletta bertanya pelan.

Rafka menatap Aletta, matanya terlihat sedikit berbinar. "Mau, dong. Aku pengen punya keluarga sendiri. Aku pengen punya mama dan papa yang sayang sama aku."

Aletta terdiam. "Terus, kalau kamu udah diadopsi, kamu tetep mau temenan sama aku kan?"

"Ya, dong. Aku gak akan ninggalin kamu. Aku janji, Janji di Bawah Langit Senja." Rafka menunjuk langit yang mulai berwarna jingga.
"Janji di bawah langit senja." Aletta mengulang ucapan Rafka, seolah-olah ingin mengukir janji itu di dalam hatinya.

Janji di Bawah Langit Senja  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang