3

191 25 3
                                    

"Kau mengetahuinya dan diam saja?, menerima semua itu begitu saja Naruto?," tanya Neji dengan tidak percaya.

"Aku tau bahkan saat Sasuke masih disana, bersama Sakura," jawab Naruto tenang, namun ada kesedihan dan kekecewaan dimatanya.

Naruto menceritakan kejadian di cafe saat pertamakali ia mengetahui pengkhianatan kejam Sasuke padanya. Shikamaru dan Neji hanya diam tidak percaya bahwa takdir bekerja sangat cepat pada Naruto. Mereka bahkan masih memikirkan apakah mereka harus mengatakannya atau menyembunyikannya. Mereka menjadi semakin merasa bersalah kepada Naruto dan putranya Rey. Bagaimana Naruto yang sangat baik dan penyayang harus mendapatkan takdir kejam seperti ini dari tuhan dengan bentuk pria keparat bernama Sasuke, yang sayangnya juga teman baik mereka. Dunia sungguh kejam mempermainkan mereka.

"Kau tidak ingin melakukan sesuatu Naruto?, kau mungkin bisa mengakhirinya," bujuk Neji, ia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Naruto yang hanya diam dan menerima semuanya.

"Aku percaya bahwa semua ini akan berakhir, tapi aku tidak tau akhir seperti apa," balas Naruto dengan sedikit senyum tulus dibibir merahnya.



Setelah merasa waktu sudah cukup malam dan mungkin saja Sasuke akan segera pulang, Shikamaru dan Neji pamit undur diri. Namun sebelum sempat mobil keduanya pergi meninggalkan parkiran apartemen, mereka melihat mobil Sasuke masuk. Meski terlihat biasa saja, namun mereka juga pria, mereka tau setiap detail kejanggal pada tubuh Sasuke. Saat ini dasi longgar dan jas kemeja kusut menjadi perhatian keduanya. Mereka melihat Sasuke berjalan menuju lift dengan wajah datar seperti biasanya, namun mereka sangat yakin bahwa Sasuke baru saja berbuat hal-hal lain saat bersama Sakura.



...

Sudah 4 bulan berlalu, namun keadaan Sasuke mengkhianati Naruto tidak berubah, kini bahkan Sasuke dan Sakura terang-terangan bermesraan di kantor. Teman-teman yang melihatnya hanya bisa diam, bahkan ada beberapa orang yang mendukung hubungan terlarang keduanya.

Untuk menebus rasa bersalah keduanya, Shikamaru dan Neji menjadi semakin sering datang menemui Naruto dan bermain dengan Rey. Namun hal ini justru semakin membuat Naruto merasa sedih, bagaimana tidak, suaminya menjadi semakin keterlaluan dengan pulang hingga larut malam, dan teman-teman suaminya datang untuk bermain dan mengalihkan ketidakhadiran suami dan ayah dari putranya. Naruto merasa justru kehadiran Shikamaru dan Neji sama halnya dengan kehadiran garam diatas luka.

Malam ini, Naruto bertekad untuk mengakhiri semuanya, ia akan berbicara pada Sasuke dan meminta kejelasan akan kehidupan rumahtangganya. Naruto menunggu Sasuke pulang, meski hari sudah menunjukan pukul 23.00, namun ia masih duduk dan menunggu Sasuke yang tidak kunjung pulang.

Nit nit nit

Terdengar bunyi tombol kunci ditekan, Naruto hanya diam duduk di depan tv sambil menunggu Sasuke masuk ke dalam. Saat Sasuke masuk seperti biasa, ia disambut dengan meja makan yang dipenuhi beberapa hidangan makan malam yang sudah dingin. Selama ini ia sudah tidak pernah makan malam bersama keluarganya lagi. Saat ia melangkah dan berhenti didepan meja makan, ia dikejutkan dengan suara Naruto yang datang dari arah sofa ruang tv.

"Kau sudah pulang Sasuke, okaeri," sambut Naruto lembut seperti biasa.

Sasuke hanya diam memandang Naruto, ia sedikit terkejut, ia tidak menyangka Naruto belum tidur. Ia hanya melihat Naruto yang mengambil tas kerjanya dan jasnya, Sasuke sudah sangat lama tidak merasakan sambutan ini.

"Sasuke, aku tau kau lelah, tapi aku ingin bicara sebentar denganmu, apa kau keberatan?," tanya Naruto saat berdiri dihadapan Sasuke.

"Ini sudah malam, kita bisa membicarakannya besok," tolak Sasuke.

Free As The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang