Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
..
Disebuah rumah berlantai dua ada seorang wanita cantik tengah sibuk menyiapkan sarapan yang sudah selesai dia buat untuk kedua putra dan putrinya.
Terdengar suara ribut dari lantai atas sudah bukan sesuatu hal yang baru baginya. Tanpa terganggu dengan keributan yang kedua anaknya lakukan, ralat lebih tepatnya hanya putrinya saja. Putrinya sangat-sangat hiperaktif sangat berbanding terbalik dengan anak laki-lakinya yang sangat pendiam.
Rainna Nafisha perempuan belum genap berusia 30tahun namun sudah memiliki sepasang anak kembar yang sebentar lagi berusia 15tahun.
Bisa dibilang terlalu muda untuk seusia Rainna bisa mempunyai anak-anak sebesar itu.
Kenakalan remaja tak bisa dirubah dan tak perlu disesali lagi karna Rainna sudah berdamai dengan masa lalunya. Lagian terlalu mamalukan buat dikekang.
"Good moring mom.."
"Morning momi.."
Sapa si kembar hampir berbarengan ketika memasuki area dapur, mereka adalah. Langit Nathaniel A. Bintang Nathalie A. Umur mereka hanya beda 15belas menit.
"Pagi juga sayang.."
Sikembar segera duduk lalu menyantap sarapan yang sudah tersedia rapi di atas meja.
"Abang hari ini jam berapa latihan basketnya.." tanya Rainna.
"Sore sekitar jam tiga.." sahut si sulung singkat.
"Berarti adek dirumah sendirian sampe mama pulang, jangan malakukan hal macam-macam ya nak selama sendiri dirumah.." peringat Rainna yang sudah hapal akan kelakuan ajaib sang putri.
"Siapa yang sendirian dirumah, orang aku mau ikut abang.." jawab si bungsu dengan tersenyum lebar.
"Ya sudah, kalian hati-hati.."
"Mama kayaknya akan pulang cepat tapi kalau udah laper beli makan diluar aja ya nak.."
"Siap mama..." jawab gadis yang sering dipanggil Nanat oleh orang-orang terdekatnya. Sementara langit hanya mengangguk tipis.
Sejak sikembar dalam kandungan Rainna memutuskan minggat jauh dari Indonesia ke benua Australian dan menetap hingga sekarang. Kenapa Rainna memilih Sydney menjadi tempat buat melanjutkan hidupnya bersama sikembar sebab Rainna memiliki tante yang sudah lama menetap disini dikarnakan menikah dengan pria asli warga negara sini.
*****
Bintang berjalan disisi langit sambil memakan es krim yang ada ditangannya. Tenggorokannya terasa kering setelah menemai Langit latihan basket sambil berteriak untuk memberikan semangat padahal itu tidak perlu. Gadis itu saja yang terlalu heboh.
"Abang kita jadikan sekolah di jakarta.." tanya Bintang penasaran.
"Mama belum kasih izin.." jawab Langit singkat.
"Makanya Abang harus bantu aku buat rayu Mama.."
"Iya"
"Jangan iya-iya aja, Abang harus ingat dengan misi kita.."
"Misi kamu, bukan misi kita.." ralat sang abang.
Bintang langsung cemberut. "Emang Abang gak mau ketemu Papa?"
Langit hanya mengedikan bahu. Sebenarnya dia sangat ingin bertemu dengan pria yang sudah berkontrubusi terciptanya dirinya didunia ini tapi disisi lain selama ini hidupnya baik-baik saja walau tanpa pria itu.
"Aku hanya ingin menganal Papa bang, tak perlu di akui anak juga tidak apa-apa. Aku tahu Papa tidak akan mengenali kita.." papar Bintang sendu membuat langkah Langit terhenti.
"Kamu memangnya sudah yakin mau pisah sama mama? Memangnya bisa jauh dari mama.."
"Asal sama Abang aku bisa.."
"Gak kasian tinggalin mama sendirian.."
Bintang menggeleng ragu. "Mama juga sibuk kerja terus, saat mama pulang kerja kita cuma ngobrol bentar terus mama udah masuk kamar buat istirahat atau ngerjain tugas kantor.." jelas Bintang merengut.
"Mama kerja keras buat kita.." tekan Langit.
"Aku tahu, aku hanya menjelasakn kalau disini kita juga jarang menghabiskan waktu bersama mama, mungkin dengan tidak adanya kita mama lebih mempunyai waktu buat dirinya. Abang tahukan kalau mama lagi libur kerja dia malah sibuk bersih-bersih rumah sama urus kita sampai mama gak pernah ada waktu buat berkencan dengan pria.."
Langit hanya menghembuskan nafas pelan. Benar yang dikatakan adiknya, mama terlalu sibuk kerja setelah menjabat sebagai meneger keuangan di salah satu perusahaan kontruksi besar yang ada disini.
Sebenarnya Langit pernah melihat mamanya di antar pulang seorang pria beberapa kali lalu pria itu tak lagi terlihat. dan itu terjadi beberapa kali dengan pria yang berbeda, mungkin hubungan mereka selalu tidak mencapai ditahap yang serius. Langit juga tidak pernah bertanya karna itu hak sang mama mau memiliki hubungan dengan pria manapun karna Langit sendiri tak masalah selagi tak merugikan wanita yang sudah melahirkannya itu.
****
Sementara itu ditempat yang jauh disana ada seorang pria tampan berdiri angkuh di tengah ruangan rapat yang cukup besar dan terdapat beberapa karyawan yang sedang menggigil ketakutan.
Wajah pria itu membengis dengan tatapan tajam.
"BRAK!" pria bernama Angkasa Narendra Athala baru saja menggebrak meja dengan keras membuat beberapa karyawan berjengkit kaget. "Bagaimana bisa rancangan data produk kita bisa bocor!"
"S-saya akan mencari tahu pak.." jawab salah satu karyawan pria yang bertugas di bagian IT dengan takut.
"Itu memang tugas mu!"
"Saya hanya bertanya bagimana bisa data produk kita bisa bocor pada perusahan yang selama ini menjadi rival perusahaan kita"
Semua diam membisu karna memang mereka tidak tahu.
"Keluar kalian semua, dan cari tahu kenapa masalah ini bisa terjadi" perintah Angkasa tegas.
Semua bergegas membubarkan diri karna sudah tidak sanggup menghadapi kemarahan boss mereka.
Diruangan besar kini hanya menyisakan Angkasa dan satu orang pria lagi yang tak lain adalah Rama sahabat Angkasa semenjak masa remaja yang kini menjabat sebagai asistennya.
"Data tidak akan bocor kalau tidak disengaja.." desis Angkasa.
Rama mengangguk setuju. "Gue akan mencari tahu orang itu, saat ini kita hanya perlu sedikit merubah produk kita agar tidak terlihat sama atau membuat produk baru.."
Rama berdiri lalu merapikan jas yang sedikit kusut, "tenanglah, gue akan urus semuanya.." ucap Rama sebelum berlalu pergi.
Angkasa berbalik memilih berdiri tegap memandangi langit yang terlihat mendung dari balik kaca besar, sebentar lagi sepertinya akan turun hujan. Kata Hujan yang akan selalu mengingatkan dirinya akan seseorang, sesorang yang membawa separuh jiwa raga dan cintanya.
"Dimana kalian? Apa kalian baik-baik saja.." bisik Angkasa sendu.