Mobil Harsa melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota bandung yang tidak terlalu padat karena masih terbilang siang. Bukan jamnya para pekerja pulang.
Sekitar 15 menit mobilnya berhenti di parkiran rumah sakit. Lelaki itu keluar mobil dan membukakan pintu mobil agar Anshara keluar dengan mudah.
Tubuh Anshara lemas seperti jelly membuatnya tidak bisa menahan tubuhnya dan hampir ambruk jika saja Harsa tidak menahan tubuhnya.
Lelaki itu kemudian mengangkat tubuh gadisnya dan langsung membawanya ke igd. Ia pikir hal ini serius jadi tanpa pikir panjang lagi ia pergi ke rumah sakit bukan ke klinik.
Beberapa perawat yang sedang bertugas menghampiri Harsa dan menyuruh Harsa masuk ke igd untuk meletakkan tubuh lemas Anshara di brankar.
Seorang perawat menyuruhnya untuk tunggu di luar ketika seorang dokter perempuan datang untuk memeriksa Anshara. Ia hanya menurut dan keluar dari ruang igd. Ia duduk di ruang tunggu bersama wali pasien yang lain.
Beberapa menit setelahnya dokter yang menangani Anshara memintanya ikut ke ruangan dokter tersebut untuk informasi lebih lanjut.
"Gimana kondisinya dok?" tanya Harsa yang baru saja duduk di kursi ruangan dokter tersebut.
"Keadaannya tidak terlalu parah karena ia bisa menahannya. Namun sepertinya sekarang ia tidak bisa menahan rasa sakitnya yang teramat."
"Kenapa bisa sakit perut dok?"
"Tadi saya tanyakan kepada pasien, dan ia bilang bahwa ia alergi kacang. Namun tetap mau memakan makanan yang mengandung kacang, apalagi bumbu kacang. Untung saja alerginya itu tidak terlalu parah dan langsung ditangani walaupun sebenarnya telat dua jam."
"Apa perlu rawat inap?"
"Tidak perlu. Saat ini ia sedang di infus dan setelah cairan infusannya habis ia diperbolehkan pulang."
"Syukurlah. Terima kasih atas penjelasannya dok, saya lega sakitnya engga terlalu parah."
Dokter tersebut tersenyum, setelah meresepkan obat, dokter itu mempersilahkan Harsa untuk keluar dari ruangannya.
Harsa sendiri berjalan menuju administrasi dan instalasi farmasi untuk mengambil obat. Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, obat diberikan, ia langsung menuju ke igd tempat Anshara beristirahat.
Ia membuka tirai yang menghalangi satu bangsal ke bangsal lain. Harsa tersenyum ketika Anshara tertidur setelah diberikan obat.
Tiba-tiba saja seorang perawat membuka tirai. Ia datang bersama satu kotak kecil dan diberikan padanya.
"Ini patch transdermal, bisa digunakan setiap kali perutnya merasakan sakit berlebih. Ini akan memakan waktu seminggu untuk membuat rasa sakit perutnya hilang sempurna."
"Pakaikan di mana?" tanya Harsa bingung.
"Di bagian yang sakit. Biasanya di perut bagian bawah dan sekitaran lambung."
"Kalau pasien bilang perutnya sakit segera pakaikan agar cepat mengurangi rasa sakitnya."
"Oh iya sus. Terima kasih." ujar Harsa seraya tersenyum.
Perawat itu mengangguk, "kalau begitu saya permisi."
Sepeninggalan perawat itu, Anshara membuka mata, ia menyesuaikan cahaya yang masuh ke pupil matanya. Gadis itu kembali meremat perutnya yang terasa sakit.
"Sakit lagi?" gadis itu mengangguk.
"Tadi perawat kasih ini sama aku. Katanya biar ngeredain sakit perut kamu. Nih kamu pake." ucap Harsa seraya menyodorkan kotak patch transdermal itu ke tangan Anshara.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEREMBAH KALBU
General FictionEND Bagaimana jadinya jika dua insan yang tak saling mengenal diharuskan hidup bersama dalam waktu yang lama karena sebuah perjodohan yang dilakukan orang tua? Pastinya akan terasa sulit apalagi keduanya tidak saling mengenal satu sama lain membuat...