P for Painting and Photobox Date

14 4 0
                                    

"Junhyeon!"

Sudah keempat kalinya Minji memanggil nama tetangga sekaligus temannya dari luar rumahnya. Tidak lupa tangan kanannya yang kosong itu mengetuk pintu kayu cokelat rumahnya.

Baru mau memanggil nama Junhyeon lagi, ternyata gerakan tangan membuka pintu dari dalam lebih cepat daripada suara Minji. Di hadapan Minji sudah ada Junhyeon dengan kaus oblong putih serta celana pendek hitamnya.

"Baru bangun?"

Pertanyaan itu diangguki oleh Junhyeon. Mulutnya terbuka lebar untuk menguap. Minji jadi tahu kalau laki-laki itu benar-benar baru bangun atau mungkin terbangun karena ketukan sekaligus teriakan darinya.

"Paketnya udah nyampe!"

"Hm?" Junhyeon membuka matanya perlahan. "Paket apa?"

"Paint by number. Kita, kan, mau ngewarnain hari ini. Ayo!"

"Emang hari ini, ya?"

Minji mengangguk. "Kemarin lo janjinya jam sepuluh gue harus ada di rumah lo. Bahkan sekarang belum jam sepuluh tapi gue udah di depan rumah lo."

"Iya, kah? Ya udah masuk dulu, Min. Gue mandi dulu."

Laki-laki itu mundur dan mempersilakan Minji untuk masuk ke rumahnya. Junhyeon tidak lupa membuatkan minum untuk Minji serta menyediakan beberapa cemilan untuk perempuan itu makan sambil menunggu dirinya selesai membersihkan tubuh.

"Mandi bukan tidur."

"Iya, Minji."

Selang tiga puluh menit setelah Junhyeon mandi, keduanya sudah duduk berseberangan di meja teras rumah Junhyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang tiga puluh menit setelah Junhyeon mandi, keduanya sudah duduk berseberangan di meja teras rumah Junhyeon. Mereka sengaja memilih di ruangan terbuka daripada di dalam rumah karena ingin mengubah suasana. Beruntung cuaca hari ini tidak secerik biasanya.

Sesuai dengan kegiatan yang sudah mereka rencanakan, di atas meja hanya ada beberapa kuas, cat dengan nomor tertentu, air untuk cat, dan dua gelas berisi jus jeruk.

"Jun, yang rapi, ya."

"Iya, Min. Udah sepuluh kali lo ngomong gitu, seenggak percaya itu sama gue?"

"Gue tahu kelakuan lo selama pelajaran seni lukis di sekolah."

Junhyeon terkekeh. "Itu beda konteksnya. Kalau di sekolah, kan, harus gambar sendiri warnain sendiri. Kalau ini udah ada gambar sekaligus nomor warnanya, jadi sebisa mungkin gue bakal rapi ngecatnya."

Minji hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai respon. Berbeda dengan Junhyeon, Minji sangat menyukai apapun itu yang berbau seni.

"Kalau ini udah jadi, siapa yang mau pajang?" Tanya Minji.

"Tergantung." Junhyeon mengambil catnya lalu menggoreskannya kembali pada kanvas tersebut. "Kalau hasilnya bagus, gue yang pajang. Kalau hasilnya jelek, lo yang pajang."

FriendateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang