🩰 Enjoy Reading 🩰
🍥
🍥
🍥
"Ayo putus"Violiyna yang sedang menyeruput secangkir teh nya dengan sangat hikmat di dapur, dikagetkan dengan suara berat seorang pemuda dari arah belakang.
"Uhukk, bjirr ngagetin aja! Kan gak lucu kalo mati 2x gara-gara keselek" ujar Violiyna sambil menyeka ujung bibir nya yang terkena tumpahan teh.
Violiyna memutar badannya dan mendapati seorang pemuda tampan, bertubuh tinggi dengan rahang nya yang tegas.
"Heh!! apaniii??? ganteng amat pemirsa" batin Violiyna terkagum-kagum.
Pemuda itu berdiri dengan posisi kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana bahan hitam.
"Ini gue harus gimana? Apa langsung lari aja ke pelukan nya?" pikir Violiyna ngawur.
Violiyna tak habis pikir mengapa jantung nya tak pernah aman jika dihadapkan dengan laki-laki tampan. Sebagai pecinta cogan, hal ini sangat membuat hati nya berdebar sangat kencang tak karuan.
Dasar hati murahan.. 😭
Lihat saja kedua mata Violiyna bahkan tak kunjung berkedip barang sedetikpun. Ekspresi wajah nya yang melongo, bibir nya yang terbuka sedikit. Mencengkram erat gagang secangkir teh nya itu.
"Violiyna?"
Pemuda itu kembali bersuara, menyadarkan Violiyna yang terlihat diam saja seperti patung bernafas.
"Violiyna, apa kau mendengar ku" tanya pemuda itu sekali lagi.
"I - iyaa? jawab Violiyna tercekat.
Tiba-tiba saja Violiyna menjadi sangat gugup.
"Kita berakhir!" ucap pemuda itu dengan tegas.
Apa maksud dari ucapan pemuda itu? Di novel tidak diceritakan bahwa Violiyna ini memiliki seorang kekasih. Tiba-tiba saja seorang pemuda datang, meminta putus padanya.
"Apa? Tapi kenapa?" tanya Violiyna mencari tahu.
"Aku sudah memiliki kekasih baru" jawab pemuda itu santai.
"Lalu? Siapa gadis itu?" jawab Violiyna tak kalah santai.
"Rosa"
Violiyna terkejut. Lagi-lagi Rosa. Bagaimana bisa? Laki-laki setampan ini menjadikan Rosa sebagai kekasihnya? Apa yang diberikan Rosa padanya?
"Aku ingin tahu. Alasan kau memutuskan hubungan dengan ku?"
"Kau bukan type ku"
Hei, apa-apaan pemuda di depan nya ini? Violiyna jadi tersulut emosi mendengar perkataan pemuda itu. Ini tidak bisa di terima.
Tidak tahu saja dia, jika di kehidupan sebelumnya sebelum memasuki kehidupan dunia novel. Violin adalah primadona terkenal seantero sekolah.
"Apa Rosa menggoda mu? Right?" tanya Violiyna penuh selidik.
"Tidak"
"Tidak apa? Tidak salah lagi?" tuduh Violiyna.
"Aku menyukai Rosa, dia pandai merawat diri dan menyenangkan untuk diajak bicara.. tidak seperti dirimu"
"Ada apa dengan diriku?" tanya Violiyna tidak santai.
"Kau.. lihat lah dirimu! Sangat kampungan! Seperti tidak pernah mandi. Selalu terlihat lemas tidak bersemangat, dan sangat kaku"
"Kau sangat pendiam dan pemalu, gadis sepertimu membosankan. Apa kau tak pernah merawat diri? dan memperhatikan penampilan mu? Aku seperti sedang berpacaran dengan hantu!" jelas pemuda itu panjang lebar.
Sepanjang pemuda itu bicara, Violiyna ternganga lebar dibuat nya. Enteng sekali cara bicara nya. Seperti tidak ada beban.
Violiyna menatap dirinya sendiri memastikan apakah yang dikatakan pemuda itu benar?
Baru kali ini Violiyna mendapat perkataan sepedas ini dari seorang laki-laki. Violiyna menjadi tidak percaya diri sekarang.
Apalagi jika yang mengatakan ini adalah seorang pemuda tampan.
Violiyna ingin membalas perkataan dari pemuda itu tapi tiba-tiba saja nyali nya menciut. Kepercayaan diri nya hilang entah kemana.
Ucapkan selamat tinggal pada harga dirinya yang sudah terjun bebas.
hatinya tiba-tiba saja berdenyut sakit. Apakah ini bawaan perasaan Violiyna yang asli?.
"Theo!"
Suara seorang gadis yang sangat Violiyna kenal. Itu suara Rosa. Memanggil pemuda di depan nya ini yang sedang memperhatikan Violiyna dengan tatapan seksama.
Rupanya nama pemuda yang berdiri di hadapan Violiyna ini adalah Theo.
Ya, dia adalah Theo. Theo Axello.
"Theo, kau darimana saja? Aku mencari mu dari tadi" tanya Rosa sambil memegang lengan Theo dengan manja.
Rosa mencuri kesempatan mencium pipi Theo di depan mata Violiyna. Ini akan membuat Violiyna cemburu pikir Rosa, padahal tidak sama sekali.
"Cih, memuakkan" batin Violiyna jengah.
Violiyna meletakkan cangkir teh nya ke wastafel dan berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan sepasang kekasih sialan itu.
Sesampainya di kamar..
Violiyna terduduk di atas tempat tidur nya dan memikirkan semua ucapan Theo di dapur. Rasanya kesal sekali.
"Wajahnya sangat tampan tapi songong sekali" ucap Violiyna pelan dengan pandangan lurus ke depan.
Violiyna berjalan menuju kaca lemari nya yang besar itu. Yang memperlihatkan dirinya dari atas sampai bawah.
Violiyna tertegun.
"Haha, gue ternyata beneran mirip hantu:("
"Lagian ini rambut kenapa panjang amat si? Sepinggang buset dah"
"Muka juga pucet, bibir kering pecah-pecah, tapi cantik ahh" ucap Violiyna sambil menyentuh bibir nya yang berbentuk seperti hati.
"Ini mah tinggal di permak dikit dah jadi bidadari! Awas aja ya! Lo liat aja Theo! Gue pastiin lo bakal mohon-mohon balikan dan ngemis cinta sama gue"
"Tunggu pembalasan gue, Theo!"
"Lo bakal nyesel"
-Vee
28 Jan 2024vote & comment untuk lanjut cerita nya.
- Thank you -
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI VIOLIN
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis bernama Violin yang hidup sebatang kara, barbar, dan pecinta cogan, bertransmigrasi ke dalam sebuah novel dan dihadapkan dengan saudari tiri licik serta menjengkelkan? Mimpi apa semalam? Sehingga Violin harus satu ruma...