Tiga Puluh Satu

7.4K 595 47
                                    

0o0
Happy Reading





















Persaingan sengit antara jurusan IPA-IPS dan sama-sama kelas terfavorit yaitu 12 IPA 1 dan juga 12 IPS 1.

Mereka membuat dua kubu, sebelah kiri lapangan kubu anak-anak IPA dan sebelah kanan lapangan kubu anak-anak IPS.

Skor mereka sama 1-1, El cukup sulit untuk mengocek lawan nya yang berbadan besar itu. Wajahnya sudah memerah dan juga nafas nya sudah mulai sesak namun bukan El namanya jika ia menyerah di tengah jalan.

Kevin mengoper bola ke arah El, dengan sigap el menangkap bola itu lalu mengarahkan nya ke arah gawang lawan.

Sorak-sorakan dari setiap kubu cukup alot.

"Huuu kala mah kalah wae atuh tong so soan blagu" Kata Dimas

"Ulah sombong!!" Jawab anak IPS

"Dih nteu narimakeun kekalahan maneh" Teriak Firman

El terus saja berlari sekuat tenaga untuk segera mencetak gol.

Dengan tendangan tinggi El memasukan bola kedalam gawang lawan.

"GOLLLLL" Anak-anak IPA mulai berdiri dan bersorak senang, El bertos dengan tim nya, Alek, Kevin, dan juga Leon mengusap kepala El bangga.

"Atur napas El!" Kata Kevin.

waktu bermain tinggal 2 menit lagi, kelas El lagi-lagi cukup unggul dengan skor 2-1.

Persaingan semakin Alot begitupun dengan suporter masing-masing kubu.

Willy, selaku ketua tim dari IPS 1 tidak terima saat El kembali mencetak gol.

Emosinya sudah di ubun-ubun untuk mengalahkan El, tahun lalu kelasnya kalah melawan kelas El dan sekarang ia tidak mau kalah lagi.

Berbagai cara untuk mengalahkan El, Willy terus memepet El hingga El terjatuh di lapangan.

"Woyyy maen kasar!!"

"Nteu bisa maen jangan maen lah bjirr!!"

"Adek gue jatoh!!"

"Si anying maen bodi"

Lututnya El terluka akibat gesekan dari panas nya lapangan.

Leon membantu El untuk berdiri lalu memberi isyarat jika El baik-baik saja atau tidak. El tersenyum lalu kembali berlari.

Lututnya sakit, namun El tahan gengsi dong kalo kalah.

El kembali menguasai bola, menggocek dengan lihai dan mulai menendang ke gawang lawan kembali.

Dari arah belakang Willy berlari dengan kencang lalu menyelengkat kaki El membuat El jatuh dan berguling-guling di tengah-tengah lapangan.

Bertepatan dengan itu Pluit tanda waktu sudah habis, anak-anak kelas El segera masuk kedalam lapangan untuk memberikan pertolongan pertama kepada El

"El!!" Teriak Kevin dan Juga Leon berbarengan

Alex yang memang posisinya lebih dekat dengan El segera membantu El untuk berdiri namun El menjerit sakit saat kakinya mencoba untuk di angkat.

ELBARACK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang