Q for Questions Date

17 5 0
                                    

"Beneran mau live?"

Minji memerhatikan Junhyeon yang sedang menyiapkan handphone beserta tripod miliknya. Di dalam kamar Minji, mereka akan melakukan date huruf ketujuh belas. Dengan persiapan pertanyaan-pertanyaan dan ruangan, mereka sudah siap untuk melakukannya.

"Nah, udah!" Junhyeon duduk di samping Minji. "Gue rekam aja. Enggak jadi live."

"Kenapa enggak jadi?"

"Kalau live, sia-sia story yang gue buat. Soalnya selama ini gue enggak munculin muka lo di story gue."

"Me neither."

Junhyeon mengangguk singkat. "Nanti jadinya enggak surprise. Biarin mereka tebak." Laki-laki itu menekan tombol mulai merekam.

Minji menoleh pada Junhyeon. "Siapa dulu yang nanya?"

"Lo dulu aja."

"Oke." Minji melihat pada kamera. "Ini enggak ada pembukaan?"

"Pembukaan bahwa sesungguhnya...pembukaan yang itu?"

Bahu Junhyeon didorong oleh Minji. "Lo kira-kira aja pembukaan yang gue maksud yang mana." Minji melirik Junhyeon. "Tahu, deh, yang nilai hafalannya bagus, mah, beda."

Junhyeon tertawa. Fakta itu memang benar. Hafalannya lebih bagus daripada hitungan. Berbeda dengan Minji yang hitungannya lebih kuat daripada hafalan.

"Opening, kan? Oke." Junhyeon berdeham sebelum dirinya menyiapkan kata-kata pembukaan video tersebut. "Halo semuanya! Gue Junhyeon dan ini teman gue, namanya...nama lo siapa?"

"Minji."

"Nah, namanya Minji. Kedengeran, kan, suaranya? Biasanya suara dia lebih lantang daripada yang tadi. Emang jaim."

"Serius, ah!"

"Serius gue, Min." Junhyeon terkekeh di depan kamera. "Ganas," ucapnya sambil melirik Minji. Minji sudah berdecak kesal.

"Kalau kalian bingung tujuan kita buat video ini adalah karena hari ini kita mau jawab pertanyaan yang udah disiapin kemarin. Jadi, gue kasih pertanyaan ke Minji dan dia harus jawab pertanyaan itu. Gue juga nanti bakal jawab pertanyaan yang Minji kasih."

"Guys, gue jamin pertanyaan Junhyeon bakal aneh-aneh kayak orangnya."

Ucapan Minji membuat Junhyeon menolehkan kepalanya secepat kilat. Minji yang melihat pantulan Junhyeon dari kamera langsung tertawa.

"Biasa aja kali nolehnya. Enggak takut kecengklak lehernya?" Tanya Minji dengan diselingi tawanya.

Junhyeon menghela nafasnya. "Stop bilang gue aneh." Junhyeon menepuk dadanya. "Gue enggak aneh. Enggak seaneh yang lo bayangin lebih tepatnya."

"Tetap aneh."

Junhyeon menggeleng ribu di depan kamera. "Enggak, guys. Gue masih sehat, normal, dan waras. Minji ini emang hiperbola orangnya."

Minji di sebelahnya sudah meledek Junhyeon dengan gestur tangan banyak omong.

"Karena masalah durasi, kita langsung mulai aja." Junhyeon mengeluarkan kertas dalam kantungnya karena handphone-nya dipakai untuk merekam. "Gara-gara Minji jadi lama."

"Salahin terus."

Junhyeon tertawa. Minji ini terlalu pasrahan baginya yang terlalu bersemangat.

"Tanya gue, Min. Gue siap menjawab semua pertanyaan lo."

"Terus lo ngapain ngeluarin kertas pertanyaan lo kalau gue yang nanya duluan?"

"Gimik. Biar kelihatan sibuk."

FriendateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang