Pahlawan Kecil

6.3K 407 1
                                    

Udah hampir 2 minggu aku belajar masak dengan Chef Tommy. Menyenangkan bersama Chef ganteng itu, walaupun aku harus menahan malu Karena dikatain macam~macam. Bukan hanya perkataan yang buat sakit hati, tapi sikapnya. 

Pernah suatu hari ada masakan ku yang ga bisa dimakan karena overcook atau rasanya ga bisa ditoleransi, dan hendak dibuang oleh Chef Tommy.

Dan dengan polosnya aku berkata "Chef, jangan dibuang makanannya. Kan sayang, ini masih bisa di olah lagi ko" kataku sambil mengambil kembali makanan yang ditangannya hendak dibuang.

"Sapa yang mau makan? Makanan mu kaya gitu? Sapa yang mau olah lagi? Kamu aja ngga bisa masak dengan benar, mau ngolah lagi" katanya ketus

"Kan Chef pintar masak jadi pasti bisa ngolah lagi makanan ngga enak jadi enak" kataku santai dan memasang wajah memelas.

"Kamu nyuruh saya?" Tanyanya kesal

"Hmmm, ngga deh. Kalau ngga mau juga ngga apa~apa. Saya aja yang olah lagi" kataku.

Dia menatapku aneh, hendak memukul kepalaku dengan centongan.

"Chefffff Tommy" teriak seorang anak kecil, aku menoleh ternyata Rama berlari ke kami. "Chef, mau nyakitin kakak Rama. Lawan dulu Rama" katanya menantang.

Aku dan chef Tommy kaget melihat tingkah Rama.

"Rama ngga boleh bicara seperti itu, Chef Tommy ngga nyakitin kakak ko"

"Tapi Rama liat sendiri chef Tommy mau mukul kakak" Rama masih menatap chef Tommy dengan tajam. Aku yang merasa ngga enak dengan chef Tommy.

"Sayang, ngga bener itu. Terkadang apa yang kamu lihat dan dengar itu bukan kenyataannya" kataku lalu duduk menjongkok menyetarakan tinggiku dengan Rama "sekarang kamu minta maaf dengan chef Tommy ya"

"Maaf ya, Chef." Katanya menggemaskan sambil mengulurkan tangannya.

"Iya, Rama. Chef ngga akan nyakitin kakakmu ko" katanya membalas jabatan tangan itu.

Aku pamitan dengan chef membawa Rama keluar sebentar.

"Kenapa kamu kesini? Kamu ngga sekolah? Sama siapa kesini?" Tanyaku beruntun

"Sama Pak Misa, ka. Rama udah pulang, ka. Guru~guru rapat jadi Rama pulang cepat. Rama kesini mau tanya, kakak kan bentar lagi ulang tahun. Kakak mau hadiah apa dari Rama?"

"Hmmm apa yaaa? Kakak ngga perlu apa~apa dari Rama. Rama itu udah jadi hadiah buat kakak"

"Bener ka?" 

"Serius sayang" kataku mengusap kepalanya.

"Ok! Rama pulang dulu yaaa, Ka"

"Iya hati~hati" pesanku

Aku masuk kembali ke dapur. Sudah ada Chef Tommy menungguku.

"Rama sekolah dimana?"

"Kenapa?"

"Yaa ngga apa~apa. Kalau ngga mau kasih tau juga ngga apa~apa" katanya serius lalu melanjutkan kerjaanya.

"Sekolahnya di dekat taman ujung jalan. Ngga jauh dari Sini" kataku, aku jadi merasa percuma memberi tahunya. Dia terkesan cuek dengan jawabanku, tersenyum atau melihat pun tidak. Kalau ini orang bukan idolaku, udah ku jadikan perkedel. Kesel banget dengan sikapnya yang sok~sok an.

"Hari ini cukup disini" ujar chef Tommy

"Iya chef"

Chef Tommy meninggalkanku, aku masih menatapnya hingga tak terlihat lagi olehku. 

"Chef Naima, sibuk ngga?" Tanyaku pada chef wanita satu~satunya di dapur itu.

"Ngga juga. Kenapa Ran?"

"Chef, bisa ngga olah lagi makanan yang ku buat. Katanya chef Tommy ngga enak dan mau dibuang" chef Naima menatapku iba, dia segera mengambil makananku, dirasai.

"Hmmm, iya ada yang kurang. Tapi tenang aja, aku bisa bantu ko" chef Naima langsung mengolahnya

"Makasih ya chef Naima" kataku senang sambil merangkulnya.

"Mau kamu makan?"

"Yaaa pokoknya aku bawa aja Chef. Ntar aku makan atau dikasih orang, yang penting dienakin dulu. Chef ajarin dong yang kurang ditambahin apa aja?"

Chef Naima mengajari penuh perhatian dan memberiku banyak masukan.

"2minggu lagi kamu selesai kan ya belajar disini?"

"Iya Chef"

"Kamu harus bener~bener belajar, Raina. Sedikit sekali orang yang diajarin Chef Tommy, kaya kamu gini. Ambil semua ilmunya, jangan pernah masukin ke hati kamu, apapun yang dia katakan. Yang penting kamu harus buktikan kamu bisa"

"Iya Chef"

"Ini masakanmu udah selesai. Coba deh rasain" kata chef Naima memberiku sendok.

Aku mencicipinya "enak banget Chef, makasih ya"

"Iyaaa sama~sama"

"Yaudah chef, aku balik dulu mau ke kantor"

"Oke, hati~hati ya"

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, aku bergegas balik ke kantor.

"Rania" panggil seorang wanita

"Ehhh, bu Manager. Ada apa?"

"Oh iya, kamu belajar disini tinggal 2minggu lagi kan?"

"Iya, bu"

"Tadi Chef Tommy pesan mulai besok, kamu kesininya dari jam 4 sore sampai malam aja ya?"

"Loh ko gitu bu?"

"Chef Tommya dari pagi sampai siang ada syuting. Jadi ngga bisa pagi"

"Ohhh yaudah kalau gitu, Bu. Saya pamit dulu" kataku lalu pergi, aku kesal bagaimana bisa dia mengubah jadwal seenaknya.

Oia, Ibu Manager ini namanya Bella, usianya 3tahun lebih tua dariku. Gadis yang energik, baik hati, dan dia juga dulunya seorang chef, karena kebaikan pemiliknya (chef Tommy) dia diangkat jadi manager disitu. Itulah yang aku dengar dari cerita para chef junior.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku berjalan kaki mencari pangkalan ojek. "Mana ya, Ibu~ibu yang sering duduk disini" kataku mencari seorang ibu tuna netra yang biasa menyanyi dangdut di dekat taman, menunggu belas kasih orang banyak yang lewat dan mendengarkan suaranya yang merdu.

"Cari saya, neng?" 

"Ya Tuhan, ibu ngagetin deh"

"Neng Raina ya?"

"Rania, bu. Ko ibu bisa tau sih nama saya? Dan tau saya nyariin"

"Neng lupa ya, kan 2minggu lalu kita kenalan. Tadi ibu denger neng bicara sendiri"

"Wah ibu udah hapal ya sama suara saya yang merdu ini, ngga kalah merdu sama suara ibu kalau lagi nyanyi".

"Masya Allah, kita pemilik suara merdu gini enaknya buat group paduan suara kali ya, neng" katanya tertawa kecil.

"Bisa aja mah si ibu. Oia, ini bu, saya mau kasih makanan. Ini masakan saya sendiri, tapi ditambahin sedikit rasanya sama chef di restaurant Jingsung"

Kataku lalu aku taruh makanannya di tas keranjang yang sering dia bawa.

"Iyaaa, makasih ya neng. Mudahan lancar rezeki dan cepat dapat jodoh" katanya mendoakanku.

"Aamiin, tahu aja kalau saya jomblo. Saya pulang dulu ya bu, ibu hati-hati pulangnya jangan larut malam ntar atit" pamitku dan dibalas tawa kecil. Aku segera mencari ojek dan menuju kantorku.

YES, CHEF!!!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang