Di ruang rawat Leon mengajukan sebuah pertanyaan terhadap Natasha lantaran ia merasa remaja itu menyembunyikan sesuatu. Namun, ucapan itu diabaikan oleh cewek berambut cokelat panjang. Leon seketika langsung kesal tapi secara tiba-tiba Natasha menyadari sesuatu.
“Leon, apa Lo haus? Kenapa nggak bilang sih?” Natasha berucap sembari menuangkan segelas air dan memberikan kepada remaja tersebut. “sayang, gue kagak haus. Ngapain Lo ambilkan minum? Sebenarnya Lo ada masalah apa? Apa gue ganggu kegiatan Lo?”
“Nggak ada, gue cuma kepikiran ucapan vino. Apalagi dia tumben aneh banget. Katanya hidupnya nggak akan lama. Trus juga bilang mau kasih organ dia kepada orang lain. Jangan bilang dia mau bunuh diri?”
“Natasha, itu maksudnya vino yang itu,’kan. Btw, awalnya dia kenapa kok bisa masuk rumah sakit. Apa mungkin karna percobaan bunuh diri?”
Natasha menganggukkan kepalanya lantaran Leon pernah bertemu dengan Vino satu bulan yang lalu. Sebab, saat itu mereka berada di restoran tapi ternyata vino juga berada disana seorang diri. Leon bersama Natasha tentu saja langsung menghampiri Vino dan mengajaknya berbincang-bincang.
“Leon, jangan bilang Lo udah ingat? Gue kaget padahal Lo nggak ingat? Tapi bisa menyimpulkan sosok vino.”
“Ingatan gue kembali. Apalagi besok pagi gue udah diperbolehkan pulang. Natasha, gue sebenarnya nggak mau di rawat di sini. Coba bayangin deh ayah gue dokter spesialis bedah tapi malah nyuruh anaknya jalanin perawatan di rumah sakitnya?”
“Syukurlah, Leon gue sedih banget. Karna lihat Zaskia niatnya mau nunjukin ijazah dia. Namun, ternyata Justin keadaan memburuk. Gue beneran nggak pengen kedua sahabat pergi dengan cara bunuh diri.”
“Zaskia, nggak mungkin senekat itu. Natasha, gue beneran mau jenguk Justin. Bisa tolong temenin gue,ya.”
Natasha hanya menganggukkan kepalanya sembari membantu remaja itu berdiri dari ranjang dan lekas menuju ke sebuah ruangan. Namun, sorot remaja yang mengenakan baju rumah sakit seketika ke arah sosok yang terbaring di balik kaca. Leon seketika memeluk erat tubuh Zaskia yang kini berada di sebelahnya.
“Zaskia, jangan cengeng dong? Gue nyakin Justin sedih lihat Lo kayak gini? Katanya, Lo dapat peringkat pertama ya di sekolah? Tumben pinter banget sampai gue jadi peringkat keduanya.”
“Siapa bilang. Gue kagak cengeng, btw gimana keadaan Lo. Kata Natasha Lo cariin gue ya. Leon memangnya Lo udah nggak papa?”
Leon seketika tertawa.”gue beneran udah baikan? Lagian besok gue udah pulang? Zaskia jangan lupa besok ke tempat gue, ya?” remaja itu tentu saja memberitahu kondisi sekaligus orang tua mau mengadakan sebuah pesta.
Namun, secara tiba-tiba Tania meminta Zaskia untuk segera pulang lantaran sudah menunjukkan pukul jam setengah tujuh malam. Zaskia tentu saja menolak permintaan calon ibu mertuanya itu lantaran mau menemani Justin. Tania segera meminta Jordan untuk mengantar remaja itu.
“Zaskia, Lo pulang saja? Lagian Justin di jaga sama mama? Apa mau gue antar?” papar Jordan mengajukan sebuah pertanyaan tapi secara tiba-tiba Zaskia menganggukkan kepalanya pertanda ia setuju.
***
Pagi-pagi buta Alex sudah berada di rumah sakit bersama Stella lantaran berniat jenguk Justin untuk pertama kalinya dan ia memasuki ruangan itu. Sebab, Alex udah bersiap ketika remaja itu menolak kedatangannya. Pasalnya, Alex tau pasti Justin benci banget lantaran selalu mendapatkan penyiksaan darinya.
“Mama, gimana keadaan Justin? Katanya penyakit dia udah parah, ya? Apa mau papa bantuin soalnya Justin harus segera menjalani operasi?” tanya Alex kepada Tania tapi sesekali memandang ke arah remaja berbaring di atas tempat tidur sembari tersenyum meskipun mengunakan nasal cannula.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternally yours (END)
Novela Juvenilcerita ini akan di update setiap hari Selasa dan Jumat. Justin Sebastian Orlando, seorang laki-laki yang selalu tersenyum lebar hingga di juluki sebagai sosok yang humoris. namun, siapa sangka dia menyimpan sebuah rahasia tentang apa yang sebenarnya...