Tawaran

436 66 9
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Beberapa hari setelah insiden itu, berita nya mulai redam, yah Jeongwoo taulah siapa yang ngendaliin.

Dia masih sering shock kalo tau kemampuan kedua orangtuanya, jangankan membungkam media, mengatur hidup orang lain saja terlihat gampang.

Makanya gak aneh sih kalo maminya suka nyuruh dia hati-hati, soalnya lintah-lintah seperti itu memang terdapat diberbagai tempat.

Apalagi sekarang dengan penampilan Jeongwoo yang jauh lebih tertata rapih, membuat aura pewaris tunggal nya menguar hebat.

"Gak paham gue"

Jeongwoo noleh, natapa Haruto bingung.

"Maksudnya?"

"Kenapa anak itu malah ditawarin masuk sini? Padahal kalo buat bungkam doang, kasih duit aja, yakin gak bakal nolak"

"Gak tau deh, lo ngobrol aja sama mami gue"

Haruto ngedengus, "gue kan khawatir Woo"

"Perihal?"

"Gimana kalo tuh anak bawa masalah? atau kalo enggak, yah dia pembuat masalah nya"

Pikiran Jeongwoo tiba-tiba melanglang entah kemana, tapi yang pasti dia membayangkan hal menyenangkan yang akan dia lakukan.

"Mikirin apa lo sampe senyum-senyum gitu?" Tegur Haruto

Jeongwoo kembali sadar, tapi sensasi serunya masih bisa dia rasakan.

"Woo--"

"Kalo dia pembawa masalah, bakal gue ganggu sampe ngundurin diri"

"Gak usah main-main Woo, lo bawa nama keluarga anjir"

"Tenang, tanpa nyentuh dia, gue tetep bisa bikin dia ada di bawah cengkraman gue"

"Yakin banget lo?"

"Iyalah, gak bakal gue lepasin siapapun yang pernah berurusan sama gue"

"Emang dia pernah bikin perkara sama lo? Perasaan baru liat deh gue"

Jeongwoo gak mau nyeritain gimana dia ditendang, dan berakhir ambruk sebelum Haruto datang.

"Ya kan lo bilang bisa aja dia pembawa masalah"

"Ya itukan masih tebakan, lagian gak ada yang tau latar belakang orang itu"

"Cuma hidup berdua sama salah satu orangtuanya, dan mengandalkan laundry sebagai penghasilan"

"Ah, kerikil ternyata"

"Yap! Kalo sampe ngeganggu, gue bisa buang kapan aja"

Haruto ngangguk, "gue dukung sih"

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang