♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥
Tanpa Edit. Ingatkan kalau ada Miss Ty ya...
♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥
"Ayah..." Jaejoong memanggil jenderal Jung senior usai menghadiri sidang pagi yang membahas penobatan Jaejoong.
"Yang Mulia..." ayah Jung Yunho tersebut memberi hormat pada Jaejoong. Meskipun ia adalah mertua sang pangeran tetapi kedudukannya tetap mengharuskannya untuk menghormati Jaejoong. Hal tersebut adalah aturan tidak tertulis yang dipahami oleh semua bangsawan.
"Ayah, aku tidak hamil." Ucap Jaejoong, "Jadi jangan mengirim tonik lagi. Ayah tidak perlu repot-repot dan harus memperhatikan kesehatan Ayah sendiri." Lanjutnya.
Pria yang mirip Yunho tersebut tersenyum. Ia tahu ketika putranya memberitahu kabar bahwa sang pangeran sedang mengandung adalah sebuah kebohongan. Tetapi ia tidak menolak saat Yunho memintanya resep tonik keluarga untuk sang pangeran. Lagi pula jika menantunya benar-benar sedang mengandung, orang yang pertama akan memberitahunya adalah Yang Mulia Raja.
Karena sudah lama tidak berbincang bersama, Jaejoong mengundang ayah mertuanya untuk datang minum teh tetapi pria tua tersebut menolaknya. Menyelang hari penobatan Jaejoong banyak hal yang harus dipersiapkan salah satunya adalah dengan memastikan keamanan selama prosesi berlangsung. Dan hal tersebut diserahkan kepada pria tua yang berdiri dihadapan Jaejoong sekarang, mertuanyan sendiri.
"Kalau begitu sampaikan salamku untuk ibu mertua..." ucap Jaejoong sebelum berjalan pergi. Lagi pula jalan yang diambilnya berbeda dengan jalan yang harus diambil oleh ayah mertuanya.
♥♥♥♥♥
Jaejoong yang masih dendam pada Yunho menjalankan perang dingin secara sepihak dengan jenderal muda tersebut. Meskipun mereka akan makan dimeja yang sama tetapi Jaejoong sama sekali tidak memedulikan Yunho yang bicara dengannya. Jaejoong bahkan sengaja melarang Yunho tidur dikamar mereka. Meskipun Yunho berusaha membujuk tetapi Jaejoong tidak bergeming dan mendiamkan Yunho.
Sampai hari penobatannya.
Biasanya Raja baru dinobatkan ketika Raja sebelumnya telah mangkat. Tetapi dalam kasus Jaejoong, ayahnya sendiri sudah malas duduk di kursi naga sehingga ia menyerahkan tahta tersebut kepada Jaejoong. Karena itu lah prosesi penobatan Jaejoong tidak hanya melibatkan penasihat spiritual istana tetapi juga ayah Jaejoong dan selir Go yang merupakan ibu asuh Jaejoong. Sementara selir ayahnya yang lain sama sekali tidak diijinkan mengikuti prosesi, Jaejoong sendiri yang melarang. Jaejoong juga memastikan semua adik-adiknya menghadiri upacara penobatan tersebut, bahkan Karam pun hadir.
Hari sangat cerah, sinar matahari hangat tetapi tidak menyengat. Angin berhembus perlahan menyebarkan perasaan hangat dan sejuk pada waktu bersamaan nketika Jaejoong dimahkotai, seolah-olah alam pun memberikan berkah dan restunya untuk sang raja muda tersebut.
Begitu upacara sacral selesai, semua menteri memberikan ucapan selamat. Jaejoong tentu berbeda dari ayahnya dan para menteri tidak akan bisa bersilat lidah melawan Jaejoong. Suami Jaejoong adalah penguasa militer terbesar dinegara, mereka setia pada Negara pun sangat melindungi anggota keluarga mereka. Dengan dukungan seperti itu siapa yang berani melawan Jaejoong?
Jaejoong pun tidak terlalu memedulikan kata-kata manis yang diucapkan oleh para menteri. Toh dirinya dinobatkan menjadi raja atau tidak ia tetap Jaejoong apa adanya, yang selalu berlidah tajam pada saat menghadiri sidang pagi.
Sayangnya ketika perjamuan sedang berlangsung, Jaejoong mendadak jatuh pingsan. Semua orang panik tetapi Yunho yang lebih panik. Ia meminta ayah mertuanya mengambil alih acara sementara Yunho membawa Jaejoong ke tempat lain untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.
Pavilion terdekat tempat penobatan adalah milik selir Go sehingga Jaejoong dibawa kesana untuk diperiksa oleh tabib istana.
"Apa yang terjadi? Kenapa Yang Mulia bisa pingsan? Apakah Yang Mulia belum sarapan? Atau Yang Mulia sedang sakit?" selir Go, ibu asuh Jaejoong menatap Yunho dengan tatapan menyelidik.
Yunho diam. Melihat mata selir Go mengingatkannya pada mata ibunya sendiri ketika sedang mengkhawatirkan keadaan anak-anaknya.
Ketika tabib yang memeriksa Jaejoong keluar, ia dicecar berbagai pertanyaan oleh Selir Go, bahkan Yunho yang berstatus suaminya pun belum sempat mengajukan pertanyaan.
"Yang Mulia Raja tidak apa-apa, hanya sedikit dehidrasi dan efek awal kehamilan." Jawab sang tabib
"Apa?" Yunho merasa pendengarannya agak bermasalah.
"Hamil?" Tanya selir Go. "Oh Dewa! Aku akan memiliki cucu..." ia sangat terharu sampai meneteskan air mata.
Selir Go tidak bisa memiliki anak lagi setelah anak dalam perutnya meninggal. Demi menjaga perasaannya Raja membiarkannya merawat pangeran Jaejoong dan Karam sampai mereka besar. Selir Go sudah menganggap kedua pangeran putranya sendiri. Ia tulus. Mendengar putranya mengandung tentu saja ia merasa sangat bahagia, ia akan menjadi nenek! Hal yang dulu hanya berada dalam angan-angannya saja.
♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥
♥♥♥♥♥
Thursday, January 25, 2024
11:25:17 AM
NaraYuuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Pangeran Jaejoong ✔️
Fanfiction"Siapa yang tidak mengenal pangeran Jaejoong, huh? Pemuda yang senang pergi ke rumah bordil untuk mencari kesenangan? Kau ingin aku berasangan dengan orang seperti itu?"