"Yeay! Nyampe!"
"Nanti hubungi Papa kalau udah selesai, ya."
"Papa beneran ada kerjaan di sini? Bukan cuma alasan nganterin aku sama Junhyeon, kan?"
Taehyung yang hendak menaikkan kaca jendela mobilnya terpaksa menghentikan pergerakan tangannya. "Papa enggak ada kerjaan di sini. Papa emang mau nganterin kalian. Soalnya kalau Papa enggak bohong, pasti kamu nolak. Lagi pula, Papa juga butuh waktu healing. Masa kalian doang? Ya udah, Papa mau keliling-keliling dulu."
Mata rubah Taehyung beralih pada teman anaknya. "Junhyeon!"
Junhyeon yang sedang melompat-lompat karena terlalu senang dan semangat memutar badannya dan menatap Taehyung. "Ya, Om?" Raut mukanya mendadak serius.
Taehyung tersenyum. "Jagain Minji."
"Siap, Om! Minji aman sama saya!"
Yang paling tua di antara mereka melajukan mobilnya. Minji menghembuskan nafasnya. "Papa salah ngomong." Minji melihat Junhyeon yang matanya berbinar melihat tulisan besar berwarna kuning. "Harusnya gue yang ngejagain dia sebelum ngacir ke mana-mana."
"Minji, ayo masuk!"
Atas usulan dari Junhyeon, keduanya sudah duduk di tempat makan tempat yang menjual segala macam furniture rumah. Mereka mengambil Swedish Meatball dengan tambahan strawberry jam, mint choco cake, dan hot americano untuk Junhyeon.
"Lo yakin enggak mau makan nasi, Jun?"
"Enggak, ah. Lagi enggak mau."
"Kalau nanti lo lapar lagi, gue enggak tanggung jawab, Jun."
Junhyeon mengangguk sambil meniup hot americano-nya. Laki-laki itu meneguk pelan minuman kopinya ketika dirasa sudah tidak terlalu panas. Junhyeon menipiskan bibirnya karena bibirnya seperti tersengat oleh kopi panasnya.
"Andai di sini ada ice americano, ya. Udah gue beli."
Minji yang sedang memakan meatballnya menyahut, "Emangnya tadi enggak ada?"
"Enggak."
Junhyeon mengambil garpu miliknya dan mulai melahap satu-satunya makanan berat yang ada di meja mereka. Mereka sengaja membeli satu Swedish Meatball saja dengan alasan Minji tidak terlalu lapar dan Junhyeon yang lebih mau dessertnya.
"Ini apa?" Tanya Junhyeon sambil menunjuk bagian berwarna merah pada piring.
"Saus tomat."
Tanpa menyelidiki jawaban yang dilontarkan Minji, Junhyeon langsung mencelupkan dagingnya pada saus tomat yang diucapkan oleh Minji. Junhyeon mengerutkan alisnya begitu ada dua rasa yang berbeda di dalam mulutnya, asin dan manis.
Alis Junhyeon bersatu. "Saus tomat beneran? Kok, manis?"
"Percaya amat gue bohongin, Jun. Nanti kalau ada orang yang nawarin permen, jangan mau." Garpu Minji mencolek saus yang berwarna merah itu. "Ini strawberry jam." Lalu perempuan itu memasukkan garpunya ke dalam mulut.