Lagi-lagi ponsel Sasuke kembali bergetar, pemanggil sepertinya sangat ingin berbicara dengan Sasuke, namun mengingat siapa yang menghubunginya saat ini, membuat Sasuke merasa jengkel dan marah. Orang itu sudah membuat hubungan antara Sasuke dan Naruto menjadi berantakan, meski Naruto tidak marah padanya, namun dapat Sasuke rasakan bahwa sikap dan perasaan Naruto sudah sangat berbeda.
Ada kekosongan disetiap nada bicaranya, ada kekosongan disetiap pandangannya. Kekosongan emosi dan rasa, Naruto sudah mati rasa pada Sasuke sejak Sasuke kembali dari kota C. Namun selama ini Sasuke berusaha mengenyahkan pikiran mengganjal yang sebenarnya adalah sebuah peringatan dari dalam hatinya bahwa apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar dan mungkin saja akan membuatnya kehilangan segalanya.
Sasuke segera memesan tiket untuk menyusul Naruto dan Rey ke Bali, jadwal keberangkatannya 5 jam lagi, namun Sasuke tidak bisa menunggu selama itu, ia ingin segera menyusul keluarganya. Disaat menunggu jadwal keberangkatan, Sasuke menyempatkan diri untuk membeli beberapa keperluan di supermarket terdekat. Ia tidak sempat menyiapkan segalanya, sebab sejak awal Sasuke tidak berniat ikut liburan. Namun karena masalah semalam dan Sasuke melihat bagaimana Naruto hanya diam dan tidak menyalahkannya atau bahkan menuntut kejelasan sembari mencaci dan menghinanya, ia menjadi sadar bahwa Naruto benar-benar pasangan yang sangat tulus dan baik. Disaat pasangan-pasangan lainnya akan langsung bertengkar dan beradu mulut karena masalah pengkhianatan, namun Naruto menahannya dan memberinya waktu untuk memikirkan dan menilai sendiri apa yang sudah dilakukannya. Naruto juga menahan dan menjaga agar masalah ini tidak terdengar oleh putra semata wayang mereka yang masih sangat kecil.
----
'apa maksudmu melakukan hal ini sakura?!,' Sasuke bertanya dengan nada tidak suka, sambil melemparkan ponsel miliknya yang tengah menampilkan isi folder asing yang ia anggap menjengkelkan.
'apa lagi? Tentu saja mengabadikan setiap momen indah kita berdua, bukankah kau menikmatinya?,' jawab sakura dengan nada enteng dan sedikit intonasi nakal di beberapa kata.
'untuk seorang pelacur kau terlalu percaya diri, kau pikir aku tidak akan merasa bosan dengan mu?,' Sasuke kembali bertanya, ia mulai merasa dimanipulasi oleh sakura.
'kita hanya bersenang-senang bukan? Meskipun belum benar-benar bersenang-senang, jadi santai saja, jika kau bosan kau bisa pergi, begitu juga denganku, tapi kau tau Sasuke?, aku tidak pernah merasa bosan denganmu,'
---
Sasuke benar-benar memikirkannya semalaman, ia menyesali apa yang sudah dilakukannya bersama Sakura. Hanya karena kebosanan dan keinginannya untuk merasakan hal baru, ia sampai mengorbankan keluarga kecilnya. Tergoda oleh permainan wanita yang menjadikan dirinya obsesi terbesar, bahkan rela menjadi pelacurnya meski cacian dan hinaan sebagai imbalannya.
Menunggu dengan tenang, Sasuke duduk dikursi tunggu didekat pintu check in. Ia terus memainkan ponselnya berusaha membalas pesan beruntun yang sejak tadi dikirimkan oleh sakura, wanita yang sudah menyeretnya kedalam masalah rumit ini. Ia tidak repot-repot membaca satu persatu pesan yang masuk, ia hanya perlu mengatakan bahwa ia sudah tidak tertarik bermain dengan sakura lagi, sudah cukup permainan gila yang ia mainkan bersama sakura. Ia hampir kehilangan keluarganya akibat kecerobohannya.
Sasuke akan menghadapi segala cacian dan makian yang pasti akan dilontarkan oleh wanita itu. Sasuke lebih baik di cap munafik dari pada harus terus terlibat dengan Sakura yang sialnya baru Sasuke sadari bahwa wanita itu bahkan terobsesi dengannya. Meski ia akan mendapatkan predikat pengkhianat, namun ia akan berusaha memperbaiki apa yang sempat ia hancurkan. Ia akan berusaha memperbaiki dan mendapatkan kepercayaan dan cinta Naruto lagi, meski ia harus terisolir dari dunianya. Semua akan dilakukan dan dikorbankan untuk menebus kesalahannya yang telah ia lakukan selama ini.
Hingga Sasuke tidak menyadari bahwa disekitarnya, orang-orang mulai panik, teriakan operator yang memberitahu bahwa semua jadwal penerbangan tiba-tiba ditunda. Orang-orang yang mendengarnya menjadi semakin ribut, banyak yang meminta kejelasan dan pertanggungjawaban akibat jadwal yang tiba-tiba berubah.
Sasuke baru menyadari saat seseorang disampingnya berteriak menyalahkan petugas yang sedang berusaha menenangkan para calon penumpang. Ia sedikit bingung dengan yang sedang terjadi, hingga akhirnya monitor besar yang menampilkan jadwal penerbangan menunjukan perubahan pada semua jadwal penerbangan hari ini. Disana tertulis bahwa semua penerbangan ditunda, dan sebuah suara dari televisi yang menyiarkan sebuah berita yang membuat semua orang yang ada di bandara terdiam.
'semua penerbangan dari bandara internasional Narita dibatalkan, akibat terjadinya insiden ledakan yang terjadi pada pesawat dengan tujuan Bali yang berakibat .........'
Sasuke tidak bisa mendengar apa yang dikatakan operator lebih lanjut, bahkan saat ini Sasuke merasa dunia yang semula ada tiba-tiba hilang tanpa jejak. Ia diam mematung, wajahnya pucat pasi seperti mayat yang tak mendapatkan aliran darah. Sasuke benar-benar seperti mendapatkan serangan jantung, jantung dan paru-paru nya seperti berhenti, ia sulit bernafas hingga jatuh terduduk dilantai bandara yang saat ini tiba-tiba terasa sangat dingin.
Apa yang ia dengar seakan seperti terompet yang maha kuasa yang menandakan berakhirnya kehidupan di dunia ini. Sasuke mulai berteriak gila, meneriaki nama Naruto dan Rey secara bergantian. Orang-orang yang melihatnya mengerti bahwa sepertinya ada kerabatnya yang menjadi korban jatuhnya pesawat.
"TIDAK NARUTO, REY.. TIDAK.. TIDAK MUNGKIN.. NARUTO, REY.. NARUTO, REY......" ia terus berteriak seperti orang gila. Hingga beberapa petugas berusaha menahannya yang mulai berteriak histeris dan lari, namun tetap saja Sasuke seperti orang gila, semakin ditahan semakin keras teriakan dan perlawanannya.
...
Bukankah Naruto dan Rey sangat menyukai laut, mereka bilang laut itu luas dan tenang. Kau bisa menemukan kedamaian meski kau hanya duduk memandangi ombak di laut. Kesunyian yang hanya terisi dengan suara deburan ombak menjadi suatu melodi yang menenangkan bagi siapa saja yang datang.
Sama seperti Naruto dan Rey, mereka hanya ingin mencari ketenangan dari peliknya masalah di dunia yang bahkan membuat hati dan jiwa ikut merasa lelah menghadapinya.
Terkadang takdir memang sangat kejam, sekalipun pada insan yang sangat baik dan tulus hatinya. Takdir lebih tau jalan apa yang pantas dilalui untuk setiap diri manusia. Takdir memang berjalan kejam bagi Naruto dan putranya, Rey. Namun sesungguhnya takdir lebih kejam berjalan pada Sasuke, yang harus menyakiti mereka terlebih dahulu kemudian melarangnya menebus dosa terhadap keluarganya yang sudah ia saikiti dengan kejam.
Takdir tidak memberi kesempatan pada Sasuke untuk meminta maaf sekalipun. Takdir membawa keluarganya pergi selamanya sebelum ia mampu memohon pengampunan dan memperbaiki semua kerusakan yang telah ia perbuat.
E.N.D