Don't forget
(╭☞•́⍛•̀)╭☞ Vote and Coment
🍵🍵🍵
Waktu terus berjalan, begitu juga dengan arah jarum jam yang mulai berjalan maju dan maju. Sudah berjam-jam Hinata membersihkan halaman belakang di gelapnya malam. Meski pencahayaan di sana cukup terang, namun tetap saja, langit masihlah gelap.
“Nyonya Hinata terlalu memaksakan diri.” Bisik salah satu pelayan ke pelayan lainnya yang berdiri dari kejauhan seraya memandang terus ke arah Hinata yang sibuk memotong serta memangkas tanaman di sana.
“Mau bagaimana lagi, dia ingin bebas selagi tuan Toneri pergi kan.” Balas Pelayan lainnya yang menatap penuh kasihan.
Sementara di halaman, seorang wanita cantik berkulit putih dengan memar di bagian beberapa kulitnya. Rambut panjangnya yang tergelung rapi serta keringat di keningnya menandakan bahwa dia sudah dibatas kata lelah.
“Hffuuu— hampir selesai, kau hanya perlu bersabar.” Gumam Hinata masih bisa tersenyum. Sungguh, kedua lututnya sudah keram karena terus berjongkok menyentuh tanah.
.
.
.
Naruto baru saja menyegarkan tubuhnya, menggosok Surai pirangnya yang basah dengan handuk di kepalanya.
“Haiss— besok aku harus menemui wanita itu lagi. CK,” Pria itu meletakkan kembali berkas di atas meja dengan malas, melempar handuk putih tadi kesembarang tempat.
Tak cuman membuka les teh saja, Naruto juga sudah memiliki cabang teh di mana-mana bahkan kebun teh sekaligus. Banyak wanita yang berpura-pura ingin bertemu dengannya dengan alasan bekerja sama.
Pria itu berbaring dengan bertelanjang dada, menekuk tangan kanannya sebagai bantalan. Kefokusan nya yang menatap lurus ke atap membuat pria dengan guratan di pipinya itu mulai teringat kembali dengan salah satu muridnya.
“Hinata! Aku lebih suka bersamanya dari pada wanita itu.” Dengus Naruto tersenyum tipis bila mengingat wanita bersurai indigo kehitaman beserta manik rembulannya.
Tak ingin membuang waktu istirahatnya, Naruto segera memejamkan matanya hingga tertidur pulas.
***
“Nyonya...” Suara lembut mengalun hingga masuk ke dalam pikirannya. Tubuhnya sedikit tergoyang kala seorang pelayan wanita bernama Natsu yang mencoba membangunkan Hinata.
Wanita berambut pendek itu menepuk pelan pundak majikannya yang tengah tertidur pulas di meja dapur dalam posisi duduk melipat kedua tangannya di atas meja sebagai bantal.
“Nyonya Hinata...”
“Hm?” wanita itu mulai bergeming hingga membuka kelopak matanya secara perlahan lalu terkejut bukan main ketika dia mulai terbangun kembali.
“Sekarang jam berapa?” tanya Hinata langsung tanpa jeda seperti kebanyakan orang lakukan bila bangun tidur.
“Sebentar lagi jam makan siang Nyonya.” Jawab pelayan tadi membuat Hinata menutup matanya rapat-rapat sembari memegang kepalanya yang pusing akibat bangun mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soulmate
FanfictionNamikaze Uzumaki Naruto. Dia merupakan seorang pengusaha Tea di Jepang yang akhirnya berhasil membuka sebuah Tea institute class, memberikan pembelajaran tentang berbagai macam tea. Namun siapa sangka, salah seorang wanita dari 20 orang yang terpili...