Makan Malam

5.8K 358 3
                                    

Aku terbangun dipagi harinya, hp ku berdering "Ayah" nama tampilan pada panggilan masuk.

"Hallo" sapaku

"Jam berapa kamu antar ademu pulang?" Tanya Ayah

"Ntar lah, Yah. Rania baru bangun, Rama juga belum bangun" kataku menengok adikku yang masih terlelap.

"Yaudah, malam ini kita makan malam di luar. Kamu jangan ada janji lain"

"Hmmmm" jawabku lalu Ayah memutuskan teleponnya.

Aku kembali tertidur dan memeluk adikku yang masih pulas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ayaaaahhhh" seru Rama sambil berlari dan memeluk Ayah setiba kami dirumah Ayah tepat jam 19.00

"Lama banget kamu antar ademu"

"Yaelah, Yah. Rama juga ngga sering~sering nginap di apartement Rania ko. Udah ditanyain aja"kataku agak kesal

"Maklum ya, Rania. Ayahmu inikan ngga bisa jauh dari ademu ini" kata mama tiriku membela Ayah.

"Yaudah, sekarang kita pergi" ajak Ayahku

"Kemana?"

"Loh??? Kan Ayah udah bilang malam ini kita makan malam"

"Rania ngga ikut?"

"Ko ngga ikut? Kita kan makan malam gini karena ulang tahun mu" kata Mama tiriku

Aku terdiam dan mengikuti kemana mereka akan membawaku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ayah, inikan Restaurant Jingsung?" Tanya Rama begitu sampai restaurant.

"Iya, Rama" kata Ayahku

Seorang pelayan wanita, menuntun kami kesebuah meja makan yang ternyata udah dipesan Ayahku.
Beberapa menu dihidangkan begitu kami duduk di kursi itu.

"Semoga senang dengan menu yang saya buat, Om" kata seorang lelaki yang ternyata Chef Tommy. Aku hanya melongo melihat kehadirannya, yang mendatangi meja kami

"Chef Tommyyy" seru Rama, dia bahagia melihat chef Tommy

"Rama udah kenal sama Chef Tommy?" Tanya Mama

"Udah, Ma. Tadi mal....."belum selesai Rama bicara, aku udah menutup mulutnya.

"Udah, Ma. Kita pernah kesini dan Rama kenalan dengan chef Tommy. Chef Tommy juga chef yang di rekomendasikan ke Rania untuk belajar masak disini" jelasku

"Ohhh, bagus kalau gitu. Ayooo Chef Tommy kita makan malam bersama. Berarti Ayah ngga perlu kenalkan Rania lagi ke chef Tommy" kata Ayahku

"Udah lama kalian kenal dan bertemu?" Tanya Mama

"Baru sebulan, Ma" kataku sambil makan

"Yaaa, ini Rania anak sulung Om, Tommy. Rania ini dulu test PNS ngga lulus, om harap dia mau bantu handle Restaurant bersama mama nya. Ternyata dia malah milih bekerja sebagai marketing. Seharusnya dia sebagai anak sulung mau membantu kami untuk meneruskan bisnis kami. Tapi Rania begitu keras kepala. Bukan begitu, Tommy?" Jelas ayahku panjang lebar.
Aku menggenggam garpu dengan kuat, kalau sampai Chef Tommy mengiyakan siap~siap akan aku tusuk dirinya dengan garpu. Chef Tommy hanya tersenyum, mungkin dia tahu apa yang akan aku lakukan kalau sampai dia mengomentari diriku.

Kami sudah bersiap akan pulang setelah menu makanan habis.

"Ayah antar kamu pulang ya" kata Ayahku saat di parkiran

"Ngga usah, Yah. Rania mau naik bus atau taksi aja"

"Ini udah malam Rania, ngga baik anak gadis sendirian pulang malam" kata Mamaku memperingatkan

"Rania udah biasa ko"

"Yaudah kalau gitu, ngga usah dipaksa dia, Ma" kata Ayahku.

"Kakak, Rama pulang dulu yaaa. Kakak hati~hati yaaa" kata Rama

"Iya sayang"

Mereka pun pergi meninggalkan aku dan chef Tommy

"Aku akan antar kamu pulang" ajak Chef Tommy

"Ngga usah, saya bisa sendiri ko" kataku hendak pergi, tapi dia menarik lenganku lalu menyuruhku masuk ke mobilnya. Aku pun mengikuti kemauannya.

"Untung garpunya ngga patah kamu genggam kuat ya" kata chef Tommy, aku hanya tersenyum. "Aku takut garpunya melayang ke wajahku jika aku mengiyakan pertanyaan Ayahmu tadi. Bahwa anak sulungnya yang sangat menyukaiku ini keras kepala"

"Cheff Tommyyyy!... udah deh" kataku kesal

"Panggil Tommy saat kita berada diluar kantor atau restaurant"

"Okeyyy, terserah"

"Kenapa Tante Melly ngga mirip sama kamu yaaa?"

"Yaaa itu karena dia mama tiriku" kataku kesal, Tommy menatapku. Aku ngga tau mau berkata apa, cuma Tommy yang aku beri tahu bahwa aku punya mama tiri.

"Mau ngopi dulu ngga?" Tanya Tommy mencairkan suasana.

"Hmmm...."

Kami pun berhenti di sebuah cafe, cafenya sederhana tapi mempunyai dekor yang modern dan minimalis.

"Dekorasinya bagus" kataku begitu pesanan kami datang

"Iyaa, ini cafe favorite ku. Aku sering kesini"

"Hmmm...."

"Maaf Rania. Aku ngga bermaksud membuatmu kesal tadi"

"Ngga apa~apa Tommy" kataku sambil memainkan sendok di cangkir coffe. "Bella.." panggilku saat melihat sosok gadis.

"Haii, Rania" katanya lalu mengampiri kami. "Kalian pergi berdua?"

"Iya. Kamu sama siapa?"

"Ada janji sama teman~teman SMA ku dulu" jawabnya, dia menatap kami secara bergantian. Mungkin curiga kenapa bisa kami di cafe berduaan.

"Ngga gabung?" Tanyaku lagi.

"Ngga, aku duluan kesana dulu ya. Permisi Chef Tommy" katanya pamitan.

"Tommy, aku mau pulang" kataku

"Ohh iya"

Tommy mengantarkan aku pulang, sampai ke apartementku. Selama perjalanan kami hanya diam~diaman.

YES, CHEF!!!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang