1. the meet

345 26 2
                                    

Juli, 2022

Hari ini, hari pertama aku jadi anak SMK, dan hari ini adalah MPLS terakhir, setelah kemarin kami mengenal lingkungan sekolah selama 6 hari, akhirnya aku resmi memakai seragam putih abu abu, katanya seragam paling mengenang. Kita pakai sebelum mempersiapkan dunia yang sebenarnya.

Aku tentu senang, hampir sudah mengenal beberapa teman teman baru, didepan ku ada Ariri dan Tia, dan kami sudah saling mengenal, bahkan hampir dekat, ya karna ternyata kami sama sama orang yang supel, dan meng 'asikan' diri masing masing, hingga kami dekat.

Aku duduk sebangku dengan Rahma, kami kenal karna satu ruangan saat MPLS, dan saat MPLS pun kami memang sudah duduk sebangku, dia duluan yang mengajak. Kami duduk di bangku paling depan karna Rahma punya masalah dengan matanya. Tak masalah, depan belakang yang penting aku sekolah.

Kami masih sibuk berbincang, kanan kiri bising suara ricuh, pemandangan awal semester yang ceria. Di sekitar ku, teman teman lain masih malu malu, berlagak sok cool, dan ada juga yang diam saja. Ada juga yang sudah saling cocok, bahkan sudah terbentuk geng. Yang sudah cocok biasanya waktu MPLS satu ruangan.

Dan akhirnya, wali kelas kami masuk. Bu Diara. Sebelumnya dia sudah memperkenalkan diri di grub kelas. Tapi, bukanya lebih maknyus jika secara langsung?

Kami sontak diam. Memerhatikan guru sekitar 40 tahun itu sampai depan papan tulis. Senyumnya memandangi wajah wajah baru para penerus bangsa ini.

Dia menarik nafas, lalu

"Selamat pagi anak anak!" sapanya riang khas guru TK.

Mau tak mau kami menjawab tak kalah riang karna ini adalah hari pertama.

"Waduh, manis manis sekali anak anaku, sudah siap belajar?"

"Sudah!"

"Aduhh, kalian sudah pada kenal ibuk, kan?" tanyanya dengan jenaka.

Kami kompak bersuara, "sudah!"

Entah kenapa ibu ini seperti nya lucu, badanya yang mungil dan tingkahnya yang berkomunikasi dengan kami, layaknya kami adalah anak anak paud. Tapi, kamu suka.

Setelahnya hanya Bu Diara yang memperkenalkan diri, dan memberi sedikit tantangan yang bisa menebak umur dan dia sudah punya anak berapa.

Hasilnya, aku dapat sebungkus permen karma menjawab berapa jumlah anaknya. Ku simpan untuk ku bagikan nanti.

Sekarang, gantian kami yang memperkenalkan diri. Aku sabar menunggu bagianku, karna ternyata, Bu Diara mengurutkan dari bangku belakang. Satu persatu siswa sudah maju, ku hafali wajah wajah mereka. Ada yang manis, rupawan, dan menyebalkan.

Satu rupawan mengunci mataku, dia belum maju kedepan, tapi, saat pertama masuk kelas, dia sudah membuatku penasaran. Dia laki laki, tentu.

Duduknya persis disampingku, ya walau dibatas oleh teman sebangkunya. Tapi, aku masih bisa leluasa menatapinya.

Akhirnya bagianku tiba. Diliput rasa malu, aku maju kedepan.

Aku menarik nafas sebentar, gugup karma seluruh atensi ke arahku, apalagi dia juga menatap kearah ku sekarang.

Oke baiklah, kita harus saling kenal, kan.

"Perkenalkan nama saya Efta Janina. Dari SMP Cendikia, alamat Permaidi, hobi nyanyi, anak kedua dari dua bersaudara." Dengan senyum ramah, suara ku bergetar di ujung ujung, malu lah. Ku lihat teman teman ku bertanya tanya.

"Permaidi? Jauh itu,"

"SMP Cendikia dimana, ya?"

Bu Diara berlaga berpikir, aku masih berdiri dengan lagak kikuk.

"Janina?"

"Efta, buk."

"Efta, Permaidi itu dimana?"

Ah, memang, inilah, ketika aku sekolah disini, orang orang terkejut dengan alamat ku.

"Sudah di ujung buk, udah mau pindah kabupaten dari sini."

"Oh tau tau, kamu PP apa ngekos?"

"PP, buk."

Bu Diara terperangah, "apa enggak kejauhan, nak?"

"Enggak juga, sih, buk sebenarnya. Ya namanya buat sekolah, buk."

"Oke oke, makasih Efta, selanjutnya ya."

Aku langsung berlari kecil ke kursi ku. Sabar aku menunggu hingga giliran dia maju kedepan, aku sampai begitu exited, tanpa sadar menopang wajah dengan tangan dan mata terus kearahnya.

Kulihat dari gaya nya dia kalem, tapi percaya diri. Senyumnya sempurna.

Sebelum kudengar suara yang akan jadi kenangan dikemudian hari.

"Halo, aku Aditya Chandra...."

Oh, namanya Aditya.

Kuping ku seakan akan berdenging, pandangan ku di blur oleh cahaya. Teman teman masih ada, Bu Diara masih ada, dan Aditya masih didepan. Tapi, rupa dia tampak lebih mempesona di hias kelap kelip, wah aku terpikat lebay. Membuat delusi yang tak masuk akal.

Aku halusinasi.












Aku halusinasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Efta Janina

Aditya Chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aditya Chandra



Hai, semua.

Aku lagi suka sama Vibes Jaehyun Nct, kalo Lisa, selalu cinta.

Aku lagi suka buat cerita pendek, dan aku lagi ngelawan rasa malas menulisku. Semoga cerita ini bisa menyenangkan.

- Riesa, 29 Januari, 2024
Dikasur.

di ini Januari | JaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang