6. ARJUNA BERUBAH

35 10 9
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Matahari kini telah berganti dengan datangnya rembulan yang menyambut malam. Malam yang sunyi dan tenang jauh dari keramaian, hanya ada suara katak yang sedang pentas seni beradu suara merdu dengan Jangkrik. Burung hantu memamerkan suaranya yang unik, matanya bulat lebar menyala disertai dengan kepalanya yang bisa berputar.

Krik..,krik.

Selesai makan malam Ibu dan ayah berkemas di bantu keluarga lainnya. Namun, di cerita ini Caca masih belum sadar dari pingsan karena efek obat bius. Seharian ia terkulai lemah di kasur tanpa makan tanpa minum, ya iyalah kan sedang pingsan wahai markonah.

"Tante ini mainan Caca taruh dimana?" Tanya Juna pada ibu.

"Kamu taruh saja disana nanti tante kemas, sekarang kalian tidur dulu sudah larut malam," jawab ibu. Ibu juga menyuruh agar Rafa dan Juna segera tidur.

Rafa merebahkan tubuhnya disebelah kanan Caca sedangkan Juna disebelah kiri. Juna mengelus pipi Caca, saat tidur Caca terlihat tenang.

"Mas Juna Caca tidurnya lama banget," Rafa bertanya pada kakaknya.

"Biarin aja dia, besok bakal bangun," jawab sang kakak.

"Kita tidur aja dulu," sambungnya. Rafa mematikan lampu yang memang letak saklar ada di sampingnya. Ruangan itu kini menjadi gelap mereka pun tertidur sampai pagi.

...

Tengah malam yang sunyi dari keramaian, seorang anak perempuan kecil terbangun dari tidur lamanya. Hangat tubuhnya ternyata kedua kakak memeluknya seolah-olah menjaganya dari marabahaya. Caca menoleh ke kanan melihat wajah kalem Rafa yang terlelap. Kemudian Caca menoleh ke kiri terlihat olehnya Juna terlelap dengan salah satu ibu jari tangannya ia masukkan ke dalam mulutnya lucu sekali.

Pelukan kedua kakaknya sangat hangat, Caca berpikir tak akan bangun saja. Dan benar dia terlelap lagi dalam tidurnya.

.....

Pagi hari adalah waktu yang penuh harapan dan potensi, saat hari baru dimulai dan segala sesuatu masih mungkin. Udara masih segar dan segar, dengan suhu yang lebih dingin dari hari sebelumnya. Matahari baru saja terbit, melemparkan cahayanya yang hangat dan keemasan di seluruh langit. Burung-burung berkicau dan terbang di langit, dan angin lembut bertiup melalui pohon-pohon. Dunia terasa tenang dan damai, dengan hanya suara-suaranya yang terdengar. Ini adalah waktu yang sempurna untuk berjalan-jalan di alam, menikmati keindahan alam dan menikmati ketenangan pagi hari.

Caca terbangun tepat pukul enam pagi, kedua kakaknya masih terlelap. Caca pun menggoyang tubuh keduanya, keduanya pun menggeliat dan terbangun. Saat mereka membuka mata betapa bahagianya adik kesayangannya telah terbangun dari tidur panjangnya. Lantas dua kakak beradik itu saling berpelukan bahagia.

"Kamu udah bangun Ca? Kamu nggak papa kan? Luka yang kemarin masih sakit?" Juna melontarkan banyak sekali pertanyaan saking khawatirnya. Ia sampai tak melepaskan pelukan itu.

"Udah, banyak sekali pertanyaannya. Mas Juna kenapa?" Belum selesai pertanyaan Juna di jawab, Caca sudah bertanya lagi. Juna melepaskan pelukannya, kedua tangannya kini menyentuh pipi Caca dengan lembut.

"Mas Juna khawatir sama kamu, walaupun kita hanya sepupu tapi mas anggap kamu adik kandung. Mas nggak tega liat kamu kesakitan," kata Juna yang disertai dengan hati yang tulus. Caca menautkan kedua alisnya, dirinya merasa aneh kenapa Juna si jahil berubah?.

"Mas sayang banget sama Caca," sambung Juna.

"Mas Rafa juga sayang sama Caca," setelah lama terdiam melihat perubahan sang kakak akhirnya Rafa ikut mengutarakan perasaannya.

LUFY DAN CACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang