long time

2.2K 118 17
                                    

Latar belakang : Boboiboy Galaxy, arc : Gurlatan

Kaizo menghela nafas nya, dirinya kembali memandang ke arah anak laki-laki bersurai sepertinya. Sosok itu sedang memoles jari lentik nya dengan cairan semacam alkohol untuk membersihkan lukanya. Pipi nya yang tirus terdapat plaster luka. Mata bak delima itu pun sedikit redup kelelahan.

Kaizo tersenyum, dia sedikit lega. Semua ke khawatiran nya hanya ilusi yang ia buat semata. Kini dia masih bisa memandang duplikat dirinya dengan ukuran lebih kecil itu. Dia masih bisa menggapai nya bila ingin. Dia masih bisa menyembunyikan nya dibelakang punggungnya bila perlu.

Lama diperhatikan, Fang pun mulai berdebar. 'Ada apa dengan Kapten, aku serasa dikuliti hidup-hidup jika dia terus memandang ku dalam seperti ini'. Batin nya sudah meronta. Ia pun memberanikan diri bertanya langsung pada atasan nya itu.

"Kapten ? Adakah yang salah dengan saya ?" Tanya nya gugup. Barangkali kini masih ada kotoran diwajah nya dan terlihat menggelikan sampai - sampai kakak nya sedari tadi memandanginya dalam.

Kaizo yang ditanyai pun meringis kecil, 'tentu saja dia merasa diperhatikan bodoh'.

Kaizo menghela nafas terlebih dahulu sebelum kini manik delima nya menatap langsung ke manik yang sama lainnya. Mengulurkan tangan nya dan memberi tanda untuk Fang mendekat.

Fang berkedip beberapa kali, kemudian perlahan bangkit dan menuju ketempat Kaizo lebih dekat. Yang lebih tua menepuk tempat kosong di sebelah nya, Fang mengikuti kode itu dan duduk tepat di samping Kapten kebanggaan TAPOPS itu.

Hening mengisi ruangan ini, keduanya menunggu satu sama lain untuk membuka suara.

"Rileks, Fang." Kaizo memberi perintah Fang agar lebih santai. Dirinya sadar bila adiknya itu duduk dengan tegang disebelah nya. 'Apa-apaan sikap tegap itu ? Dia fikir ini di militer apa'.

Selesai dengan batin nya, Kaizo memejamkan mata dan mulai berbicara setelah bisa melihat adiknya mulai santai mengobrol dengannya.

"Kau membuat semua orang hampir tidak bisa bernafas dengan benar, Fang." Kini sang Kapten mulai lancar berbicara.

Fang pun tercekat beberapa saat, 'astaga harusnya aku tau itu'.
Remaja laki-laki itu menunduk barang sedikit dan bersuara lirih, "maaf Kap- ".

"Jangan meminta maaf kepada ku, bodoh."

/bruk

Fang kaget.. Dirinya total membeku dengan apa yang baru saja terjadi. Dirinya masih mematung sedang surai nya di elus lembut oleh yang lebih tua. Kaizo baru saja menubrukan raga keduanya. Memeluk erat sosok yang lebih kecil dengan perasaan kalut.

"K- kap..-"

"Abang !! Panggil aku dengan itu, Pang.." pinta Kaizo lirih.

Sungguh! Fang pusing dibuatnya, ada apa gerangan dengan sang kakak ?

"Abang, ada apa ? Apa sesuatu yang buruk terjadi.. ? Abang ?" Beberapa kali Fang bertanya pun, sang kakak masih sibuk menetralkan nafas nya dan masih memeluk erat dirinya.

"Fang.. kamu membuat ku ingin muntah tadi."

Setelah beberapa waktu Kaizo pun angkat suara. Perkataan nya mengambang, Fang peka. Ia menunggu sang kakak melanjutkan ucapannya.

"Maaf Fang.. aku salah selama ini memperlakukan mu. Aku salah menganggap bahwa dengan kamu kuat kamu akan senang dan merasa aman. Nyatanya karena ku, kamu selalu merasa rapuh dan kalut."

adhikari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang