***
.
.
.
.
.Ara melirik ke kiri dan ke kanan, tak ada satu orangpun yang dia kenal selain Jungkook di dalam ruangan itu. Mereka sedang berada di apartemen Eunwoo. Ara adalah sosok yang akan merasa tidak terlalu nyaman berada di tengah kerumunan orang lalu banyak pasang mata sedang memperhatikannya. Sosok pemalu itu seperti seekor siput lalu bersembunyi dalam cangkangnya.
Dalam kesempatan ini, Ara menjadikan Jungkook sebagai cangkangnya. Hal itu membuat Jungkook merasa gemas pada gadis cantik yang sedang bersembunyi di belakang punggungnya tersebut.
Mingyu terlihat baru saja datang. "Aku tadi mengatakan pada Jiyeon jika Ara sakit kepala dan tiba-tiba pingsan, makanya kau buru-buru pergi membawanya ke rumah sakit," ujar Mingyu menjelaskan pada Jungkook tentang alasan yang mereka katakan pada Jiyeon.
Jungkook terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. Dia tak habis pikir dengan jalan pikiran Mingyu yang terkadang ajaib. Namun, dia menghargai apa yang dilakukan oleh temannya itu. Padahal yang Jungkook tahu, Mingyu juga menyukai Ara.
"Yeorobun, dia ini adalah Kim Ara. Temanku dari Samjinae," ungkap Jungkook memperkenalkan Ara dengan bangga pada teman-temannya.
Ara mengangkat wajahnya perlahan, ketika melihat teman-teman Jungkook sepertinya menerima kehadirannya, Ara mengukir senyuman manis pada bibirnya. Satu persatu dari teman Jungkook memperkenalkan diri mereka pada Ara.
"Jangan sungkan, Ara. Jika kau teman Jungkook, berarti kau juga teman kami," ucap Wonwoo yang berada di samping Mingyu.
"Terima kasih," Jawab Ara. Gadis cantik itu senantiasa menyematkan senyuman terbaik pada bibirnya.
Pandangan Ara beralih pada Jungkook saat dia merasakan elusan lembut pada pucuk kepalanya. Seakan mengerti tanpa harus dijelaskan, para sahabat Jungkook mulai bubar satu persatu. Ada yang berjalan ke arah kamar Eunwoo untuk bermain game, ada yang menuju dapur dan ruangan lain.
Yang jelas, di ruang tamu tersebut tersisa Jungkook dan Ara. Jungkook menghadap pada Ara, dia duduk pada sandaran sofa dari arah belakang.
"Jadi kenapa? Apa yang membuatmu tak mau menjawab panggilan dan membalas pesanku selama ini? Apa aku telah membuatmu marah?" tanya Jungkook. Suaranya terdengar lembut dan menenangkan.
Ara meremas tali tas yang sedang ia genggam. Dalam kepalanya, dia sedang berpikir keras untuk merangkai kata sebagai jawaban yang pas untuk pertanyaan Jungkook.
"Maafkan saya, tapi … Nomor yang saya berikan pada Tuan itu adalah nomor ponsel ibu saya ternyata. Saya salah memberitahu," tutur Ara.
Jungkook terkekeh. Walau telah sia-sia menunggu selama berbulan-bulan karena kecerobohan Ara yang salah memberitahu nomor ponsel, dia tidak marah. Jangankan marah, kecewa pun tidak.
Yang Jungkook tak tahu, Ara tidak jujur kali ini sebab dia tak mau Jungkook berpikir jika dia tak mau Jungkook menghubunginya itu ada hubungannya dengan Jiyeon. Sejak mendengar pernyataan suka oleh Jungkook padanya malam itu, Ara merasa takut. Dia takut dengan asanya yang kian membesar, tetapi dia sadar siapa dirinya dan hal itu membelenggu hatinya.
"Kenapa kau sangat menggemaskan, Ara?" kekeh Jungkook.
Wajahnya sendiri memerah, dia menggigit bibirnya sedikit-sedikit sambil terus memperhatikan Ara. Ara adalah objek paling menarik baginya sejak pertemuan pertama mereka di Samjinae. Dia mengulurkan tangan di depan Ara dengan menengadahkan telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LISTEN TO YOUR HEART
RomanceProject Menulis di Teori Kata Publishing Challenge : Update 1 bab perhari Jungkook adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas di Korea Selatan. Dia Mengencani seorang gadis bernama Jiyeon. Pada suatu hari, Jiyeon pergi ke sebuah pedesaan bersama...