***
.
.
.
.
.Sejak malam itu, Jungkook semakin gencar mencari di mana keberadaan Ara. Dia sempat bertengkar dengan Mingyu saat sahabatnya itu memberi saran untuk menanyakan pada Jiyeon saja tentang Ara.
"Sudahlah! Jangan banyak protes. Jika kau lengah, maka aku akan menyalipmu," ujar Mingyu sambil mendorong punggung Jungkook.
Mereka tengah berjalan menuju kelas Jiyeon, bukan untuk menghampiri gadis itu melainkan Wonwoo, teman mereka yang kebetulan satu jurusan dengan Jiyeon. Selain itu memang mereka memiliki tujuan lain.
"Halo, Wonu? Kau sudah siap berakting?" ucap Mingyu pada Wonwoo melalui sambungan telepon.
Entah apa yang Wonwoo katakan, tetapi Mingyu terus terkikik geli sejak tadi membuat Jungkook kesal setengah mati.
"Wah ... Lintah betina itu pasti akan besar kepala. Sudah dulu, ya. Aku sedang membawa tumbal kita menuju kelasmu," ucap Mingyu masih dengan kekehannya. Dia memutuskan sambungan panggilan mereka lalu menatap Jungkook. "Wonwoo bilang pada Jiyeon jika semalam kau tidur di apartemennya lalu melihat kau mengigau memanggil nama Jiyeon sambil menangis," tutur Mingyu sambil terbahak.
Jungkook memukul dahi Mingyu membuat temannya itu mengaduh sakit tetapi terus menertawakannya.
Jungkook menghela napas panjang saat mereka sudah sampai di kelas Wonwoo. Dia melihat di sana Jiyeon tengah memperhatikannya. Dia semakin merasa kesal saat Jiyeon kini sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum manis.
"Jungkook, kau kemari?" tanya Jiyeon. Wajahnya tampak terkejut dan masih tersemat senyuman di bibirnya.
"Ya," jawab Jungkook singkat. Perhatiannya berpusat pada sosok sahabatnya yang sedang mengemasi barang di kursi paling pojok. Wonwoo tengah tersenyum mengejek melihat ke arahnya.
"Jungkook, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Jiyeon ragu.
Melihat Jungkook yang sepertinya sudah move on darinya secepat itu, membuat Jiyeon merasa tak rela. Dia ingin melihat Jungkook terluka dan tak bisa melupakannya lalu menunggu Jungkook memintanya untuk kembali, tetapi Jungkook malah terlihat baik-baik saja setelah mereka putus padahal dulu Jungkook selalu menurut padanya karena takut diputuskan.
Tapi, mendengar apa yang Wonwoo katakan tadi membuat Jiyeon merasa jika Jungkook selama ini hanya berpura-pura tegar dan berusaha terlihat baik-baik saja.
"Apa?" tanya Jungkook. Kali ini dia menatap Jiyeon, tetapi tak ada lagi tatapan memuja seperti dulu.
"Aku tak bisa membicarakannya di sini. Kau tahu sendiri aku tak suka orang lain tahu tentang masalah pribadiku," jawab Jiyeon.
Demi kodok bermata sipit, aku tidak peduli, Yeona. Aku tak peduli lagi apapun yang berhubungan denganmu, Jungkook bergumam dalam hatinya yang sudah dipenuhi oleh kebencian terhadap mantan kekasihnya itu.
"Kau ingin bicara di mana? Di rumahmu? Kedengarannya itu ide yang bagus. Berbicara sambil menikmati teh hangat buatan Bibi Eunji sepertinya sangat menyenangkan. Apalagi ditemani cemilan buatan Ara seperti waktu di Samjinae," celetuk Jungkook. Dia merutuki dirinya sendiri saat bibirnya tersenyum pada Jiyeon, apalagi merasakan cubitan Mingyu pada pinggangnya.
Namun, hanya dengan menyebut nama Ara saja, Jungkook sudah berdebar. Dia berusaha mengatur ekspresi wajahnya supaya Jiyeon tak tahu maksud tersembunyinya datang kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISTEN TO YOUR HEART
RomanceProject Menulis di Teori Kata Publishing Challenge : Update 1 bab perhari Jungkook adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas di Korea Selatan. Dia Mengencani seorang gadis bernama Jiyeon. Pada suatu hari, Jiyeon pergi ke sebuah pedesaan bersama...