Trauma

786 49 6
                                    

“Nah yang ini lumayan santai, gak terlalu gila”

Cerita kali ini terlihat sedikit santai, hanya tentang sebuah grup yang berisikan anggota 10 orang dengan dua leader didalamnya, satu berperan sebagai ibu dan satu lagi berperan sebagai ayah, wajah satunya sangat imut namun satunya lagi memiliki otot yang besar, namun apa jadinya jika semua itu hanya tampilan dilayar televisi tak seperti pada kenyataannya dimana semuanya terbalik?

Jihoon rasa cerita kali ini cukup seru, ia menjadi anak manja dibelakang kamera dan menjadi sosok tegas didepan kamera.

Trauma

Ketika era reboot membuat semuanya berubah.




Jihoon masih sangat takut, tubuhnya juga masih dipenuhi memar.

Dan yang paling membuat Jihoon takut adalah-

“Kemari kamu anak nakal, siap mendapatkan hukuman lagi?”

“Hyung?”

Jeongwoo yang sedang memegang pinggang Haruto seketika berhenti, pemuda itu melihat kearah belakang setelah merasakan jika tangan Jihoon tak lagi memegang pundaknya.

“ASTAGA JIHOON HYUNG!”

Junghwan berteriak panik membuat para member yang ada didepan langsung menoleh kearah mereka, tubuh Jihoon hampir jatuh jika Junghwan tak dapat menahannya dengan baik, kejadian itu tentu saja membuat keadaan semakin ricuh, para bodyguard dengan sigap menghalau banyak orang yang akan menerobos mengerubungi tubuh Jihoon yang jatuh tak sadarkan diri didalam pelukan Junghwan.

Junghwan menggendong Hyung nya dengan cepat membuat para member memberikan jalan

“Jihoon pingsan?” Tanya Hyunsuk yang masih didengar oleh Junkyu.

“Apa kita sudah keterlaluan Hyung?”












“T-tidak Jangan hiks..jangan..”

Rasanya sungguh sesak, pandangannya memburam namun samar-samar Jihoon dapat melihat kelima pria kekar mengelilingi tubuhnya dan menertawakannya, mulai menjamah tubuhnya.

“Hiks..”

Tubuh Jihoon berontak, tangannya yang tertempel jarum infus kini terlepas, bahkan masker oksigen sama sekali tak membantunya, Jihoon benar-benar kesulitan untuk bernafas, lehernya seakan kembali dicekik dan bayangan itu kembali muncul.

“Jihoon!”

Suara lantang Junghwan sama sekali tak membuat Jihoon tersadar, si Park terus menjerit hingga seseorang menggunakan jas dokter datang dan mau tak mau harus menyuntikan obat penenang pada tubuh Jihoon yang mulai melemah.

Tenaga Jihoon kini tak sebesar tadi, perlahan mulai melemah dan matanya kembali terpejam.

“Jihoon membutuhkan bimbingan dari psikiater, kondisi mentalnya semakin memburuk dan saya yakin jika terus dibiarkan maka sesuatu hal buruk akan terjadi pada pasien”

Sang manajer mengangguk lemah, melihat respon Jihoon tadi sungguh membuat hati mereka teriris, begitupun dengan ketiga kekasih dari si Park hanya bisa melihat dari kejauhan bak seorang pengecut yang dilingkupi dengan rasa bersalah.

Mereka baru menyadari jika mereka sudah keterlaluan selama ini.

“Hyung, apakah Jihoon Hyung akan sembuh?” Tanya sang maknae pada manajer mereka, gelengan lemah membuat semuanya menghela nafas berat.

“Hyung tidak tahu, semoga saja Jihoon bisa sembuh dalam waktu dekat”

“Tapi sepertinya itu sangat mustahil” ucap Jeongwoo yang melihat respon Jihoon barusan.











Prang!

“Astaga Jihoon!” Teriak Junkyu ketika Jihoon hendak minum namun gelas yang berisikan air itu malah pecah didekat kaki si Park.

“Kau tak apa?” Tanya Junkyu khawatir memindahkan kursi roda Jihoon sedikit lebih menjauh dari pecahan kaca, pemuda Kim itu lantas memungut pecahan kaca memasukkannya kedalam tong sampah.

“J-ju-”

Jihoon bersuara lirih, matanya kian berkaca-kaca, kedua tangannya direntangkan, Junkyu menegang melihatnya, ia baru saja akan tersenyum namun senyumnya sirna ketika yang dimaksud oleh Jihoon adalah Junghwan yang kini sedikit berlari kearah mereka.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Junghwan memastikan jika Jihoon baik-baik saja.

Pemuda So itu memeluk erat tubuh si Park, membiarkan Jihoon menumpahkan tangisnya dipundak lebar miliknya.

“Takut..” lirih Jihoon memejamkan matanya tanda bahwa dia begitu takut akan adanya Junkyu.

“AKU MEMBENCIMU! AKU MEMBENCIMU! MENJAUH DARIKU MONSTER! KALIAN MONSTER!"

Junkyu tak henti menggumamkan kalimat Penenang, tubuh Jihoon perlahan melemas kini pemuda Park itu pasrah ketika Junkyu memeluknya, namun Jihoon merasakan perlahan tubuh Junkyu menjadi berat.

“A-aku membencimu Junkyu…aku membencimu hiks..”

Nafas Junkyu perlahan melemah, tubuhnya ambruk menimpa tubuh Jihoon yang masih mengerjap kebingungan.

“J-junkyu?”

Junkyu pingsan dengan darah segar yang masih mengalir membanjiri pelipisnya.






Tamat.

Book nanti bakalan gambaran untuk cerita kyuhoon yang akan aku up setelah only mine tamat, tentang switch dari Jikyu ke Kyuhoon

4.7k+ word

Ketika yang terlihat imut adalah yang paling menyeramkan, terkadang penampilan memang bisa menipu seseorang hal itu terjadi pada Park Jihoon, oranglain melihatnya sebagai dominan namun siapa sangka Jihoon adalah pihak menerima memiliki 3 dominan yang memiliki wajah imut.

Tapi satu hari sebuah kejadian membuat Jihoon memiliki trauma mendalam hingga kata-kata benci keluar dari bibirnya.

“AKU MEMBENCIMU! AKU MEMBENCIMU! MENJAUH DARIKU MONSTER! KALIAN MONSTER!"

Junkyu tak henti menggumamkan kalimat Penenang, tubuh Jihoon perlahan melemas kini pemuda Park itu pasrah ketika Junkyu memeluknya, namun Jihoon merasakan perlahan tubuh Junkyu menjadi berat.

“A-aku membencimu Junkyu…aku membencimu hiks..”

22+

Bxb.

Yoshihoon.

Kyuhoon.

Sukhoon.

book a trip to the s.gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang