25 - The Ending

14 4 0
                                    

Di hari kelulusan, Heru melamar Dea di hadapan semua orang.

Tepat saat itu Dion juga datang untuk memberikan selamat.

Tapi, apa yang ia lihat?

Dea menjawab lamaran itu dengan jawaban "Ya" dan itu sangat mengguncang pertahanan Dion.

Ia merasa sulit menerima takdir yang digariskan oleh Tuhan untuknya.

Dea telah menemukan penggantinya sementara Dion masih berusaha mendekat untuk kembali mendapatkan perhatiannya.

Dari sudut pandang yang berbeda, Dea juga tak punya alasan untuk menolak lelaki sebaik Heru.

Dion mungkin pernah menjadi orang yang spesial untuknya, tapi itu dulu saat mereka masih bersama.

Dea bertekad untuk melepas saat hubungan mereka telah kandas.

Tak ada alasan untuk kembali pada orang yang pernah menorehkan luka.

Bukankah ada kemungkinan timbul luka-luka berikutnya jika mereka kembali bersama?

Dea takut, perpisahan itu sangat membuatnya kecewa hingga tak ingin menjalin hubungan dengan siapapun yang mendekatinya.

Dion merasa berat untuk melangkah, tapi ia tidak mungkin mengulang kesalahan yang sama.

Dion harus berani menghadapi apa yang ia lihat meski hal itu membuatnya terluka.

Kebahagiaan Dea adalah prioritasnya, ia harus menerima apapun keputusan Dea.

Meski takdir berkata bukan dirinya yang menjadi pelabuhan terakhir Dea.

Karena mungkin inilah takdir terbaik untuk mereka berdua.

Dion mengambil nafas sejenak lalu kemudian berjalan dengan senyuman terbaik di wajahnya untuk menutup luka dan sedihnya.

Berusaha menyembunyikannya dari semua orang dan tekadnya untuk berdamai membuat Dion kini sudah berada di hadapan Dea.

"Selamat, wish all the best for your life. Please forgive me for all my mistake."

"Thank's, Bang. Maafin aku juga untuk semua kesalahanku sama Abang."

"No, Dea. Kamu nggak ada salah kok sama Abang. Selamat untuk kalian berdua, jangan lupa nanti undang aku di acara pernikahan kalian."

Heru tersenyum dan mengangguk.

"Iya, nanti kita undang. Salam kenal, saya Heru, calon suaminya Dea."

Heru mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Dion.

"Saya Dion, temannya Dea."

Mereka sudah berjabat tangan sambil melempar senyum satu sama lain.

Heru tersenyum karena rasa senangnya sebab berhasil memenangkan Dea.

Sedangkan Dion tersenyum untuk menutupi rasa sedihnya melepaskan Dea berlabuh pada Heru.

"Doain kita berdua, ya." ucap Heru.

Dion mengangguk.

"Iya, kita saling mendoakan."

~

~

~

END

~

~

~

Selesai di sini ya, ending mereka dalam cerita memang nggak bisa bersama karena aku punya prinsip untuk tidak balikan sama orang lama  yang udah ninggalin.

Meski sebenarnya, pas nulis POV dari Dion, aku ikut sedih dan pengen banget mereka balikan.

Tapi...

Kembali ke prinsip aku yang memilih untuk memenangkan orang baru jauh lebih kuat sehingga ending Dea dan Dion tetap tidak bisa bersatu dalam cerita ini.

Oh iya, sekalian doain aku juga yang lagi banyak tugas semoga lekas selesai dan semoga aku juga dipertemukan dengan jodohku yang sholeh, mapan, tampan, setia, dan kami serta keluarga saling suka dan menerima satu sama lain karena Allah.

Aamiin Ya Allah

Terimakasih sudah membaca ♡

Jodoh Pasti Bertemu (Jinyoung♡Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang