Terpana Pandangan Pertama

34 4 3
                                    

"Kamu tahu siapa gadis itu?" Abyan menyenggol lengan Ryan dengan tetap memandang sang gadis.

"Yang mana, Ustaz?"

"Tuh, yang pakai kerudung merah."

"Oh, maksudnya Amelia?"

"Jadi namanya Amelia. Cantik namanya, sepadan dengan rupanya."

"Jangan bilang kalau Ustaz Abyan sedang jatuh cinta pada pandangan pertama."

Abyan hanya tertawa renyah. Pandangannya masih saja tertuju kepada sang gadis berkerudung merah yang entah mengapa membuat rasa penasarannya membuncah, meski baru pertama dia melihatnya. Tampak seperti ada yang berbeda dari sang gadis.

Di atas panggung yang cukup megah, dengan pancaran sorot lampu yang terang menyala, tentu saja Abyan dengan leluasa memandang wajah sang gadis yang duduk di deretan tengah ratusan pengunjung acara pengajian malam itu.

Sesekali gadis berkerudung merah tersebut tertawa lepas bersama jamaah pengajian lainnya karena mendengar gurauan dari sang kiai yang sedang berceramah.

"Gusti! Saat tertawa gadis itu makin memesona," gumam Abyan.

Sementara di depan panggung yang penuh dengan jamaah, gadis berkerudung merah dengan beberapa teman sebayanya duduk lesehan di atas karpet yang dihamparkan di sekeliling panggung, tampak sesekali bersitatap pandang dengan sang ustaz.

"Eh, Mel. Coba deh perhatiin cowok ganteng di panggung itu, yang duduk di sebelah kiri Pak Kiai," kata salah satu teman Amelia.

"Iya, aku liat. Emang kenapa?"

"Kayaknya dari tadi pandangan tuh cowok mengarah ke kamu terus deh."

"Eh, siapa sih dia, ganteng banget tahu," timpal yang lainnya.

"Gak tahu juga. Yang jelas dia satu rombongan sama Pak Kiai, mungkin santrinya, atau bisa jadi putra Pak Kiai," jawab Amelia.

"Sumpah! Dia dari tadi ngelihatin ke arah kita, kayaknya ngliatin kamu deh, Mel."

"Itu sih perasaan kalian aja, aku sih masa bodo. Udah ah, jangan berisik, fokus dengerin ceramahnya Pak Kiai," imbuh Amelia.

Padahal sebenarnya Amelia pun merasakan hal yang sama. Ia merasa cowok ganteng di atas panggung yang duduk di sebelah Pak Kiai itu menatapnya sejak lama. Saat mata mereka bersitatap, seulas senyum tergambar dari bibir sang cowok seolah sedang menyapa Amelia.

Seketika Amelia merasakan getaran yang berbeda di hatinya. Tak dipungkiri ia mengagumi cowok ganteng itu. Lagipula gadis mana yang tidak terpana dengan suguhan wajah tampan dan body rupawan dengan senyum yang menawan itu.

Lamunan Amelia ambyar saat mendengar riuh tawa jamaah pengajian karena telah masuk pada sesi tanya jawab.

Berbagai pertanyaan dilontarkan oleh jamaah pengajian untuk lebih memperluas dan memperdalam wawasan tentang materi pengajian malam itu, yaitu tentang bab pernikahan. Tak heran jika jamaah malam ini didominasi oleh remaja yang telah memasuki usia pernikahan dan para pasangan yang baru saja menikah, hingga para orang tua yang memiliki putra putri usia remaja.

Pak Kiai mampu memberikan jawaban yang memuaskan bagi setiap penanya, sehingga para jamaah semakin antusias dan memahami materi yang beliau sampaikan.

Dakwah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang