5. PESAWAT KERTAS

37 10 5
                                    

JANGAN RAGU TAQDIR DARI ALLAH, ITU       
            LEBIH INDAH MESKI PERLU BANYAK AIR          
  MATA UNTUK MELEWATI JALANNYA.

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.





Pagi hari yang cerah, burung bersenandung menyambut pagi yang indah ini. Angin menyapa orang orang yang berlalu lalang. Suasana hari ini sangat menyenangkan. Tapi, tidak berlaku untuk seorang anak perempuan memakai pakaian serba putih dari ujung kepala sampai ujung kaki, wajahnya murung, bibirnya kering dan pucat, matanya sembab sebab menahan air mata.

Dia adalah Caca, hari ini keluarganya akan berziarah ke makam Zayan. Jantung Caca berpacu cepat sekali saat memasuki area pemakaman, matanya perih menahan air matanya agar tak keluar.

Sampailah mereka di depan gundukan tanah dengan taburan bunga yang telah mengering, gundukan tanah basah terkena guyuran hujan kemarin malam. Ya, itulah makam Zayan.

Caca bersimpuh di depan makam Zayan, air matanya sudah tak bisa ia tahan.

" Aku tak percaya kita bersahabat terlalu singkat, maafin Caca," ucap Caca lirih sembari membelai nisan. Ibu merangkul tubuh mungil putrinya.

" kita do'akan Zayan agar dia tenang. Jangan ragu
Taqdir dari Allah. Itu lebih indah meski perlu banyak air mata untuk melewati jalan nya," ucapan ibu memang benar.

"Huft.. Ya allah ampunilah dosa dosa Zayan, terangilah kuburnya agar tak gelap gulita," Caca pun melanjutkan membaca surah yasin di bantu kedua orang tuanya.

............

𝙎𝙖𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙪 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙠𝙞𝙢𝙪 𝙩𝙪𝙠 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣𝙠𝙪, 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖. 𝙃𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙗𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜𝙢𝙪 𝙥𝙪𝙣 𝙩𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙪 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 lagi kini kau pergi jauh untuk selamanya. Caca teringat lagu itu, mungkin itu lagu yang cocok untuk dirinya untuk saat ini.

Caca menabur makam Zayan dengan bunga mawar segar yang baru dipetik dari pekarangan rumahnya.
Dibelainya sekali lagi makam itu sebelum pergi meninggalkan area pemakaman.

.....

" Kita ke mitra yuk beli barang barang sebelum hari keberangkatan," ayah mengawali pembicaraan setelah lama sunyi.

" iya yah, Ibu juga ingin membeli kebutuhan kita " ucap Ibu dengan penuh semangat. Berbeda dengan Caca sedari tadi termenung duduk di jok belakang memperhatikan ayah ibunya.

" Caca pulang saja yah, Caca ngantuk," Pintanya.

" kamu beneran nggak mau ikut?" tanya ayah, Caca tak se antusias biasanya. Mungkin dia masih bersedih.

" iya," jawabnya pelan. Ayah memberhentikan mobilnya di depan rumah. Caca segara keluar dan menutup pintu mobil. Ayah memperhatikan dari dalam jendela mobil.

" kasihan Caca ya bu," ia menatap istrinya, ibu menganggukkan kepala. Ayah kembali melajukan mobilnya menuju tempat yang dituju.

....
Caca merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Ia menutup mukanya dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya.

" Andaikan waktu bisa diulang."

"Hayo ngapain," teriak Rafa sambil menyentuh bahu Caca. Caca terjumbul saking kagetnya.

LUFY DAN CACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang