Bab 16

183 22 1
                                    

Shi An pergi ke kantin bersama dengan Yu Feichen.

Tidak tahu mengapa, setelah setuju untuk makan siang bersama Yu Feichen, dia selalu merasa ada firasat buruk.

Dan entah apakah ini hanya perasaannya, dia selalu merasakan angin dingin melintas di belakangnya. Bahkan tidak bisa menahan kesejukan yang membuatnya gemetar.

Berjalan dari gedung sekolah ke kantin, memerlukan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai. Selama perjalanannya, Shi An merasa gemetar tak terhitung berapa kali sambil memeluk lengannya.

Yu Feichen berjalan di sampingnya dan tentu saja memperhatikan kelakuan anehnya. Dia langsung melepaskan mantelnya dan meletakkannya di pundak Shi An.

"Kenapa tidak pakai lebih banyak baju kalau kamu merasa kedinginan?"

Shi An merasakan kehangatan melingkupi dirinya, dan rasa dingin seketika sirna. Dia merasa begitu nyaman hingga pori-pori di sekujur tubuhnya mengendur.

Meskipun di dalam hati masih ada sedikit jarak terhadap Yu Fei Chen, tidak berani untuk percaya sepenuhnya, tetapi tangan Si An tanpa sadar tangannya menarik mantel ke atas.

Yu Feichen melihat gerakan kecilnya dengan sudut matanya. Senyumnya melengkung sedikit. Dia menantang dengan melihat ke belakang sebentar, lalu mengulurkan tangannya untuk merangkul Shi An.

Sebelum orang yang dipeluk mulai berontak, Yu Feichen berkata, "Diamlah, jangan bergerak."

Shi An hanya merasa suara rendah Yu Feichen menyapu telinganya seperti bulu-bulu halus, agak gatal. Kemudian seluruh tubuhnya menjadi tenang, tanpa ada perlawanan sama sekali.

Yu Feichen terus merangkul Shi An sampai mereka sampai di kantin.

Di dalam kantin penuh dengan kehangatan dan keramaian. Kesadaran Shi An perlahan-lahan pulih. Dia tidak merasa dingin lagi. Dia menjauh sedikit dari Yu Feichen, sambil memberikan kembali mantel yang dipinjamkan.

Saat itulah ketika kantin penuh sesak. Untuk mendapatkan tempat duduk, Yu Feichen meminta Shi An untuk mencari tempat sementara dia pergi membeli makanan.

Shi An melihat sekeliling dan kebetulan ada seseorang yang baru saja bangkit dari sudut yang dekat jendela. Dia segera berlari ke sana dan mengambil dua kursi.

Setelah duduk, Shi An dengan patuh menunggu Yu Feichen datang. Tetapi entah mengapa, perasaan dingin yang sangat familiar kembali muncul.

Sebenarnya, jika Shi An pada saat itu melihat ke belakang, dia bisa melihat sumber gemetar dan kedinginan yang dirasakannya.

Jie Zhen berdiri di belakangnya, hanya berjarak satu langkah. Hantu itu tengah menunduk, tanpa ekspresi, menatapnya.

Penyebaran video horor memberikan Jie Zhen kekuatan besar. Sekarang dia dapat muncul di tempat manapun dan kapanpun seperti manusia normal.

Tidak perlu lagi seperti sebelumnya, harus susah payah menciptakan ilusi hantu untuk meninggalkan gedung tua, dan kemunculannya juga terbatas oleh waktu.

Dan sekarang dia bahkan dapat mengontrol apakah dia terlihat atau tidak. Dia mengendalikan siapa yang bisa melihat wujudnya.

Seperti sekarang.

Jie Zhen berdiri dengan berani di tengah kantin. Orang-orang yang lewat tidak dapat melihat keberadaannya. Tetapi jika Shi An berbalik, dia bisa langsung bertemu pandang dengan Jie Zhen.

Sayangnya, orang yang seharusnya memperhatikan Jie Zhen tidak menyadarinya. Orang-orang yang tidak seharusnya memperhatikannya selalu mengabaikan pandangannya.

Yu Feichen kembali dengan membawa piring. Dia segera melihat hantu di belakang Shi An.

Dari ekspresi orang di sekitarnya dan atmosfer yang rendah, dapat terlihat bahwa hantu itu sangat tidak senang.

When the Heartthrob Turns Himself into a Supernatural Cannon Fodder (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang