06.Tentang Kehidupan

32 2 0
                                    

"sumpah?" begitulah respon chava saat mendengar cerita langsung dari joane.

Dan selin?

Gadis itu sedang berada di kamarnya bersama lia yang sedang menenangkannya

"orangnya sama dengan yang lo liat sebelumnya?" tanya yeshi dan joane pun mengangguk sebagai jawaban.

"walaupun dia pake masker hitam, gue masih bisa ingat bentuknya" jawabnya.

Mendengar itu yeshi terdiam sejenak. Teror ini tidak main-main. "kita atur strategi buat pergi ke gedung tua itu" putus yeshi.

"lo yakin? Gak mau nunggu papa pulang dulu? Lo sendiri kan yang bilang kalau kita gak boleh gegabah" ucap chava membuat yeshi menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar kehabisan akal.

"jangan buru-buru yes. Lagian selin juga gak papa kan?" ucap lia yang baru saja menghampiri mereka. "kita semua emang baik-baik aja, tapi joane? Ini udah ketiga kalinya" ucap yeshi, membuat lia maupun chava kebingungan.

"ketiga kalinya? bukannya ini baru kedua kalinya yah?" tanya chava bingung. Yeshi yang mendengar itu menatap joane sejenak lalu menarik lengan baju joane.

"dia pernah ditusuk sama orang itu" jawab yeshi.

"APA?" responnya serentak.

"tepat di hari pertama teror itu terjadi" lanjut yeshi dan mendengar pengakuan itu, membuat joane hanya bisa terdiam. Lia terduduk. Rasa bersalah menghampiri dirinya saat itu juga.

"jo. Ini karena gue yah? maaf" ucap lia lirih.

"gak ada yang salah. Ini salah gue karena gegabah. Udah selesai" sahut joane lalu mengelus pelan punggung lia.

Semua yang ada disana termenung dalam pikiran masing-masing. Insiden ini benar-benar menguras tenaga dan fikiran mereka. Bahkan mental mereka pun ikut berantahkan.

🌱🌱🌱

Sebelum kembali ke kamarnya, lia kembali menghampiri kamar selin. Tepat sebelum melangkah kan kakinya masuk, lia terdiam sejenak di ambang pintu.

Ia dapat melihat betapa terguncangnya mental adiknya itu. ia pun menghela nafas sejenak lalu duduk di samping selin.

"hey. Kenapa? Mau cerita gak?" pertanyaan itu berhasil membuyarkan tangisan selin yang sejak tadi ia tahan.

"hey jangan nangis. Gue ada disini" lia dengan cepat membawa selin dalam dekapannya.

Pelukan itu begitu hangat, hingga membuat hati selin sedikit tenang.

"g-gue t-takut. Ngeliat joane yang dipukulin tadi, benar-benar b-buat gue takut. O-rang itu b-enar-benar gak main-main. G-gue takut li. T-takut" keluh selin dan lia setia mendengarkanya.

"teror ini gak akan seterusnya kan? K-kapan kel-uarga kita b-akal tenang kayak dulu?" lanjut selin dengan berbagai ketakutannya.

"tenang aja yah? Sebentar lagi kok. Gue yakin papa gak akan tinggal diam aja. yeshi, chava, gue, dan terutama joane gak akan tinggal diam dengan insiden ini. kita hanya perlu sabar dan pasti ada buah dari kesabaran itu. yang terpenting, jangan pernah jahat sama orang lain" ucap lia. "sabar yah?" lanjutnya dan selin pun mengangguk sembari tersenyum tipis.

Di balik pintu, seorang gadis mendengar semua percakapan tadi. Air matanya menetes seketika setelah mengingat kejadian akhir-akhir ini.

Keluarganya yang awalnya tentram dan damai, kini harus di landa oleh masalah yang begitu besar.

🌱🌱🌱

"papa pulang hari ini. itu artinya apa? Kita harus segera nyusun rencana" ucap yeshi namun yang lain hanya bisa terdiam dalam lamunannya.

"hey. Kalian kenapa? Kok jadi gak optimis gini sih? kita pasti bisa. kita bisa buat ending dari kasus ini sesuai dengan harapan" ucap yeshi yang memberikan semangat pada keempat saudarinya.

"iya. kita harus optimis supaya ending kita sempurna" ucap lia.

"kita harus gimana sekarang?" tanya joane yang mulai bersuara. "jadi intinya, ada yang mancing masuk dan ada yang menjaga di luar" ucap yeshi.

"gue sama liam yang mancing ke dalam dan kalian semua nunggu di luar" putus joane.

"gak. Itu terlalu bahaya" seseorang tiba-tiba bersuara. "papa" semuanya terkejut dengan kedatangan pria itu yang tiba-tiba.

Alex segera duduk bersama kelima putrinya.

"papa akan kirimkan beberapa orang untuk bantu kalian. Oke. Kamu dan liam boleh mancing masuk, tapi papa akan utus beberapa orang untuk masuk ke dalam terlebih dahulu secara diam-diam. Jadi kalau ada apa-apa, kalian aman" jelas alex.

"jadi kita harus ngapain pa?" tanya chava.

"kalian semua di luar gedung tapi cari tempat yang tersembunyi. Ingat, siapkan kamera untuk dokumentasi setiap pergerakan mereka. Joane jangan lupa rekam suara karena jelas kamu gak akan bisa pegang kamera" jelas alex dan semuanya mengangguk.

"lin. Kamu ikut papa yah? Jangan kemana-mana dulu" ucap alex pada anak bungsunya itu. ia tahu semua tentang kejadian kemarin. Joane telah menceritakan semuanya.

🌱🌱🌱

Selin dan alex berada di sebuah ruangan yang cukup besar. itu adalah ruangan dimana alex biasa menghabiskan waktunya untuk bekerja.

Keduanya duduk di sebuah sofa yang ada disana. Keduanya masih sama-sama terdiam.

"berat yah nak? Maafin papa karena belum bisa usut tuntas tentang ini semua. Papa belum bisa bebasin kalian dari tekanan ini. maaf yah?" selin menggeleng sembari tersenyum.

"bukan salah papa dan bukan salah yang lain juga. begini lah kehidupan berjalan. Mungkin ini ujian buat keluarga kita?" sahut selin.

Gadis itu beranjak dari tempatnya lalu duduk di samping ayahnya. Alex yang melihat itu segera membawa selin dalam dekapannya.

"meskipun papa bukan ayah kandung kita semua, tapi selin senang banget kita bisa dipertemukan. Selin bangga punya ayah yang hebat kayak papa. Makasih yah udah rawat selin dan yang lain dengan tulus. Papa tetap akan menjadi ayah terhebat yang pernah ada. Kalau disuruh milih, selin akan tetap hidup bersama papa selamanya" kini setetes air mata jatuh begitu saja dari mata sayu alex.

Alexander Miles. Pengusaha sukses yang kini sudah tidak pernah terlihat oleh publik semenjak kematian istrinya 18 tahun yang lalu.

Alex terpuruk dalam kesedihan yang mendalam karena kini hanya ada dia di dunia. Orang tuanya sudah lama pergi, dan kini istri yang sangat ia cintai harus pergi.

Selang 2 tahun dalam keterpurukannya, alex berniat untuk mengakhiri hidupnya. Namun semua berubah ketika ia bertemu dengan 5 bayi di panti asuhan tempat ia ingin menyerahkan seluruh kekayaannya.

Entah mengapa hatinya tergerak untuk memiliki kelima anak itu. alex pun mengadopsi kelima bayi itu dengan bayaran yang begitu besar.

Kini ia berhasil membesarkan dan mendidik kelima bayi itu menjadi pribadi yang baik hati dan kuat. Sampai detik ini pun Alex sangat menyayangi kelima putrinya itu dan selalu berusaha untuk melindungi mereka.

THE SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang