Don't forget
Vote and Coment ⟵(๑¯◡¯๑)🍵🍵🍵
Sebuah cafetaria yang terletak tidak jauh dari arah gedung kelas tea Naruto, cafe tersebut cukup ramai karena hanya dialah satu-satunya cafetaria di sana.
Seorang pria bersurai pirang duduk saling berhadapan dengan seorang wanita cantik berponi nan berkulit putih susu. Keduanya sama-sama baru saja menerima pesanan mereka di siang bolong.
"Terima kasih ya!" seru Naruto kepada pelayan tadi dengan ramah.
Pria itu segera meraih sendok kecilnya dan mencicipi sebuah kue rasa matcha tanpa gula- Entahlah, bagaimana rasanya? Namun, pria itu sangat menikmati rasanya. Berbalik dengan Hinata yang memakan kue miliknya dengan santai.
Ketika Naruto melihat ekspresi wajah Hinata yang muram sambil melahap kuenya tanpa selera. Naruto mencoba memikirkan kesalahannya, apakah dia salah mengajak wanita itu makan siang di tempat seperti ini.
"Maaf, apa kau tidak suka tempatnya? Jika kau mau, kita bisa pindah- "
"Tidak perlu. Aku tidak sedang memikirkan hal itu." Balas Hinata sedikit sungkan dan merasa bersalah karena sudah membuat seseorang di sekitarnya menjadi merasa bersalah dan tidak nyaman.
"Aku sangat menyukai tempat ini. Kau orang pertama yang mengajakku makan siang bersama." Jelas Hinata tersenyum sangat tipis hampir tak terlihat.
Naruto menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum malu akan pengakuan Hinata. Pria itu kembali menyeduh tea nya dengan nikmat dan santai.
"Kau bisa melepaskan syal mu jika merasa panas." Ujar Naruto lembut. Hinata menoleh ke pria pirang itu seraya menggeleng singkat. "Tidak apa-apa! Aku sudah terbiasa." Jawab lembut Hinata.
Tidak ada hal untuk memaksa Hinata melepaskan syalnya, Naruto hanya tersenyum tipis saja. Safir birunya terus mengamati gerakan anggun dari wanita di depannya. Dari cara Hinata menyeduh kopinya, terlihat sekali bahwa dia memang wanita pendiam dan elegan.
Tapi sekali lagi, manik Naruto menangkap mata Hinata yang bengkak namun tidak terdapat luka di sana. -'Jika bengkak karena air mata, kenapa lama sekali hilangnya?' batin pria bernama Naruto tersebut.
Sadar mendapati tatapan tanpa henti dari pria di depannya. Hinata langsung berpaling kecil. Naruto yang tersadar akan perbuatannya, dia pun kembali meminta maaf lagi, walaupun dalam pikirannya masih terus bertanya-tanya soal luka tersebut.
"Em.. ya! Aku bingung harus berbincang soal apa?" ujar si pirang.
"Seharusnya tidak begitu. Kau cukup populer di mata para wanita!" apa yang dikatakan Hinata memanglah benar, tapi bukan itu yang dimaksud oleh Naruto. Pria itu lebih gugup ketika dia berbicara dengan wanita bernama Hyuga, padahal mereka baru saja kenal, bahkan Naruto tidak tahu siapa nama marga wanita cantik di depannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soulmate
FanfictionNamikaze Uzumaki Naruto. Dia merupakan seorang pengusaha Tea di Jepang yang akhirnya berhasil membuka sebuah Tea institute class, memberikan pembelajaran tentang berbagai macam tea. Namun siapa sangka, salah seorang wanita dari 20 orang yang terpili...