🩰 Enjoy Reading 🩰
🍥
🍥
🍥
Cuaca pagi di hari Senin ini, terlihat sangat berawan. Lihat saja, angin berhembus sangat kencang membuat dedaunan kering jatuh berguguran dan berterbangan ditiup oleh angin.
Violiyna duduk di sofa ruang tengah sambil memakan sarapannya. 4 buah Roti dilapisi dengan selai strawberry. Gadis itu menatap lurus ke arah jendela depan yang tak tertutupi gorden.
Tapp.. tappp..
Suara derap langkah sepatu terdengar mendekat menuju Violiyna. Gadis itu berusaha abai dan mulutnya masih sibuk mengunyah, menikmati sarapan pagi nya dengan santuy.
"Dimana Rosa?" Tanya seorang pemuda dengan suara beratnya.
Violiyna menghentikan aktivitas mengunyahnya kala mendengar deep voice pemuda itu yang terdengar begitu sexy di telinga nya.
Gadis itu, bahkan tak menoleh sedikitpun ke asal sumber suara yang sedang bertanya pada dirinya. Pandangan nya masih tetap lurus ke depan.
Pemuda itu duduk di ujung sofa kecil sebelah kiri dan mulai menyalakan rokoknya. Kedua Matanya menangkap pemandangan lucu Violiyna yang tampak belepotan memakan roti lapis nya.
Posisi nya duduk memudahkan nya untuk leluasa memandang Violiyna yang duduk pada sofa besar bagian tengah.
Heran sekali, tidak biasanya gadis itu mengabaikan dirinya. Menoleh sedikit saja pun tidak. Bahkan gadis itu tidak menjawab pertanyaan nya.
"Hei, apa kau tuli?"
"Jika ada orang yang bertanya itu, dijawab!" ucap pemuda itu sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara.
"Tidak tahu" jawab Violiyna jutek.
"Theooo" panggil Rosa.
Rosa berlari kecil menuruni anak tangga menghampiri Theo. Pemuda itu segera mematikan rokoknya begitu Rosa datang.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Theo sambil menggenggam tangan Rosa.
Rosa tidak menjawab pertanyaan Theo. Gadis itu malah menyenderkan kepalanya pada bahu lebar Theo dan memeluk erat Theo dari samping.
Sepertinya sepasang kekasih itu lupa jika masih ada Violiyna disini.
Rumah besar ini serasa milik mereka berdua, Violiyna mah ngontrak.
Terlihat Rosa begitu lemas sambil meringis memegangi perutnya. Meskipun begitu, Rosa masih tetap bisa memikirkan rencana liciknya untuk membalas perbuatan Violiyna padanya semalam.
Rosa memandangi Violiyna yang sedang melipat kedua tangannya di dada dengan pandangan nya yang lurus ke depan.
"Vioooo" panggil Rosa lembut.
"Huekk, jijik" batin Violiyna.
"Merinding gue dengernya, kek bisikin setan"
"Tolong, ambilkan tas ku di kamar!" pinta Rosa sambil tersenyum manis yang terlihat seperti senyuman joker di mata Violiyna.
Violiyna memutar bola matanya malas lalu membalas senyuman Rosa "Baiklah kak Ros, akan ku ambilkan"
Baru saja Violiyna akan mengangkat satu kaki kanannya menaiki anak tangga. Tetapi langkahnya terhenti saat ia mendengar bunyi kentut yang sangat keras.
Brott..
Violiyna mendelik lalu memutar badannya dan memperhatikan dengan seksama sepasang kekasih itu. Bunyinya berasal dari sana. Entah siapa pelakunya.
"BROTT.. BROBOTTTBOTT.. BROTTTT.."
Theo begitu terkejut mendengar bunyi kentut yang keras, nyaring dan saling bersahutan itu lalu berdiri dari sana, menjauhi Rosa sambil menutup kedua lubang hidungnya.
Theo tidak menyangka jika Rosa bisa kentut juga? Apalagi bunyi nya sebesar itu, baunya begitu menyengat dan membuat kepalanya menjadi sangat pusing.
"Rosa, kau.." ucap Theo terbata menahan bau yang begitu menyengat.
"Stoppp!" sanggah Rosa memotong ucapan Theo.
"A-akuu akan segera kembali"
Rosa berlari kencang menaiki anak tangga melewati Violiyna dengan tangannya yang menarik bagian belakang rok sekolahnya.
Terlihat ada noda yang menempel pada rok nya itu.
"HAHAHAHA" tawa Violiyna pecah seketika.
Violiyna tertawa dengan sangat keras sampai terbahak-bahak. Ini sangat lucu menurutnya. Apalagi saat melihat Theo kesulitan bernafas dan menghindar dari Rosa sejauh mungkin.
Apa yang terjadi pada gadis itu? Apakah karena semalam, ia memakan mie kuah pedas milik Violiyna hingga gadis itu menjadi sakit perut sekarang?
Dan efeknya baru terasa pada pagi hari ini?
Violiyna masih terus tertawa dan tak bisa menghentikan tawanya itu. "aaduhh, perut gue Hahaha.. sakitt"
Violiyna terduduk lemas di atas anak tangga sambil memegangi perutnya yang terasa keram. Pipi dan rahangnya sangat pegal, lelah akibat terus tertawa.
Bahkan gadis itu sampai mengeluarkan air matanya saking kocaknya kejadian pagi ini "mampuss, mencrett dikit ga ngaruh"
Sedangkan Theo, pemuda itu mual-mual karena aroma tidak sedap yang menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya.
"Baunya seperti telur busuk" ucap Theo menahan nafasnya sambil mengibaskan tangannya ke udara berharap baunya akan segera menghilang.
Violiyna yang mendengar ucapan Theo semakin tertawa ngakak dibuatnya. "Ha ha tolong.. aduhh, ngakak kenceng gue satttt"
"Baunya kek telur busuk?? HAHAHAHA CAPEKK"
Violiyna menarik nafasnya dalam-dalam berusaha menghentikan tawanya. Takut-takut jika kotak tertawa nya akan habis dan Violiyna tak bisa tertawa lagi.
Bahkan gadis itu meringis sambil memegangi perutnya yang sakit. Sudah cukup, Violiyna sudah lelah menertawakan kakak Upin Ipin itu alias Rosalyne.
Puas tertawa ngakak, Violiyna melirik jam kecil yang melingkar di tangannya. Gadis itu membulatkan matanya terkejut.
"Anjirr!!! Dah jam 7 lewat"
"Gara-gara tawain si Rosa, gue jadi telat otw ke sekolah"
"Dah lah, mending turu ae" ucap Violiyna sambil mengangkat kedua bahunya.
Violiyna menaiki tangga menuju lantai dua. Lebih baik Violiyna tidur saja, kebetulan semalam ia habis begadang marathon drakor sampai subuh.
"Hoammm"
- Vee
12 Feb 2024Vote & comment untuk lanjut cerita nya
-Thank you -
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI VIOLIN
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis bernama Violin yang hidup sebatang kara, barbar, dan pecinta cogan, bertransmigrasi ke dalam sebuah novel dan dihadapkan dengan saudari tiri licik serta menjengkelkan? Mimpi apa semalam? Sehingga Violin harus satu ruma...