Salah dendam

971 73 0
                                    

Makin kesini makin membagongkan, kenapa endingnya selalu diluar dugaan? Sangat plot twist, sungguh meskipun membacanya Jihoon bahkan tak tahu endingnya akan seperti apa, dia hanya berdo'a semoga yang kali ini endingnya sangat baik.

Kali ini berjudul “Salah Dendam”

Book yang kali ini sedikit menakutkan karena bercerita tentang pembunuhan. Bermula dari sebuah rumah yang berisikan 12 orang pemuda hingga pada satu malam terjadi sebuah pembunuhan yang membuat semua orang geger, namun bukan hal itu melainkan mereka menemukan Jihoon yang memegang pisau dengan satu mayat tergeletak tak sadarkan diri diatas lantai yang dingin

Ini bukan dirinya, dia bukan pembunuhnya.




















“Hah…hah….”

Nafasnya tersenggal, semua orang memakai baju serba hitam tampak berkumpul, mata mereka terlihat sendu, Jihoon menatap sekeliling melihat orang-orang yang melihat kearahnya.

BUGH!

Tubuhnya tiba-tiba mendapatkan sebuah bogeman mentah, kerah bajunya ditarik membuatnya sedikit berjinjit, oh astaga niatnya ia ingin masuk sebelum kejadian terjadi namun sepertinya semuanya juga terjadi, seseorang melampiaskan amarah padanya.

“JUNKYU BERHENTI!”

Beberapa orang menarik tubuhnya dan tubuh Junkyu yang akan kembali melayangkan pukulan membabi buta.

“LEPASKAN AKU! AKU AKAN MEMBUNUHNYA!”

Teriak Junkyu yang masih berusaha untuk ditenangkan oleh kedua orang yang memegang tubuhnya, sedangkan itu Jihoon beringsut mundur merasakan kakinya yang sakit.

Wajahnya masih terlihat kebingungan, kenapa kakinya sakit?

Apakah Junkyu sudah benar benar menghajarnya?

“KEMARI KAU SIALAN! DASAR PEMBUNUH!” Teriak Junkyu menggelegar, tangannya menunjuk penuh amarah pada Jihoon.

Jihoon berusaha menampilkan ekspresi datarnya, ia tak boleh terlihat lemah, sebab karakternya yang kali ini adalah pemberani.

Hah..

Dada Jihoon tiba-tiba saja terasa sesak, nafasnya semakin melambat, salah satu dari mereka yang melihatnya tentu saja panik, dengan segera menangkap tubuh Jihoon yang hampit limbung.

“Tenang kak, tarik nafas dengan normal”

Orang itu membantu menenangkan Jihoon, tangan Jihoon dengan gemetar mengambil sebuah alat berwarna biru, diarahkan pada mulutnya.

Mata Jihoon terpejam, tangannya terkulai lemah, pemuda itu membiarkan orang tadi menggendongnya.

“YA SO JUNGHWAN BIARKAN DIA DISINI! KENAPA KAU MEMBANTUNYA?! DIA TELAH MEMBUNUH TEMAN KITA!”

Junghwan berbalik, pemuda itu menatap sendu pada Junkyu yang barusan berbicara.

“Aku yakin bukan kak Jihoon pelakunya, dia tak mungkin membunuh kak Mashiho..”






Bagaimana Jihoon meyakinkan teman-temannya jika dia bukan yang membunuh Mashiho? Apakah Junkyu, kekasih dari sahabatnya itu begitu membencinya tak pernah mau mendengarkan penjelasannya jangankan mendengarkan penjelasannya untuk melihatnya saja ia selalu emosi.

Dia bahkan tak ingat kejadian sebelumnya bagaimana dia menemukan mayat Mashiho, dia juga tak punya barang bukti.

Ceklek!

Pintu kamarnya tiba-tiba saja dibuka, Jihoon menoleh pada Junkyu yang kini menatapnya tajam, si Kim menghampiri Jihoon yang masih terbaring diatas tempat tidur.

“Heh penyakitan, jangan pernah berpikir untuk kabur dari masalah karena aku akan terus menghukummu sampai aku puas, mengerti?!”

Tangan kekar Junkyu mencengkram erat rahang si manis, matanya berkilat tajam penuh dendam.

“Kau benar-benar menyusahkan, sudah penyakitan pembunuh pula!”

Kalimat itu begitu menusuk, tidakkah Junkyu berpikir bahwa Jihoon sakit hati?

“Aku tidak membunuh kekasihmu!"

Jihoon bersuara meskipun terdengar lirih namun Junkyu dapat mendengarnya, cengkraman kini berubah menjadi tamparan keras, wajah Jihoon tertoleh paksa sudut bibirnya berdarah.

“Aku harap kau akan sama menderitanya seperti Mashiho!” Bentak Junkyu menggeram penuh amarah, pemuda itu akan menyiapkan beberapa hukuman untuk Jihoon agar membuat pemuda itu tersiksa.

Ia akan membuat Jihoon tak betah, bahkan jika bisa pemuda itu mati menyusul kekasihnya.







“Junghwan aku-- aku tidak bisa ARGHHH!”

Tangis Jihoon pecah, pemuda itu bahkan mengamuk hebat, tangan Jihoon terus memukul telinganya sendiri, Junghwan menahan tubuh kakaknya yang terus bergerak gusar, pemuda itu tak henti mengusap lembut punggung yang bergetar hebat, tangisan Jihoon terdengar memilukan, Jeongwoo mengalihkan pandangannya tak bisa melihat bagaimana penderitaan Jihoon yang membuatnya ikut menangis.

“Bukan, bukan aku pembunuh Mashiho hiks..”










.

“Secepatnya aku akan memilikimu seutuhnya anak manis”

“Ingat jangan berbicara pada siapapun, mengerti?!”










“Ada apa?” Tanya Junkyu yang sama sekali tentu saja tak dijawab oleh Jihoon.

Kedua tangan Junkyu dengan ragu memegang pundak Jihoon, menyuruh Jihoon untuk melihat kearahnya.

“Ada apa?”

Tangan Jihoon tergerak untuk memberitahu Junkyu

“Seseorang membuntuti ku akhir-akhir ini, dia selalu mengancam ku, tolong aku, aku mohon, bukan aku pembunuh Mashiho!”

Namun Junkyu tetap tidak mengerti bahasa isyarat yang Jihoon katakan padanya, pemuda Kim itu tak mengerti sama sekali.

Mata Jihoon kembali bergerak gelisah melihat kearah belakang, seseorang itu masih disana, menatap tajam kearahnya.

Jihoon buru-buru menepis tangan Junkyu dan berlari kencang menuju kamarnya.

Sedangkan si Kim terdiam penuh kebingungan, apa yang baru saja Jihoon sampaikan? Namun tampaknya, pemuda Park itu tampak begitu gelisah.










Ceklek!

Sret!

Tubuhnya ditarik begitu saja, seseorang tampak berjongkok menyeringai penuh kemenangan didepannya, orang itu tampak tertawa bahagia setelah melancarkan aksinya.

“Aku harap mereka semua mengira kau sudah mati!”

Cengkraman pada rahangnya membuat pemuda itu meringis pelan.

“Puaskan aku anak bisu”

“Kamu mau diatas atau dibawah?” Tanya

“Aku mau diatas” kata .

“Aku tidak sebodoh itu!” Ucap

2 bulan telah berlalu sejak kehilangan Jihoon, mereka masih berduka begitupun dengan Junghwan yang sangat terpuruk.

.

“Aku punya firasat buruk” ucap Yoshi menatap sahabatnya satu-persatu.

Mereka serempak mengangguk seolah mengiyakan ucapan Yoshi, semuanya bergegas mengambil jaket masing-masing.

Ini tidak bisa dibiarkan, pasti ada sesuatu hal yang terjadi.

Apalagi dengan sikap keduanya yang begitu aneh akhir-akhir ini.











5,5k+ word
21+
Sad vibes

book a trip to the s.gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang