Semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing setelah satu malam menginap di rumah sakit.
"Om mau sesuatu ya?" tebak Lily karena sudah hampir malam Azhar belum tidur.
"Iya mau," balas Azhar karena Lily sudah tahu apa yang dia mau.
"Boleh aja, tapi besok ke rumah Mamah pake motor. Gimana?"
"Sekali saja!" Lily mengangguk.
Azhar sudah lama tidak menjeguk calon bayi nya sehingga Lily sudah tahu arah kemana pikiran Azhar.
>><<
Ke esokannya Lily sudah siap dengan gamis berwarna cokelat dengan Azhar menggunakan kemeja coklat, serasi sekali.
"Om, foto yuk!" ajak Lily.
Azhar hanya bisa pasrah saat dia di bawa ke depan kaca yang lumayan besar.
"Sini biar saya yang megang handphone nya." Lily memberikan handphone nya.
Azhar memegang pinggang Lily dengan Lily menatap wajah Azhar.
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Beberapa foto sudah tersimpan di handphone Lily dengan antusias Lily mengganti walpaper handphone nya.
"Kita berangkat,"
"Ayok!"
Di perjalanan yang cukup ramai sepasang kekasih halal sedang bercanda ria.
>><<
Sesampai di kediaman Hendra mereka berdua di sambut hangat oleh semuanya.
"Langsung ke meja makan saja!" ucap Dena mengandeng Lily.
"Anaknya di lupain," gumam Azhar membuat Gina terkekeh mendengarnya.
"Sabar Oppa, Mamah juga gitu kalau sama Bang Riyan," beritahu Gina.
"Berarti kita senasib,"
"Azil juga senasib seperti kalian," sahut Azil tiba-tiba datang.
"Eh, kalian ngapain di sana cepet ke sini." titah Dena.
Mereka bertiga mengangguk dan menyusul ke meja makan.
Di meja makan sudah ada Fia, Riyan, Hendra, Dena dan Lily.
"Lily maaf Mamah cuman masak ikan sama ayam," ujar Dena.
"Gak papa Mah," Lily tersenyum ke arah Dena.
"Mau ayam? Biar saya ambilkan,"
"Gak usah Om, terlalu jauh yang deket aja." Azhar mengangguk mengambil ikan yang ada di hadapannya.
"Adegan romantis lagi," celetuk Gina.
"Gak baik Yang!" ucap Riyan dan Gina hanya cengengesan.
"Enggak di suapin Om, malu," cicit Lily.
>><<
Sesudah makan bersama semuanya berkumpul di ruang tengah karena hari libur jadi semuanya ada di rumah.
"Nemplok mulu Neng," sahut Fia melihat Lily memeluk lengan Azhar dengan erat.
"Iri ya?"
"Ngapain iri orang kita juga punya!" balas Gina langsung memeluk lengan Riyan.
Riyan hanya geleng-geleng kepala melihatnya dengan cepat juga Fia memeluk lengan Azil.
"Apakah kalian yang bisa seperti itu Mamah juga bisa!" ucap Dena sembari memeluk Hendra.
Azhar yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Dringg!
"Ly, handphone bunyi!" beritahu Azhar.
Lily menggeser tombol hijau.
"Wa'alaikumsalam Bang."
"..."
"Sekarang Lily kesana, assalamu'alaikum."
Lily mematikan handphonenya beralih menatap Azhar yang menaikan alisnya bertanya.
"Di suruh Bang Alas sama Bang Akar ke kantor Papih,"
"Sekarang?"
"Iya Om,"
"Zil mobil ada?" tanya Azhar ke Azil.
"Di bengkel Hyung,"
"Pake punya gue aja!" tempal Riyan memberikan kunci mobilnya.
>><<
Lily merasa aneh karena sekian lamanya abang kembarnya menyuruh ke kantor Papihnya.
"Kenapa ya?" gumam Lily terdengar oleh Azhar.
"Jangan terlalu di pikirkan Ly."
"Hm, iya,"
Sesampai di kantor Papihnya Lily teringat akan Papihnya yang selalu datang menyambutnya tetapi sekarang berbeda.
"Selamat datang Non, Tuan!" sapa karyawan.
Lily mengangguk tersenyum, berbeda dengan Azhar yang memasang wajah datarnya.
Mereka berdua langsung ke ruangan Papihnya berada di lantai 22.
"Apa gak pegel ni lift bulak-balik naik turun?"
"Lift nya terlatih," jawab Azhar dan terkekeh bersama.
Sesampai di ruangan mereka berdua langsung duduk di sofa yang sudah ada Alaskar dan Laskar.
"Ly, abang punya informasi tentang orang yang ngerusak rem mobil Papih saat kecelakaan, neror dan ngeracuni makanan,"
"Siapa Bang?"
Alaskar dan Laskar tidak menjawab melainkan memberikan laptop untuk Lily melihat sebuah video.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOCTOR MY HUSBAND
Novela JuvenilPertemuan pertama saat di kejar preman dan di tolong oleh om-om, pertemuan kedua saat berada di Cafe dan mengadakan sebuah tantangan untuk mengajak nikah seseorang yang sedang duduk. Ternyata yang di ajak nikah oleh LILY ALIYA XAVIER adalah om-om ya...