1

405 25 7
                                    

Kehidupan rumah tangga adalah kenyataan hidup setiap manusia dewasa, dipenuhi liku dan cobaan disetiap langkah menuju hari tua. Terkadang saling diam menahan pelik, terkadang melepas hasrat dengan cacian dan makian akibat terlalu banyak emosi yang ditekan. Namun setiap manusia percaya bahwa akan ada hari dimana kebebasan dan ketenangan hati dan jiwa akan menghampiri mereka.

Sasuke adalah pria dewasa yang sudah menikah, ia dan pasangannya dikaruniai seorang putra tampan yang masih kecil. Kehidupan rumah tangganya sama seperti pada umumnya, ia akan bekerja untuk kebutuhan hidupannya dan keluarganya, dan pasangannya akan mengurus kebutuhan mereka semua. Memasak, membersihkan rumah, menyiapkan sarapan, makan siang hingga malam malam, dan kegiatan lain yang biasa dilakukan ibu rumahtangga pada umumnya.

Kehidupan mereka berjalan lancar dan bahagia, putra yang pintar, lucu dan istri yang pintar mengurus rumah tangga, setia menunggunya pulang bekerja, dengan masakan mengepul di meja makan, jangan lupakan ia juga sangat penyayang.

Namun bukan manusia jika tak merasa bosan akan sesuatu meski itu 'kehidupan bahagia' sekalipun. Sasuke merasakannya saat ini, ia merasa bosan pada kehidupan keluarganya yang terlalu lurus dan teratur. Dia selalu merasa bahwa kehidupan keluarganya seperti tidak hidup, bukankah hidup itu naik dan turun like a roller coaster, tapi kenapa dalam kehidupannya tidak ada adrenalin yang terpacu.

Setiap kali pulang bekerja dan minum bersama teman-temannya, Sasuke selalu mendengar bagaimana mereka bercerita tentang kehidupan keluarganya, ada yang mengeluh soal putranya yang luar biasa sulit diatur, atau soal keuangan yang belum stabil dan berakhir cekcok dengan istrinya karena biaya hidup yang semakin tinggi, bahkan sampai ada yang terang-terangan mengeluhkan kebosanannya pada istrinya yang selalu terlihat jelek berbeda saat masih pacaran dulu.

"Hei Sasuke, kau sangat beruntung, kau tidak akan merasakan apa yang kami rasakan," ucap salah satu dari mereka.

"Yah, Sasuke berasal dari keluarga kaya, pasangannya juga sempat punya karir bagus, jadi dia tidak akan punya masalah seperti kita," timpal yang lain.

Sasuke hanya diam mendengar perkataan teman-temannya, ia sedang memikirkan, apakah memang benar kehidupannya sangat beruntung?, tapi kenapa ia merasa bosan dengan semuanya. Semua orang menganggapnya beruntung, keberuntungan macam apa yang membuat mereka merasa bahwa ia tidak akan merasa bosan dan puas dengan kehidupannya saat ini.

"Sasuke.. kau tidak perlu mendengarkan mereka, mereka sedang mabuk," tiba-tiba seorang wanita berambut pink datang dan duduk disamping Sasuke dengan segelas wine ditangannya.

"Kau tau, kehidupan memang kadang membosankan, tapi dunia memiliki kesenangannya masing-masing," timpal wanita itu lagi.

"Ya," jawab Sasuke singkat.

"Kau tidak bosan dengan pasanganmu Sasuke?, aku benar-benar bosan dengan kekasihku saat ini, dia terlalu bodoh sampai tidak tau jika aku mulai merasa bosan dengannya," keluh Sakura sembari menyesap sedikit wine ditangannya.

"Aku tidak tau... Aku tidak merasakan apapun saat ini," Sasuke menjawab dengan lemah sembari memejamkan matanya lelah.

"Kau menikah 4 tahun yang lalu, kau pasti kehilangan masa mudamu, bagaimana jika lusa kau ikut denganku, aku dan beberapa teman berencana pergi liburan di kota C, kami akan menghabiskan libur akhir pekan dengan bersenang-senang disana," ajak Sakura dengan sedikit antusiasme dimatanya.

Sasuke dan Sakura mulai berteman saat mereka sama-sama berada di fakultas yang sama di perguruan tinggi. Mereka tidak hanya berdua, ada dua orang lain yang juga menjadi teman mereka. Namun di perusahaan tempat mereka bekerja kini, hanya Sasuke dan sakura yang berada dalam satu divisi yang sama, dan dua orang lainnya berada pada divisi lain.

Free As The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang