XII

948 122 13
                                    

Saat sampai di kediamannya, Jaejoong tidak terkejut ketika melihat Karam sedang duduk tenang sambil minum teh. Tetapi yang agak menarik perhatian Jaejoong adalah wajah pucat Karam.

"Aku menunggumu." Ucap Karam.

Jaejoong tidak bicara. Ia duduk dengan anggun, membiarkan dayang menuangkan teh untuknya. "Katakan...!"

Karam menatap Jaejoong dengan tatapan lembut penuh damba. Orang yang tidak mengetahui hubungan kekerabatan mereka akan menganggap Karam sedang jatuh cinta pada Jaejoong.

"Haruskah kau melakukan sejauh itu?" Tanya Karam. "Apakah pemilihan selir adalah sebauh permainan untukmu?"

Jaejoong mengabaikan Karam, meminum tehnya dengan tenang. "Kenapa kau tidak keluar istana saja?" Tanya Jaejoong. "Aku akan membelikanmu rumah, kau mau yang seperti apa?"

Karam tersedak oleh ucapan Jaejoong. Matanya berkaca-kaca, tampak sedih dan putus asa. "Apakah kau benar-benar tidak peduli lagi padaku? Setelah memiliki mainan yang menyenangkan?" tanyanya.

"Yunho bukan mainan." Ucap Jaejoong. Ia menyingkirkan cakar Karam yang entah sejak kapan berada dibibirnya. "Kau akan cepat mati jika terus memedulikan kehidupan pribadiku. Aku memiliki kebutuhan dan kebetulan Yunho bisa memenuhinya maka aku akan mempertahankan Yunho. Kau, tidak bisa memenuhi apa yang aku inginkan. Kita bersaudara! Seberapa pun kau peduli padaku, kau tidak bisa mengatur hidupku dan dengan siapa aku harus berurusan."

"Dia tidak pantas untukmu!" tiba-tiba Karam menjadi histeris.

"Lalu apakah kau pantas untukku?" Tanya Jaejoong. "Tidak ada saudara yang selalu berpikir bagaimana cara meniduri kakak laki-lakinya sendiri!" ucap Jaejoong.

Karam terdiam, bibirnya bergetar, ia menangis putus asa.

"Aku akan mengurus kepindahanmu. Patuhlah!"

Jaejoong sudah memutuskan. Karam tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia bisa saja memohon pada ayahnya tetapi ayahnya selalu kalah ketika berdebat dengan Jaejoong. Pada akhirnya di dalam istana, perintah Jaejoong jauh lebih mutlak daripada perintah sang raja itu sendiri

♥♥♥♥♥

"Yah, aku bisa berbuat apa? Lagi pula Jaejoong sedang mendisiplinkan adik laki-lakinya yang bandel." Ucap Raja ketika kasim kepercayaannya melapor tentang Jaejoong yang memerintahkan Karam pindah ke luar istana. "Mungkin setelah tinggal di luar, Karam bisa berpikiran lebih jernih."

"Tetapi Yang Mulia..."

"Bukankah hal ini bagus? Karam tidak akan lagi berpikiran melenceng dan memonopoli Jaejoong. Jika Jaejoong sudah duduk di kursi Naga, ia akan disibukkan oleh urusan nagara. Menurutmu apakah ia punya tenaga untuk memikirkan Karam dan keinginannya yang tidak biasa?" raja jelas tahu bahwa Karam sangat terobsesi pada saudaranya. Ia agak khawatir tentang masa depan Karam. Meskipun memiliki beberapa selir laki-laki dan perempuan tetapi Karam tanpa malu-malu menunjukkan keinginannya terhadap Jaejoong.

Sang Kasim diam mendengarkan apa yang majikannya katakan.

"Lagi pula apa yang akan dikatakan besanku jika aku tidak bisa mendisiplinkan putraku sendiri?" Raja menghela napas panjang. Latar belakang menantunya bahkan lebih kuat daripada dirinya sendiri. Ia adalah seorang raja, orang paling miskin didunia ini sementara Yunho berasal dari keluarga militer yang semuanya memiliki gelar jenderal. Tentu saja Raja harus berpikir berkali-kali ketika ingin mengusik keluarga hebat seperti itu. "Biarkan anak-anak menyelesaikan masalahnya sendiri. Kita yang sudah tua ini tidak perlu ikut campur urusan mereka."

"Ya Yang Mulia...."

♥♥♥♥♥

Ketika Yunho kembali memasuki kamarnya dengan Jaejoong, ia membuat wajah yang keruh. Ia kesal. Ia berharap bisa menghajar beberapa orang yang mendamba istrinya tetapi terpaksa menelan kekecewaan karena orang-orang pengecut itu tidak ubahnya pecundang bau yang menyebalkan.

Jaejoong melihat wajah Yunho yang terlihat kusut, dengan tenang ia berujar, "Jika kau tidak ingin direcoki oleh urusan selir, maka lahirkan seorang pangeran untukku! Dengan begitu para orang tua bau tanah itu tidak akan ribut tentang memiliki selir lagi." Jaejoong melotot galak.

Yunho sakit kepala. Bagaimana ia bisa melahirkan? Bukankah ia yang bertugas menanam benih dan membuahi sementara Jaejoong yang bertugas membawa benih didalam tubuhnya agar bisa berkembang? Oh! Mungkin maksudnya adalah ia harus lebih berusaha untuk membuahi Jaejoong! Ia akan mulai malam ini!

"Baik. Ayo kita buat pangeran segera lahir kedunia ini! Kita tidak bisa istirahat sampai pangeran hadir!"

Jaejoong melotot galak. Ia mencari-cari pedang Yunho yang biasa diletakkan dekat tempat tidur hanya untuk menyadari bahwa pedang tersebut tergantung di pinggang Yunho. Jaejoong mencibir ketika Yunho mengangkatnya dan meletakkannya ke tempat tidur.

Kali ini Jaejoong benar-benar menggali lubang untuk dirinya sendiri.

♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

TBC

♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥

Sunday, January 14, 2024

9:16:24 PM

NaraYuuki

Selir Pangeran Jaejoong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang