2.5 exam.

336 37 0
                                    

Disclaimer: Cerita ini hanya khayalan Author saja, gak ada sangkut pautnya sama kehidupan asli idol yang ada di dalam cerita ini. Terimakasih.

----------------

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

POV Author
_________________

Hari yang di takutkan para murid akhirnya tiba, yaitu hari Eksekusi—iya kalian tidak salah baca, banyak siswa dan siswi yang menyebut hari ujian di Sekolah ini sebagai hari eksekusi karena pasti, ada yang meninggal waktu ujian.

Memang sih di tahun sebelumnya hanya sedikit yang tereksekusi tapi, bisa saja di tahun ini yang tereksekusi lebih banyak lagi.

Masalahnya tidak ada yang pernah tau kejutan yang akan datang waktu ujian kali ini.

Terlihat Soobin, Kai, Beomgyu, dan juga Yeonjun berkumpul di depan kelas dan sedang berbincang-bincang.

"Hahh, kira-kira apa ya yang akan guru-guru gila itu akan lakukan" ujar Beomgyu dan mendapat angkatan bahu dari Yeonjun.

"Maybe kita bakalan di suruh mainan ular tangga?" ujar Yeonjun random saja menerka demikian, dirinya sedang melipat-lipat kertas hingga menjadi angsa, Yeonjun sudah membuat 5 angsa, yang ia letakkan di sebelah jendela di lorong sekolah itu.

"Hah? lo yang bener aja jirr" ujar Beomgyu.

"Yakan kali aja, sampai iya mah gue jago sih hahaha" sombong Yeonjun.

"Bener-bener serandom itu ujiannya ya?" ujar Soobin dan di angguki oleh Kai.

"Ya gitu deh, jadi hal serandom apapun yang awal nya ga mungkin bisa jadi mungkin." jelas Kai.

"Kita udah kayak mainan aja" ceplos Soobin dan membuat ketiga orang yang di sekitarnya jadi terdiam.

Soobin yang merasa hawa di sekitarnya jadi sedikit runyam mendongak dan melihat wajah teman-temannya.

"Hei, g—gue ga bermaksud —"

"kalo di pikir-pikir iya juga" ujar Yeonjun menyela ucapan Soobin sambil melihat ke arah Soobin.

"Kita layaknya sebuah mainan disini, mainan yang sudah jelek, tinggal menunggu di hancurkan saja" lanjut Yeonjun sembari meremas salah satu angsa kertas yang ia buat dan berakhir rusak, menyisakan 4 angsa kertas.

Bel berbunyi dan itu juga menandakan bahwa ujian akan segera di mulai, kelas yang awalnya tertutup kini sudah terbuka. Para siswa-siswi tentunya masuk ke dalam kelas masing-masing.

Soobin sempat takjub tapi ngeri dalam waktu bersamaan, kelas 12 tingkat 5 di sulap menjadi mirip arena permainan ular tangga.

Terlihat di setiap sudut ruangan ada orang-orang memakai topeng putih serta baju serba hitam, masing-masing dari mereka sudah membawa senapan panjang.

Siswa-siswi yang ada di 12 tingkat 5 ini, terlihat sedikit tegang dan melihat ke sekitar. Terdengar suara pintu kelas terkunci dari luar dan itu menambah pacu detak jantung mereka.

Tak berapa lama ada suara dari penyiar setiap kelas,

“Selamat pagi, di beritahukan bahwa ujian telah dimulai untuk seluruh kelas 12 tingkat 1 hingga tingkat 5.”

Orang yang ada di penyiar itu menjeda sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

Saya akan menjelaskan ujian yang akan berlangsung hari ini, untuk permainan ular tangga ini tidak menggunakan dadu namun ada pertanyaan yang harus kalian jawab dengan benar agar bisa maju ke kotak-kotak di papan permainan. Silahkan ambil kertas ujian yang ada di atas meja guru, jika gagal menjawab atau meminta bantuan teman para penjaga yang akan bertindak—”

Cklek!

Terdengar suara dari masing-masing orang yang ada di sudut ruangan itu tengah menyiapkan senapan mereka masing-masing.

Siswa-siswi itu mulai sedikit merapatkan tubuh mereka ke tengah, menjaga jarak dari para penjaga yang ada di sudut ruangan itu.

“—Selamat ujian anak-anak, saya harap kalian bisa bertahan di ujian ini”

Dan suara penyiar itu akhirnya berhenti, para siswa-siswi saling pandang satu sama lain, mereka menyalurkan rasa takut lewat tatapan.

"gila, tebakan gue bener" gumam Yeonjun merasa takjub dengan dirinya sendiri, dan dapat senggolan dari Kai menyuruh lelaki itu agar diam.

Kai maju ke depan untuk mengambil kertas ujian tersebut kemudian membagikannya ke setiap murid yang ada.

Sementara itu Soobin melihat sekitar, di kelas ini ada 30 murid, dan papan kotak berjumlah 24, namun yang berbeda dari papan ular tangga ini adalah hanya ada gambar ular di angka 23, serta satu gambar tangga di angka 10. Kenapa hanya ada satu ular dan satu tangga?

Soobin juga mengecek kertas soal yang dia dapat ternyata ada 24 soal sesuai dengan jumlah kotak di ular tangga isinya soal pilihan ganda semua tapi Bagaimana caranya nanti agar tau siapa saja murid yang jawabannya salah dan siapa murid yang jawabannya benar.

Silahkan mulai mengisi soal nomer satu.” itu adalah perintah dari penyiar namun bukan dari suara pertama, yang sekarang suaranya lebih mirip mba-mba google.

Soobin melihat soal nomor satu dan itu soal berbahasa inggris, lelaki itu menatap soal itu sejenak untuk membaca soal itu.

Yoo Mina, Silahkan maju ke papan nomer 1.”suara dari penyiar itu.

Gadis dengan tindik di hidung nya itu, berjalan dengan santainya menuju papan nomer satu di papan ular tangga itu.

Dan setelah gadis itu berpijak di papan nomer satu, yang awalnya papan itu berwarna putih waktu di pijak oleh Mina papan itu menjadi warna merah dan terdengar bunyi 'tettttt' sangat kencang di susul suara dari penyiar.

Jawaban salah!” ujar penyiar itu dan hening untuk beberapa saat hingga—

























DOR!

Brugh!!
















Soobin melihat bahwa gadis bernama Yoo Mina itu sudah tergeletak dengan keadaan mata yang masih terbuka serta luka tembak tepat di dahinya, darah sudah menggenang di sekitar kepala gadis itu.

Suara teriakan dari murid perempuan yang tersisa memecah keheningan, salah satu penjaga berjalan mendekat ke arah gadis yang sudah tergeletak tak bernyawa itu, dan gadis itu di seret agar tak menghalangi papan ular tangga.

Namun tetap saja darah dari kepala gadis itu sudah mengotori papan ular tangga. Kai, Soobin, Yeonjun dan Beomgyu jadi tertekan, Bagaimana caranya mereka bisa mengerjakan soal-soal ini tanpa melakukan kesalahan? sial.

Kai melototi kertas ujian itu dan membaca soalnya dengan sungguh-sungguh, membaca satu persatu kalimat yang tercetak dan dengan tangan bergetar dirinya menjawab soal nomor 1 itu.

Heuningkai, Silahkan maju ke kotak nomer 1.” suara penyiar itu muncul kembali, seketika seluruh pandangan tertuju ke arah Kai.

Kai dengan langkah lebar melangkah menuju papan ular tangga besar itu, dan kakinya mulai menapak di papan itu, dan setelahnya warna papan itu berubah—

“Jawaban..”







































•••
Don't forget to vote and comment guys! Love you all ❣️❣️❣️
•••

SCHOOL   ✖   TXT  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang