Stockholm Syndrome

973 59 5
                                    

Stockholm syndrome adalah suatu gangguan psikologis, di mana korban penculikan justru memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap pelaku penculikan. Pada kondisi ini, korban akan mengembangkan perasaan positif terhadap pelaku penculikan sebagai bentuk coping mechanism.

Rasanya sungguh gila, kali ini Jihoon masuk kedalam buku dengan bab berjudul Stockholm Syndrome, berkisah tentang Park Jihoon seorang pemuda berandalan yang hidupnya lontang lantung setelah lulus sekolah, dia tak mau bekerja ataupun melanjutkan pendidikan nya ke universitas karena menurutnya percuma, hidup hanya seorang diri untuk apa juga mati-matian harus belajar? Toh, orangtuanya juga sudah tak peduli padanya, ia memang tinggal dirumah besar dan mewah namun hanya ke hampaaan yang Jihoon rasakan.

Teman? Jihoon tak punya, ia bahkan tak memiliki seseorang untuk diajak bermain bersama. Memiliki kekasih? Jihoon tak tertarik itu jadi ia hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah sendirian terkadang juga berjalan-jalan namun nasib sial menghampirinya ketika ia diculik oleh seseorang.








“Lo mau minta tebusan kan sama ortu gue?! Udah buruan telfon mereka dan lepasin tali bau ini dari badan gue!”

Tangan si penculik mengambil ponsel milik Jihoon mencari-cari nomor milik ayah Park, saat sudah ditemukan ia langsung menghubunginya, panggilan tersambung.

“Kenapa Ji? Apa uang yang ayah berikan kurang?”

“Putra anda sedang saya culik, saya ingin meminta tebusan uang!”

Sungguh tidak berpengalaman, nada bicara pemuda itu bahkan tak terdengar mengancam, Jihoon menggeleng lemah mendengarnya, ia sudah frustasi.

“Tidak usah bermain-main Jihoon, ayah tak punya waktu-”

“AYAH TOLONG! JIHOON BENAR-BENAR DICULIK! AYAH-”

“Berapa tebusan yang kamu minta?”

Jihoon menutup mulutnya, ia tersenyum hangat, apakah ayahnya sudah peduli ketika mendengar bahwa ia benar-benar diculik?

“Saya meminta tebusan 50 juta-”

“Murah banget anjing harga diri gue, 1 milyar buruan!” Potong Jihoon tanpa suara, sang penculik membelalakan matanya terkejut, itu jumlah uang yang sangat besar

“Saya meminta tebusan 1 milyar”

“Baiklah saya akan transfer uangnya dan berhenti melakukan sandiwara Park, tolong urus anak nakal itu”

Pip!

Panggilan di putus secara sepihak, senyum Jihoon memudar, apa yang ia harapkan? Mana mungkin mereka peduli padanya, bahkan jika Jihoon matipun mereka tak akan peduli.

“Cari rumah ditengah hutan, cari rumah yang adem dan lumayan jauh dari perkotaan, lo bisa culik dan sekap gue disana, beli tali yang lebih bagus ya anjing tali ini bau!”
















Pintu kembali tertutup, Jihoon hanya menatapnya nanar.

Ternyata Junkyu benar-benar iblis


“Bagaimana? Apakah dia baik-baik saja?"

“Ya menurut mu bodoh?!"

Junkyu mengelus kepalanya yang mendapatkan jitakan, pemuda Kim itu tersenyum canggung.

“Junkyu aku mohon ini sudah terlalu jauh, luka disekujur tubuhnya sangat banyak dan kau tak bisa terus menyiksa memberikan tekanan fisik dan batin pada seseorang yang sedang mengandung diusia muda”

“MENGANDUNG? APA DIA HAMIL?”

“Kecilkan suara mu bodoh!”

“Dia sedang mengandung, mungkin usia kehamilannya sekitar 6 minggu”

Junkyu ternganga, itu berarti Jihoon sedang mengandung anaknya?












Melihat Junkyu yang kembali kearah dapur Jihoon hanya terdiam, pemuda itu meringkuk memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya dilipatkan tangan, bersiap-siap jika Junkyu akan mengambil benda tumpul untuk memukulnya, Jihoon sudah menggigit bibir bagian bawah tanpa sadar hingga mengeluarkan darah segar.

Mendengar derap langkah yang mendekat buru-buru Jihoon mengarahkan kedua tangannya kedepan.

“Pukul tangan saja, jangan pukul-pukul badan kasihan dedek bayi”





Prak!

“APA KAU INGIN MEMBUNUHNYA

Botol susu dilemparkan begitu saja, Junkyu segera mengambil alih baby Aera dari gendongan Jihoon ketika si manis malah mencekoki bayi mereka membuat Aera kewalahan, tangis bayi itu tak kunjung reda malah bertambah semakin kencang.

Jihoon yang dibentak tentu saja tak terima, pemuda manis itu hendak memukul tubuh putri kecilnya tapi untung saja Junkyu dengan sigap.

“PARK JIHOON!”

“APA? LAGIAN JUGA BAYI SIALAN INI BERISIK NANGIS TERUS KEPALA GUE RASANYA MAU PECAH!”






“IBU JUGA TIDAK MENYAYANGI JI! IBU LEBIH MEMILIH DIA! PASTI SEBENTAR LAGI KALIAN AKAN MEMUKUL JI! KALIAN SEMUA JAHAT TIDAK ADA YANG MENYAYANGI JI!”

“Jihoon sadar nak!”

Teriakan Jihoon membuat ayah dan Junkyu yang sedang berbincang segera berlari kekamar si Park, terlihat ibu yang sedang menenangkan Aruna dan Jihoon yang menangis meraung sambil terus memukuli dirinya sendiri.

Junkyu berlari dengan sigap menahan tubuh Jihoon, tak peduli meskipun Jihoon terus membabi-buta tanpa ampun memukulnya.

“BENCI! JI BENCI ANAK ITU!”










5,3k+word

book a trip to the s.gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang