Semuanya sudah siap. Mereka benar-benar mempersiapkan misi terakhir ini dengan sangat baik. Segala alternatif sudah di bahas dan mereka yakin jika misi kali ini berhasil.
"udah seminggu lebih dia gak masuk sekolah. Gue benar-benar khawatir" ujar chava melihat room chatnya bersama joane.
Ia sudah bekali-kali mengirimi gadis itu pesan namun tidak ada balasan.
"tenang aja. Papa lagi berusaha cari tau soal dia" ujar alex. Kini mereka sudah berada di area yang tak jauh dari gedung perusahaan itu.
Alex sudah mengecek keadaan disana tadi siang. Suasananya sangat sepi seperti tidak ada aktivitas manusia di dalam gedung itu. mungkin benar kata yeshi, Livase hanyalah komplotan.
"semua bersiap. Kalau ada apa-apa pencet tombol kayak kemarin" ujar alex.
Semuanya mengangguk lalu mulai bersiap untuk segera masuk ke dalam gedung itu. seluruh anak buah alex bersembunyi mengelilingi daerah itu, sementara kelimanya mulai melangkahkan kaki mendekat ke arah gedung yang sangat sepi itu.
Liam memimpin.
Pria itu berjalan paling depan, sementara keempat gadis itu saling bergandengan tangan dengan senter yang berada di tangan mereka.
"lim serius lo yang ini? Sepi banget" bisik chava.
"iya. gue juga kaget ini tempat kok bisa se sepi ini" sahut liam yang juga mengecilkan suaranya.
"kan udah gue bilang, ini Cuma komplotan busuk doang" bisik yeshi. Setelah berjalan beberapa langka, mereka pun tiba di depan pintu utama gedung tersebut.
Pintu otomatis itu mulai terbuka dan memperlihatkan kepada mereka betapa gelapnya ruangan itu. Jantung kelimanya mulai berdetak kencang. Saat ingin melangkahkan kaki masuk ke dalam sana, seseorang dengan baju serba hitam tiba-tiba muncul dan menghalangi jalan masuk mereka. Sontak hal itu membuat mereka semua terkejut bukan main.
"JOANE" sebuah teriakan keras terdengar dari dalam sana. Seseorang berpakaian serba hitam itu segera mendorong mereka sehingga semuanya terjatuh. Tak berselang lama, suara tembakan yang begitu nyaring menembus indra pendengaran mereka.
DOR
"KELUAR DARI SINI. JANGAN MASUK KE DALAM" teriak orang itu. Ia membuka hoodie hitamnya. Itu adalah joane dan mereka seketika membeku tak percaya.
"lari buruan tunggu apa lagi. Kalian mau mati muda?" ujar joane panik.
"kenapa sih? Lo udah gagalin semuanya" lirih yeshi, menatap kecewa ke arah gadis itu. mereka berlima pun segera berlari menuju mobil alternatif yang sudah di sediakan, karena saat mereka keluar mobil alex sudah tidak ada disana.
"KAMU NGAPAIN?" teriakan itu berasal dari seseorang yang datang menghampirinya.
Dia adalah adrian.
Joane yang mendengar itu tersenyum miring lalu berdiri dan menghadap adrian. Gadis itu menatap adrian tanpa rasa takut sedikit pun, seakan-akan rasa takut dalam dirinya sudah lenyap entah kemana.
"kalau lo yang rencanain ini semua, great job. Rencana lo gak keduga. Tapi ingat, masih ada langit di atas langit. Gue masih lebih licik dari lo" bisik joane sembari tersenyum miring.
Adrian mengepal tangannya kuat. Setelah puas membuat pria tua itu emosi, joane segera pergi dari sana dengan langka gontai.
DOR
Suara tembakan itu kembali berbunyi. Joane terhenti di tempatnya. Peluruh itu melewatinya dan ia dapat dengan jelas melihat itu. Tubuhnya membeku seketika.
"JANGAN BERANI KABUR. RENCANA SAYA GAGAL KARENA KAMU" teriak adiran.
Joane menoleh dan ia dapat melihat dengan jelas senyuman penuh kemenangan dari pria brengsek itu. "cih najis"
DOR
DOR
DOR
Suara tembakan terus berbunyi dan gilanya, joane berhasil menghindari dari tembakan tersebut. dengan segera ia memasuki mobil miliknya lalu mengendarainya dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh bawahan adrian yang mengejarnya tidak dapat mengalahi kecepatan mobilnya.
Joane tersenyum puas saat melihat sudah tidak ada lagi anak buah adrian yang mengejarnya.
Setelah merasa aman, joane menghentikan mobilnya di pinggiran jalan lalu mulai mengecek handphonenya.
Ia harus segera bertemu dengan keempat saudaranya beserta liam untuk menjelaskan segalanya. Ia tidak ingin terjadi salah paham.
Leviozasonya
Mereka ada di rmh sakit tmpt papa di rawat.
Om alex kecelakaan krn ulah adrian.Matanya seketika membulat membaca pesan yang baru saja sonya kirimkan padanya. Dengan segera, joane menancapkan gas menuju rumah sakit tempat nicolas di rawat.
🌱🌱🌱
"permisi pak" seorang gadis berkuncir satu kini berada di sebuah kantor polisi beserta beberapa lembar kertas yang ia taruh di dalam sebuah tas. Tak hanya itu, ia membawa beberapa flasdisk.
Gadis itu adalah sonya. Sesuai rencana yang ia dan joane sepakati, tepat di hari ini, sonya akan melaporkan segala kebusukan adrian maupun ayahnya dengan segala bukti yang ia dan joane kumpulkan selama beberapa hari ini.
"ada apa?" tanya polisi tersebut. tanpa basa-basi, sonya segera menyerahkan seluruh dokumen dan flasdisk yang berisikan bukti-bukti.
"apa ini?" tanya polisi itu kebingungan.
"ini adalah seluruh bukti kebusukan seseorang. Kasus ini termasuk kasus lama namun saya baru berani mengungkap segalanya sekarang. Saya benar-benar memohon agar kasus ini dibuka kembali sehingga dapat terusut tuntas" jelas sonya.
Polisi itu pun mulai membaca sedikit demi sedikit membaca dokumen yang ada disana.
"the Livase group? Saya pertama kalinya mendengar perusahaan ini" ujar polisi itu.
"itu bukan perusahaan melainkan komplotan. Saya menyerahkan semua bukti ini semoga membantu" ujar sonya.
"baik saya akan bicarakan ini dengan atasan saya" ujar polisi tersebut.
"bukan hanya itu pak. Saya juga ingin membuat kesaksian disini" ujar sonya. Walaupun bingung, polisi tersebut tetap mempersilakan sonya.
"saya adalah korban teror kotak hitam di Internasional High School 3 tahun yang lalu, yang telah lama menghilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIBLING'S
AléatoireKisah tentang lima gadis yang hidup bersama selama bertahun-tahun namun tidak memiliki aliran darah kekeluargaan yang sama. Namun hal itu tidak membuat mereka saling membenci. Justru mereka hidup penuh kasih sayang dan saling menjaga satu sama lain...