Gangguan

333 57 14
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










"Gimana cara bikin orang banyak dibenci?"

Haruto natap Jeongwoo, heran aja sama pertanyaan bodoh temennya.

"To, kasih gue ide"

"Ya buat apa lo bikin orang di benci?"

"Buat hiburan lah"

Haruto menggeleng, "jangan kelewatan Woo, kita gak tau karma yang berbalik nanti seburuk apa"

Jeongwoo natap Haruto, terus tertawa keras sampai temennya natap dia aneh.

"Kenapa deh lo?"

"Seorang Haruto yang paling sering mainin perasaan orang, ngasih gue wejangan barusan? Hadeh, lo aja banyak mainan waktu SMP gue gak cerewet ngatur lo, kenapa sekarang lo kek gini?"

"Gue gak mau sampe lo dapat karma buruk aja anjir, kita udah bareng dari orok Woo"

"Ck, terserah deh"

Haruto ngehela nafas, ngebiarin temennya pergi gitu aja.

"Keras kepala banget, heran gue" Haruto berbalik

Bruk!

"Ya ampun, maaf maaf, gak sengaja"

Haruto cuma natap sosok di depannya yang lagi mungutin buku, terus berdiri lagi tapi gak natap dia.

"Maaf sekali lagi, permisi"

Sret

Haruto narik tangan sosok itu kuat, sampe semua bukunya balik jatoh dan orang yang ditarik nubruk badan Haruto karena oleng.

"Minta maaf tapi gak sopan itu harus di maafin?"

Haruto ngomong, tapi tangannya nahan tubuh orang yang lebih kecil dari dia sampe kesusahan gerak, soalnya ini nempel banget tubuh mereka.

"M-maaf"

"Masih gak sopan"

"Ha-harus gimana?"

Denger suara kecil itu rasanya menyenangkan, jiwa pemburu Haruto memang suka memangsa sesuatu yang tak berdaya seperti ini.

"Angkat kepala lo" Haruto narik dagu sosok di depannya, satu lengannya masih nahan pinggang orang itu

"Liat mata gue" suara Haruto makin rendah

Tapi seketika maniknya berhenti gerak, tatapan tajam dia menghunus ke manik bulat yang seolah diberi efek berair.

Haruto gak paham, baru kali ini dia mendapati sebuah manik kelam dengan gurat lembut di dalamnya.

"M-maaf"

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang