🩵🩵🩵🩵🩵
.
.
Sarapan kali ini diawali dengan omelan Aditya kepada Bintang, gadis kecil itu benar-benar kelakuannya. Aditya sendiri sampai tidak habis pikir."Belum seminggu lho adek disini kok udah macam-macam, kalau adek nakal gini Ayah jadi takut ninggalin kalian.."
Bintang diem lalu melirik Langit yang terlihat cuek.
Bintang menggurutu, abang seolah lepas tangan padahal ini gara-gara abang juga.
"Apa perlu kelakuan adek ayah bilang sama mama?"
"Ayah Jangan."
"Nah makanya adek jangan macam-macam, ini ayah serius khawatir."
Gimana Aditya pagi-pagi tidak ngomel kalau gadis yang tengah cemberut itu baru dua hari disini sudah mengalami diare gara-gara salah makan sebab jajan sembarangan. Terus kamaren dia nyasar lupa jalan pulang pas sepedaan sendirian. Untung bawa hp bisa kirim dimana lokasi gadis itu berada jadi Aditya bisa segera menjemputnya.
"Maaf ayah, janji adek gak gitu lagi.."
"Gak gitu lagi gimana?" Tuntut Aditya.
"Gak akan nakal dan gak akan macam-macam"
Bisa Bintang lihat Langit tengah tersenyum mengejek. Awas aja, kalau ayah udah gak ada akan Bintang balas.
Ini semua bukan sepenuhnya salah Bintang, Abang juga salah. Sudah tahu itu jajanan gak sehat malah gak larang Bintang, sepedaan juga. Waktu itu abang lelet jadi Bintang tinggalin aja, lagian ini jalan napa banyak banget belokan Bintang kan jadi nyasar. Gerutu batin gadis itu.
"Sekarang kalian siap-siap, hari ini kalian diantar supir, Ayah tidak bisa nganter soalnya ada pertemuan penting pagi ini.."
"Yah.." panggil Langit menghentikan Aditya yang akan segera berdiri.
"Kenapa bang?"
"Boleh gak kalau Abang bawa mobil sendiri."
"Tidak sekarang bang! Umur kamu masih belum cukup.."
"Tapi aku udah bisa nyetir yah.." kekeh Langit.
"Alfarez juga udah bisa nyetir.." Aditya tersenyum mengejek dengan membawa nama putranya yang baru berusia lima tahun tapi sudah bisa nyetir.
"Hahahaaa itu mobil mainan ayah.." tawa Bintang pecah.
"Naaah itu tahu, semua orang bisa nyetir bukan berarti bisa seenaknya menyetir dijalan raya. Sebelum umur Abang tujuh belas tahun tidak ada nyetir sendiri" final Aditya.
Langit mendesah kecewa.
*****
Angkasa mengawali hari dengan menikmati pagi ditemani secangkir kopi panas yang mengeluarkan wangi yang khas.