07.The Mission 2

29 1 0
                                    

Malam hari mulai menyelubungi mereka. Kini semuanya sudah bersiap pada posisi masing-masing. Alex mengabarkan jika semua orang suruhannya sudah bersiap di dalam gedung tersebut dan kini pria itu memantau dari rumah bersama selin.

"udah siap?" tanya joane dan liam mengangguk yakin. Mereka pun melangka masuk, namun sebelum itu joane menyalahkan alat perekam terlebih dahulu sesuai permintaan ayahnya.

Joane dan liam melangkahkan kakinya perlahan untuk masuk ke dalam sana.

Tepat di depan pintu bangunan itu, mereka sudah dapat merasakan bau amis yang sangat menyengat. "kayaknya ini tempat gak berpenghuni deh" bisik liam dan joane pun memikirkan hal yang sama.

"pengang kameranya. Kita harus ngerekam kejadian di dalam sini" pintah joane dan liam pun dengan sigap mengambil handphonenya dan mulai merekam setiap sudut yang mereka lalui.

Langka demi langka mereka lakukan secara perlahan. "kita ke sana. Bau amis itu ngarah ke lorong ini" ucap joane.

Setelah melangkah cukup jauh, mereka pun tiba tepat di depan sebuah pintu besar.

"mau masuk?" tanya liam dan joane mengangguk dengan yakin.

Liam segera membuka pintu tersebut.

Tubuh mereka menegang seketika saat melihat kondisi ruangan tersebut. Seluruh lantai dan dindingnya dipenuhi oleh bercakan darah.

"lo yakin mau masuk?" tanya liam.

"cupu lo kalau gak mau masuk" sahut joane lalu masuk terlebih dahulu. Liam hanya pasrah. Pria itu menghela nafas sejenak lalu mengikuti langka kaki joane. Bau amis dari darah yang ada disana sangat kuat membuat liam maupun joane seketika mual mencium aromanya.

Ruangan tersebut begitu besar dan gelap sehingga keduanya kesusahan untuk melihat sekitar.

"itu ada pintu. Lo liat gak?" tanya liam pada joane. Gadis itu pun segera mengikuti arah pandang liam dan sedikit menyipitkan matanya.

"ayo cek" keduanya pun dengan langka berani menuju pintu kecil yang berada di sudut ruangan.

Joane menghela nafas singkat lalu membuka pintu tersebut.

Saat pintu tersebut berhasil terbuka lebar, joane maupun liam membulatkan matanya sempurnah saat melihat apa yang ada di dalam sana.

Seluruh tubuh mereka bergetar hebat. Kakinya melemas seketika.

"LARI" teriak joane. Keduanya berlari begitu kencang meninggalkan gedung itu.

Di dalam ruangan tersebut terdapat berbagai tubuh manusia. Ada yang masih utuh, ada yang sudah terpisah-pisah, ada yang masih baru, dan juga ada yang sudah membusuk. Bau amis dari darah yang ada disana benar-benar kuat.

Sesampainya mereka di luar gedung, joane maupun liam mengeluarkan hampir seluruh isi perutnya. Semua yang ada disana pun menghampiri keduanya dengan raut wajah panik sekaligus kebingungan.

"jo kenapa?" tanya lia panik. Setelah puas memuntahkan isi perutnya, joane pun terduduk lemas begitu pun dengan liam.

"ini gedung kosong. Kita harus pergi dari sini. Suruh mereka semua keluar" ucap joane.

Walaupun kebingungan, mereka segera menghubungi beberapa orang yang di dalam lalu kembali ke kediamannya.

🌱🌱🌱

Kini semua berkumpul di ruang tengah. Bahkan anak buah utusan alex pun berada disana.

Joane dan liam menceritakan segalanya, bahkan mereka memperlihatkan video yang sempat mereka rekam. Semua yang ada disana di buat merinding melihat hal itu.

"kita harus lapor polisi pa. ini adalah kasus pembunuhan" ujar yeshi namun alex menggeleng.

"kita baru aja melakukan penyusupan. Saya yakin mereka sedang memantau kita dari cctv yang ada disana. Kita juga belum tau siapa dalang dari semua ini. jadi tahan" ucap alex.

"terus kenapa papa tetap nyuruh kita kesana kalau papa sadar disana ada cctv?" tanya lia yang bingung dengan jalan fikiran ayahnya.

"itu gunanya memancing" jawab alex.

"papa ga mau kita yang cari mereka. Tapi yang papa mau, mereka yang datang ke kita. Dengan kejadian tadi, kita sudah megang bukti kuat dan mereka pasti tidak akan tinggal diam. Tunggu aja. Mereka pasti akan datang dan di saat itulah permainan sesungguhnya dimulai. Untuk saat ini kita hanya perlu mengumpulkan bukti yang kuat" jelas alex.

"papa akan simpan semua rekaman dan foto yang kalian ambil tadi" ucap alex lalu segera beranjak dari tempatnya bersamaan dengan seluruh anak buahnya juga ikut beranjak untuk kembali berjaga di posisi masing-masing.

"gue juga pamit. Udah malem" Pamitnya dan mendapat anggukan dari kelima gadis itu.

Setelah mendapatkan respon tersebut, liam pun segera meninggalkan kediaman Alexander. Kini tersisa mereka berlima di ruang tengah.

"satu misteri udah kebuka. Darah yang kita terima itu adalah dari pembunuhan yang mereka lakukan. Dan potongan jari yang lia dapat waktu itu berasal dari mayat-mayat yang joane lihat" ucap yeshi mengambil kesimpulan.

"jadi sekarang kita harus gimana?" tanya chava.

"mungkin cari tahu tentang pria bermasker itu?" ucap selin dan yeshi mengangguk setuju.

"tapi asal usul logo itu juga perlu buat di telusuri lebih dalam" sahut chava.

"kita semua udah kena nih. Gue sempat mikir, apa dia bakalan balik lagi?" ujar yeshi membuat semuanya terlarut dalam pikiran masing-masing.

"iya gue juga mikirnya gitu. Dia kayaknya sengaja buat teror kita satu persatu" sahut lia yang setuju dengan penyataan yang yeshi sampaikan.

"kayaknya itu baru permulaan. Gue yakin, akan ada sesuatu besar yang udah dia siapkan" ucap joane. "jo akhir-akhir ini lo gak dapat teror apa-apa kan?" tanya yeshi.

Di antara mereka semua, satu-satunya teror yang gagal adalah joane. Yang yeshi takutkan saat ini adalah hal baru yang di siapkan orang tersebut untuk joane.

"iya jo. Gue takut mereka nyiapin sesuatu buat lo" ujar lia. "sejauh ini gak ada. Tapi gue gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya" jawabnya.

"yang selin kemarin alamin itu gak main-main. Gue takutnya ada kejutan besar di akhir" ucap chava berpendapat.

"gue ke kamar dulu. Pusing" pamit joane lalu bergegas menuju kamarnya.

"tuh anak akhir-akhir ini banyak diam. Gue takut dia nyembunyiin sesuatu" ucap selin dan semua setuju akan hal itu. Mereka semua merasa ada yang aneh dengan diamnya joane belakangan ini.

"ingat, kita harus tetap tenang dan saling jaga satu sama lain. Jangan gegabah dan pengen ngelakuin apa-apa sendiri" ucap yeshi memberi nasehat untuk mereka semua.

THE SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang