Selamat Ulang Tahun, Rania

6K 372 2
                                    

Sudah 3 hari aku berada di Restaurant dari sore sampai malam, sebenarnya aku benci banget jam malamku diganggu. Karena aku lebih suka menghabiskan jam malamku dengan tidur ataupun menonton. Maklum, aku kan jomblo tiap malam terasa sama bagiku walaupun malam minggu. Sesekali aku diajak Siska atau Reno ke club malam, tapi selalu aku tolak. Dan akhirnya mereka ngga mau lagi ngajak aku pergi. 

Hari ini aku seharian melongo di kantor, semua costumer ataupun restaurant udah aku handle. Seharusnya aku hari ini pulang cepat, dan diberi quality time untuk merayakan ulang tahunku, yang membuat aku merasa bener~bener seorang jomblo sejati. Dari tahun ke tahun tak ada pujaan hati yang mengucapkan "happy birthday, Rania sayang" coba aja chef Tommy yang ucapin.

"Happy birthday, Raniaaaaa" ucap Siska dan Reno barengan sambil memberiku kue dan membuyarkan lamunanku.

"Wahhh, makasih yaaaa" kataku senang, yaaa paling dua insan ini yang ngga pernah telat ucapin happy birthday. Ngga apa~apalah setidaknya aku merasa masih ada orang yang peduli padaku.

Aku meniup lilin, setelah make a wish.

"Hari ini traktiran dong" bujuk Siska

"Wah, kapan~kapan aja ya. Tau sendiri kan, gue musti ke Restaurant"

"Ngga bisa libur ya, Ran?" Tanya Reno

"Ngga bisa, Reno.. besok siang deh ya, gue traktir makan siang"

"Okelah" jawab mereka bersamaan.

Drttt drtttt, hp ku bergetar. Ada SMS dari Rama "Selamat ulang tahun kakak Rania yang paling cantik, hari ini pulang cepat yaaa, Rama udah siapin surprise kue ulang tahun buat kakak di apartement kakak ni. I love you"

Aku geli membaca SMS Rama, katanya surprise tapi memberi tahuku.

"Siapa, Ran? Pacar lo yaaa" tanya Siska kepo.

"Kepo dehhhh! Ini Rama keless. Dah yaaa, gue pergi dulu ke restaurant"

"Okey, selamat tersiksa lahir dan batin di hari ulang tahun lo yaa" seru Siska bahagia.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku sudah bersiap di dapur, tinggal menunggu chef Tommy.

"Hari ini, kamu belajar sama saya ya" kata Manager Bella

"Loh?? Chef Tommy mana Chef?"

"Katanya ada urusan tadi, Rania"

"Ohh" aku sedikit kecewa karena jujur saja, chef Tommy lah yang membuat aku bersemangat walau dia sering ngatain aku macam~macam.

"Kecewa ya?" Tanya manager Bella yang memperhatikan ekspresiku. Aku hanya tersenyum.

"Kamu menyukai Chef Tommy?" Tanyanya membuatku terkejut "jujur aja" 

"Sebenarnya iya sih, Bu. Saya menyukainya udah lama bahkan sebelum bertemu dengan chef Tommy"

"Ko bisa?"

"Sejak pertama kali liat dia di TV. Saya udah jatuh cinta, Bu. Mungkin kedengaran aneh, tapi itulah kenyataannya"

"Ohh" katanya simple.

Kamipun mulai memasak dan aku belajar banyak dengan Manager Bella. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam "Rama pasti udah nungguin" kataku dalam hati. Aku segera pulang setelah belajar masak dengan Manager Bella.

"Happy birthday kakak cantik" seru Rama mengagetkanku setelah aku membuka pintu. "Sini ka, mata kakak ditutup dulu"

"Untuk apa Rama?"

"Rama punya kejutan lain" katanya, akupun menurutin kemauannya. Dengan mata tertutup, aku mengikuti Rama, tanganku di gandeng olehnya. Setelah sampai Rama membuka penutup mataku "mata Kakak, jangan dibuka setelah hitungan ketiga yaa!.. 1 2 3. Taraaaaa" aku shock melihat sosok di depanku

"Chef Tommyyy" kataku bergetar "Ko ada disini???? Rama ko Chef Tommy disini?" Aku masih ngga percaya apa yang aku lihat didepan mataku. 

"Udah, nanti aja dijelasinnya. Sekarang tiup lilin, potong kue lalu makan malam. Kasihan Rama udah mengantuk" ujar chef Tommy. Dia mengambil tanganku dan menyuruhku duduk. 

"Kakak senang?" Tanya Rama.

Aku mengangguk senang "makasih ya sayang" 

Setelah makan malam, aku menidurkan Rama yang sudah mengantuk lalu meninggalkannya.

"Rama udah tidur?" Tanya Chef Tommy

"Udah, Chef" Kami berdua duduk diruang TV, sejenak kami terdiam. 

"Apa aku terlalu menawan sehingga kamu menyimpan banyak fotoku?"

"Hah?? Jangan kepedean deh Chef" kataku ngeles

"Tadi Rama melihatkan padaku album foto yang berwarna peach" katanya santai membuatku tak bisa berkata apa~apa. 

"Chef ko bisa disini?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan

"Beberapa hari lalu, aku bertemu dengan Rama di depan taman dekat sekolahnya. Aku meminta maaf sama Rama karena akan memukul kakaknya pas didepannya"

Seharusnya chef minta maaf sama korban, kataku lirih "terus terus?"

"Iya.... Rama, adikmu yang cerdas dan baik hati. Dia memaafkanku dengan syarat, menjadi chef di hari ulang tahun kakaknya. Dia bilang kakaknya ini sangat menyukaiku" kata Chef Tommy menatapku

"Terima kasih Chef" aku bener~bener malu, akhirnya chef Tommy tau aku sangat menyukainya.

"Maafin aku, Rania. Hari itu aku membuatmu kesal dan ngga mau mengolah lagi makananmu. Hingga kamu meminta chef Naima membantumu"

"Heh tau darimana chef Naima yang membantu?"

"Tommy.. panggil saya Tommy jika berada di luar kantor atau restaurant" katanya tanpa menjawab pertanyaanku. Tapi, aku tersenyum saat mendengar permintaannya. "Udah malam lebih baik aku pulang" pamit Chef Tommy. 

Aku bahagia sekali malam ini, ada chef Tommy yang menemani aku dan Rama, merayakan ulang tahun kecil~kecilan di apartementku. Rama adikku memang bener~bener pahlawan kecilku yang lucu dan menggemaskan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Flashback 

Sesaat setelah tolakan Tommy atas permintaan Rania untuk mengolah makanannya kembali, Tommy balik ke ruang kantornya namun hati dan tangannya tertahan untuk membuka pintu kantor. Dia kembali ke kitchen dan ingin membantu Rania. Tapi niatnya terhenti saat melihat Naima mengolah makanannya dan Tommy tersenyum melihat antusias Rania belajar untuk menjadi lebih baik.



YES, CHEF!!!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang