Bagian 23 | Pengganggu 1

512 46 9
                                    

Akhir pekan memang seharusnya dipakai untuk beristirahat atau menghibur diri dengan pergi kesebuah tempat yang dapat meningkatkan semangat dan kesenangan untuk kita sendiri.

Seperti dua orang laki-laki yang sekarang berada disalah satu mall besar dipusat kota. Mereka sedang berjalan mengelilingi toko-toko didalam mall, sebenarnya mereka tidak merencanakan hal ini karena awalnya hanya akan menghabiskan waktu dirumah seperti biasa.

Kini keduanya masuk kedalam toko buku sesuai keinginan Renjun yang katanya ingin melihat-lihat buku terbaru, Haechan yang notabenenya tidak begitu suka dengan hal-hal berbau buku hanya mengikuti sembari memperhatikan Renjun dari belakang. Karena sedikit penasaran ia mengambil salah satu buku yang menurutnya terlihat menarik saat melihat sampulnya, Haechan memang tipikal orang yang akan melihat penampilannya dahulu apapun itu.

Cukup lama waktu yang mereka habiskan didalam toko buku ini, Renjun membeli satu buku yang sudah diincarnya dari jauh-jauh hari. Mereka pergi meninggalkan toko buku itu setelah selesai membayar, namun baru saja keluar mereka berpapasan dengan seseorang.

"Injun?"

Panggilan tersebut sontak membuat Renjun menoleh, matanya membola dan paper bag yang ia pegang hampir terlepas dari tangannya jika Haechan tidak sigap mengambil alih, laki-laki itu ikut menoleh untuk melihat siapa yang membuat Renjun begitu terkejut.

"Injun!"

Laki-laki jangkung yang Haechan lihat itu menghampiri Renjun bahkan memeluknya, tentu ia terkejut bahkan sedikit tergeser. Renjun yang masih dalam kondisi kaget tidak membalas pelukan tersebut.

"Injun akhirnya, selama ini kamu dimana? kamu tau, ayah sama mama nyari kamu kemana-mana, kakak juga"

Haechan mengerutkan dahinya hingga kedua alisnya tampak menyatu, ia menatap keduanya bergantian. Perkataan laki-laki jangkung itu tentu kembali membuatnya terkejut dan juga penasaran.

Sebenarnya siapa laki-laki itu? Lalu kenapa tiba-tiba memeluk Renjun, bahkan memanggil nama yang tidak biasanya, selain itu apa maksud perkataannya barusan? Haechan ingin mengetahui semua itu.

Namun melihat respon Renjun yang diam saja tanpa menjawab dan terlihat raut tidak nyaman membuat Haechan berpikir kalau orang ini tidak mau Renjun temui.

"Bro, bisa lepasin tangan lu dulu? Ga liat kalau Renjun ga nyaman?"

Haechan melepaskan tangan yang memeluk Renjun tersebut dan merangkul Renjun untuk mendekat kearahnya dan mereka juga sedikit mundur untuk membuat jarak, laki-laki itu menatap Haechan, kemudian Renjun serta tangan laki-laki itu yang merangkul adiknya bergantian.

Winwin menatap wajah Renjun yang enggan menatapnya balik, benar apa yang dikatakan Haechan kalau ternyata Renjun tidak nyaman dengannya, hal itu membuat winwin sedih dan memaklumi kenapa Renjun seperti itu padanya.

"Kayaknya lu bakal banyak ngomong dan pastinya lama, mending kita nyari tempat yang nyaman buat ngobrol"

Renjun menoleh untuk menatap wajah Haechan, dan dibalas dengan anggukan kecil. Haechan mengelus sekilas lengan Renjun dan tersenyum, bermaksud agar Renjun tak perlu khawatir karena Haechan ada bersamanya.

Ketiganya memilih untuk keluar dari mall dan masuk ke salah satu kafe yang berdekatan dengan mall tersebut, mereka naik ke lantai atas yang tidak begitu rame, karena bagaimanapun obrolan mereka akan memakan waktu dan tentu butuh suasana yang tenang.

Sebelum berlanjut Haechan memesan minuman tentunya dengan selera masing-masing, serta beberapa cemilan ringan agar obrolan tidak begitu tegang.

Winwin sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya, terutama Haechan. Ia terus memperhatikan bagaimana perilaku Haechan pada Renjun, mulai dari saat mereka bertemu di mall dan sampai sini winwin melihat Haechan yang dengan hati-hati menjaga perasaan Renjun, memperhatikan Renjun dengan lembut bahkan melayani Renjun hingga tau minuman favorit anak itu.

SWEET BUT BIANG ONAR [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang